Selamat Membaca kisah Sasha dan Raka dengan senang hati :)
"Terkadang kita juga harus bersikap bodo amat"
☺☺☺
Sasha membereskan buku dan peralatan tulisnya kedalam tas dengan cepat. Mata dan mulutnya tak henti-henti melihat kearah Raka yang sudah berjalan mendekati pintu keluar kelas.
"Rakaa!! Bentaran, tungguin gue" Teriak Sasha keras.
Suara Sasha yang sangat keras dan melengking langsung mengisi setiap sudut kelas. Raka segera menutup matanya sebentar lagi Sasha pasti akan teriak-teriak lagi. Tunggu saja.
"Rakaaa!!! Tunggu" Teriak Sasha kembali.
Benar saja, Sasha pasti akan teriak kembali. Manusia yang cerewet dan bawel seperti Sasha ini sangat mudah ditebak.
Raka menghentikan langkahnya saat sudah berada diambang pintu. Lantas dia menengok kan kepalanya ke belakang menatap Sasha.
"Buruan ah, lama" kata Raka tak peduli.
"Iya-iya bentaran" kata Sasha.
Setelah selesai membereskan peralatan tulisnya, Sasha segera berlari menuju tempat dimana Raka berdiri.
"Lama banget sih" ujar Raka setelah Sasha berdiri disampingnya.
"Lama botak lo, barang-barang gue kan banyak terus gue simpennin lah. Lah lo? Sekolah bawanya cuma buku aja, terus bolpoin nya pinjem gue. Bilangnya sih pinjem, tapi gak pernah dibalikin" omel Sasha sambil menunjuk - nunjuk barang Raka yang masih tercecer di mejanya.
"Diem, berisik" ujar Raka menjepit mulut cerewet Sasha "bawel banget sih" cibir Raka.
Ditatap Raka sedekat ini kenapa jantung Sasha berdetak kencang sekali.
"Apaan sih lo" Teriak Sasha menyingkirkan tangan Raka yang masih menjepit mulutnya.
Setelah itu Sasha mengalihkan pandangannya dan berjalan dengan cepat mendahului Raka. Tapi karena langkah Raka yang lebar, hal itu tentu saja membuat Raka tidak susah untuk menyejajari Sasha.
"Ditungguin tau-taunya malah ninggalin, gak tau diri banget sih" cibir Raka disela-sela perjalanan mereka menuju kantin.
Sasha tidak memberikan jawaban apapun kepada Raka, mulutnya menutup rapat dan matanya menatap lurus kedepan sama sekali tidak menghiraukan kata-kata dari Raka.
"Yaelah, diajak ngomong malah diem aja. Sekarang bisu?" Ujar Raka dengan menyebalkannya.
Sasha memutar bola matanya mendengar suara dari Raka, mulutnya masih tetap menutup.
"Lo mau pesen apa?" Tanya Raka setelah keduanya duduk dikantin.
"Gue ngikut lo deh" Ujar Sasha sambil menatap sembarang arah.
"Beneran nih? Ntar lo gak suka lagi" kata Raka.
Raka sudah berdiri dari tempat duduknya.
"Ya lo pesenin nya yang enak-enak dong, kalau gak enak gue gak mau makan. Gitu aja dipertanyakan" ketus Sasha menyebalkan.
Sasha sebenarnya masih deg-degan karena kejadian tadi. Entah kenapa akhir-akhir ini Sasha suka deg-degan saat Raka melakukan hal yang biasa dia lakukan kepada Sasha. Padahal sebelumnya Sasha tidak pernah merasa aneh saat bersama Raka. Malahan terkesan bodo amat.
"Lo mah sukanya enak-enak" kata Raka sambil tertawa lirih.
"Ya iyalah gue suka nya yang enak-enak, kalau gak enak gue gak suka. Emangnya lo doyan makan tai?" Kata Sasha menatap wajah Raka dengan menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu ✔
Teen FictionSemoga suka ya, aku mau hapus tapi sayang. Soalnya ini cerita pertama aku. Tapi kapan-kapan bakalan aku revisi. Terimakasih:)