Selamat Membaca kisah Sasha dan Raka dengan senang hati :)
Sekarang adalah saatnya jam pelajaran Matematika yang diajarkan oleh bu Retno, entahlah sepertinya bu Retno memang merangkap menjadi bermacam-macam guru, Sasha seringkali menjumpai bu Retno di ruang bk tak jarang juga Sasha menjumpai bu Retno itu di pelajaran lain.
Bukannya menyimak pelajaran yang diterangkan oleh bu Retno, Sasha malah tersenyum - senyum sendiri sambil matanya terus menatap ke arah laci. Tangan Sasha tak henti-hentinya mengetikkan sesuatu lewat benda berbentuk persegi panjang dan pipih itu.
Sampai dia tidak sadar ada sepasang mata yang mengamati gerak gerik nya sejak tadi. Awas aja kalau ketahuan mainan ponsel pada waktu pelajaran.
"Sasha, lagi apa kamu?" Tanya orang tersebut dari samping kanan mejanya Sasha dengan suara yang seram.
"Apaan sih, kepo banget" kata Sasha dengan PD nya, matanya masih tetap mengarah ke laci. Tangannya seperti hendak merajuk.
Sasha membulatkan matanya, dia memikirkan sejenak suara yang tidak asing dia dengar, begitu seringnya Sasha mendengar suara itu, dalam hal apapun.
Sasha mengangkat kan kepalanya lalu membelokkan kepalanya ke arah samping, dia terkejut melihat bu Retno yang tiba-tiba ada di disampingnya.
Sasha tersenyum ke arah nya bu Retno "Eh ibu" ucap Sasha masih tetap tersenyum.
"Kamu lagi ngapain" ulang bu Retno dia melipat tangannya di depan perutnya.
"Ga ngapa-ngapain kok bu" ucap Sasha sedikit meringis.
"Itu tangan mu, dari tadi ibu lihat kamu terus-terusan melihat ke laci, senyam-senyum sendiri lagi" kata bu Retno mengangkat dagu nya menunjuk ke arah laci Sasha, tangan Sasha masih tetap ada di sana.
"Gak ada apa-apa kok bu" ucap Sasha tersenyum dua langsung melepaskan tangannya dari laci tersebut.
"Sini handphone mu" pinta bu Retno memajukan tangan kanannya sambil sedikit digerakkan kepada Sasha. Tanda untuk segera mengambil dan menyita handphone nya Sasha.
Mampus Sasha, dia ketahuan memainkan handphone waktu jam pelajaran sebentar lagi dia tidak akan memainkan handphone lagi selang waktu satu bulan.
"Enggak bu, Sha cuma lagi searching materi tentang bab vektor" kata Sasha sambil menunjukkan muka memelas kepada bu Retno.
Mengharap melas dari bu Retno supaya ponselnya tidak di ambil. Tapi itu semua tidak akan pernah terjadi, bu Retno tipikal manusia yang disiplin dan sangat tegas. Kalau salah ya salah aja, ga ada pembelaan gak ada melas-melasan. Boleh mengajukan pembelaan, tapi alasannya harus masuk akal. Kasus seperti Sasha ini? Sudah jelas sekali Sasha yang salah, dia memainkan handphone pada saat jam pelajaran.
"Bohong tuh bu, alasan aja. Udah sita aja handphone nya" ujar Raka dengan menyebalkannya yang ada disamping Sasha.
"Raka diam, saya gak nyuruh kamu bicara. Mau saya sita mulut kamu" Ujar bu Retno yang langsung disaut in ketawa oleh seluruh penghuni kelas.
"Udah cukup" pinta bu Retno untuk supaya suasana di kelas kembali normal lagi.
"Sasha, perasaan, saya gak ada nyuruh kamu untuk searching materi deh, kesini handphone mu" pinta bu Retno memajukan tangan kanannya kembali.
"Tapi kan bu" elak Sasha.
"Gak ada alasan lagi, cepet bawa kesini handphone mu" pinta bu Retno geram, karena sejak tadi Sasha diminta untuk menyerahkan hp nya Sasha susah banget kebanyakan ba-bi-bu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rindu ✔
Teen FictionSemoga suka ya, aku mau hapus tapi sayang. Soalnya ini cerita pertama aku. Tapi kapan-kapan bakalan aku revisi. Terimakasih:)