Setelah kepergian Aqmar ke Surabaya semua teman Alde masih terpuruk. Dalam keadaan ini Alde mencoba menghibur semua teman nya dengan lelucon nya itu namun tetap saja gagal. Bagaimana tidak Aqmar adalah teman kecil mereka hingga kini dan tidak ada angin tidak ada hujan ia pergi pastinya itu membawa luka pada akhirnya. Terutama untuk Hilda mungkin Aqmar juga merasakan hal yang sama tapi Aqmar juga sudah memilih keputusan
"temen² udahlah jangan pikirin Aqmar terus" ucap Hilda
"emang kamu nggak ngerasa kehilangan"ucap Akbar
"iya hil emang kamu pikir mudah melepas seorang sahabat"ucap Abay
"bagi kamu mungkin sebuah kebahagiaan karna dengan cara ini kamu bisa move on kan"ucap Tiara
"udalah hil jawab jangan diem aja"ucap Devita
"udah lah udah"ucap Sekar
"iya aku tau mungkin inj salah aku"ucap Hilda
"untung kamu mengakui"ucap Devita
"dev mungkin kalian kira aku bahagia tapi nyatanya nggak aku sedih tapi aku mencoba tegar bukan malah menunjukkan kesedihan kita"ucap Hilda lalu pergi
"tuh kan Hilda marah, seharusnya kalian sadar kita sama² kehilangan bukan malah saling menyalahkan"ucap Alde tegasHilda pun sedih & kecewa mendengar ucapan sahabatnya. Hilda pun berlari keluar kelas & menuju ke toilet dengan wajah sebamnya akibat air mata Hilda terus menetes. Aulia yang melihat hal itu langsung menghampiri Hilda
"hil"ucap Aulia yang memegang pundak Hilda dari belakang
Hilda pun menoleh
"Lia"Hilda pun menangis di pelukan Aulia
"kamu kenapa Hil"
"Mungkin ini salah ku lia. Semua orang menyalahkan aku"
"apa karna Aqmar"
"iya"
"Hil, daun kering itu rapuh tapi dia mampu tumbuh lagi dengan daun yang baru yang lebih hijau. Jadi kamu harus seperti daun walau rapuh ia tetap bangkit dengan semangat baru"
"apa kamu tau caranya? Kasih tau aku caranya untuk bangkit"
"yang tau hanya diri kamu sendiri"
Hilda diam
"Hil nangis itu nggak bakal nyelesain masalah. Yakin & jadilah Hilda dengan semangat baru"
"makasih lia"Di tempat lain Akbar & Devita sedang terpuruk. Mereka memang duduk di bangku yang sama namun mereka hanya diam seribu bahasa satu sama lain.
"dev.... Emang berat bagi kita melepas Aqmar"
"iya bar"
"seharusnya kita bisa lebih dewasa lagi dev, Hilda benar,nggak seharusnya kita nyalahin dia"
"iya bar aku terlalu kasar sama Hilda"
"dalam kondisi kayak gini itu wajar dev yang penting nanti kita minta maaf ya"
"iya bar pasti"
"oh ya pacar aku senyuk dong"
"lagi badmood bar"
"tapi kata orang kalo kita jarang senyum gampang terserang penyakit. Terus kemarin tetangga ku meninggal"
"meninggal karna jarang senyum?"
"ya engga emang udah waktunya aja meninggal"
"ih kamu ya"
"gini dong senyum"
"makasih ya bar kamu selalu bisa buat aku senyum"
"karna itu aku ada sebagai sumber kebahagiaanmu"Di tempat lain Abay & Tiara juga merasakan apa yang di rasakan Devita & Akbar
"bay aku tadi salah nggak ngomong kasar sama Hilda"
"ya emang salah sih tir"
"terus kamu harus gimana tir"
"minta maaf aja sama Hilda"
"apa dia maafin aku"
"pasti Hil"Sekar & Alde pun bingung mereka takut jika persahabatannya hancur
"de Alde"
"iya sayang"
"ih Alde aku serius"
"aku juga serius"
"aku lebih serius"
"iy iya apa"
"kayaknya persababatan kita udah di ujung tanduk"
"nggak ada tanduknya kok"
"Alde ma nggak bisa di ajak serius"
"iya sekar aku juga paham tapi kalo kita mikirin terus malah kita bisa sakit mending kita cari jalan keluarnya nanti"
"terserah kamu"
"oh ya sekar aku ada sesuatu"
"apa"
"tutup mata dong tapi pinjem tangan nya" Alde memasang kan gelang pada Sekar
"Alde ini gelang? Ya ampun aku suka"
"aku seneng kalo kamu suka apalagi kamu senyum"
"iya de makasih"
"sekar kamu harus tau setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan jadi kalo kita bertemu harus siap juga berpisah"
"iya de"Mereka pun menemui Hilda yang sedang bersama Aulia
"hil kita semua minta maaf ya"ucap Tiara
"nggak papa aku ngerti, oh ya kalo Aulia jadi sahabat kita gimana"ucap Hilda
"tapi dia pernah jahat sama kita"ucap Abay
"iya hil bener kata Abay"ucap tiara
"kalian pasti takut dia bakal deketin Abay kan"ucap Hilda
"tenang aja aku nggak bakal ganggu Abay kok lagian kalo kalian nggak bisa nerima aku nggak papa kok"ucap Aulia
"kalo aku pribadi nggak papa"ucap Sekar
"iya aku juga nggak papa"ucap Alde
"kalo kalian setuju ya mau gimana lagi iya in aja lah" ucap Devita
"makasih ya"ucap AuliaSemua pun tersenyum pada Aulia
Setelah itu Aulia menemui soni
"son kamu tau nggak"
"tau apa"
"sekarang aku udah jadi sahabat nya Alde & teman²nya"
"oke berarti kita udah nggak pacaran"
"oke deh makasih ya son" ucap Aulia memegang tangan soni
"nggak usah pegangan kali kayak mau nyebrang aja"
"ya ampun lagian ini pegangan persahabatan. Apa kamu baper"
"ya nggak lah ngapain"
"masak"
"tau ah"Tiba² syafa datang menghampiri Aulia dan soni
"hey"ucap syafa
"ngapain kamu kesini syaf"ucap Aulia
"ya mau duduk aja"ucap syafa
"kan masih banyak tempat"ucap Aulia
"aku pengen nya disini gimana dong"ucap syafa
"yaudah son ayo kita pergi" ucap Aulia
"eh tungu aku mau ngomong" syafa menahan Aulia
"Apa"
"aku mau kita kerja sama jauhin Alde dan Sekar oh ya son kamu suka sekar kan"ucap syafa
"dari mana kamu tau"ucap soni
"gampang untuk aku tau"ucap syafa
"son jangan"ucap Aulia lirih
"aku nggak bisa"ucap soni
"bego banget si di ajak kerja sama nggak mau"ucap syafa
"aku emang sayang sama sekar tapi aku nggak mau ngerusak kebahagiaannya dengan Alde"ucap soni
"cinta itu perlu di perjuangin"ucap Syafa
"buat apa berjuang kalo sendirian"ucap soni
"setidaknya berjuang son"ucap syafa
"asal kamu tau ya mencintai seseorang tidak harus memilikinya karna kehagiaan orang yang kita cintai lebih berarti"ucap soni
"jangan sok puitis"ucap syafa
"susah emang kalo ngomong sama batu" ucap soni lalu pergi bersama Aulia
KAMU SEDANG MEMBACA
Desiran Hati (Complete)
Teen FictionMengisahkan tentang sebuah persahabatan tanpa memandang perbedaan serta sebuah kisah remaja tentang arti cinta yang di awali dari kebiasaan