23

46 5 4
                                    

Saat sampai di rumah Tiara langsung membanting tubuhnya di kasur tanpa melepas sepatunya. Dan bermonolog sendiri di kamar

"bay andai perkataan kamu bener bay
Aku berharap itu terjadi, kenapa sih bay kamu nggak bisa kayak Alde & Akbar yang peka soal perasaan. Apa perlu aku bilang aku sayang sama kamu tapi aku perempuan bay. Aku hanya bisa menunggu. Mungkin aku hanya di takdirkan menjalankan cinta dalan diam"

Di tempat lain tepatnya di rumah Abay. Ia juga bermonolog seperti Tiara

"Tir andai waktu tidak mempertemukan kita mungkin aku tidak akan memikirkan cinta.mungkin cinta ku itu salah. Kenapa begitu mudah tir aku kecewa karna cinta. Sebenernya aku ingin ngungkapin tapi aku nggak yakin, aku nggak siap sakit hati tir"

Di tempat yang berbeda Abay & Tiara mengungkapkan suatu kalimat bersamaan

"AKU SAYANG KAMU"

"mungkin itu hanya wacana"ucap Tiara di kamarnya
"itu semua nggak mungkin"ucap Abay di rumahnya

Di tempat yang berbeda Alde & sekar sedang telfon satu sama lain

"halo sekar"
"halo Alde"
"lagi ngapain"
"mikirin kamu"
"kangen ya"
"nggak"
"terus"
"rindu"
"sekar ma bisa aja buat aku nggak bisa tidur"
"hahahhahahha"
"oh ya besok bawa apa ya kerumah kamu buat mertua"
"terserah kamu"
"jangan bawa makanan deh"
"terus bawa apa"
"aku bawa cinta & sayang"
"buat apa ih Alde"
"ya buat mertua kalo aku bawa makanan kan cepet abis kalo bawa cinta dan sayang kan nggak abis²"
"emang kamu berani bilang kayak gitu"
"berani"
"kalo besok mereka marah ke kamu gimana"
"ya nggak papa berarti aku harus lebih usaha karna cinta itu butuh bukti dan usaha"

Sekar hanya diam dan senyum sendiri

"sekar kok diem"
"nggak papa"

Pagi hari di sekolah Soni sudah tiba di sekolah dan soni melihat syafa yang tersandung batu dan hampir jatuh ke selokan dengan sigap soni langsung menangkap syafa. Tatapan mata pun berlangsung lama. Pada akhirnya mereka sadar

"kenapa nolongin, modus ya"
"ogah" soni langsung melepaskan syafa hingga jatuh lalu pergi
"son, sakit tau , son soni" teriak syafa

Soni pun tidak menghiraukan dan tetap berjalan pergi

Tak lama kemudian saat soni berjalan soni bertemu Sekar

"sekar kan"
"iya, kamu siapa"
"aku soni"
"oh soni anak IPA 2 yang menang lomba fisika kan"
"betul"
"pinter banget ya kamu"
"makasih"

Dari kejauhan Alde berlari menghampiri Sekar

"hey sekar"ucap Alde sambil menaruh tangan nya di bahu Sekar
"hey de, kenalin ini soni yang menang lomba fisika" ucap sekar
"iya tau kok , oh ya son kamu pinter banget ya" ucap Alde
"iya makasih de" ucap soni yang terus salfok pada tangan Alde
"kapan ya aku bisa kayak kamu son bisa menang lomba fisika nasional dan bisa banggain keluarga & pacar. Kamu termasuk beruntung lo son"

Soni hanya diam dan senyum lalu berbicara dalam hati
"kamu lebih beruntung  de"
"oh ya son aku sama Alde mau ke kelas duluan ya"ucap Sekar
"iya"
Sekar & Alde pun pergi ke kelas

Dan di kelas sudah ada Akbar & Devita

"Dev kamu tau nggak cinta aku itu bulat ke kamu"
"kok bisa"
"ya karna cinta aku itu nggak ada ujungnya"
"nggak jelas banget si""

Dari kejauhan Alde & Sekar tersenyum mendengar ucapan Devita & Akbar


Di tempat lain tepatnya di lobby sekolah Abay bertemu Tiara yang matanya bengkak

"tir" Abay menahan tangan Tiara
"iya"
"mata kamu bengkak?"
"iya bay"
"kamu abis nangis ya" ucap Abay sambil memegang kedua pipi Tiara dan mendekatkan wajahnya ke tiara dengan memperhatikan mata Tiara yang bengkak

Tiara hanya diam dan menatap Abay

"tir aku beli in air hangat ya di kantin buat kompres mata kamu"
"nggak usah bay" sambil menahan tangan Abay
"kenapa"
"nggak papa"
"emang kamu nangis kenapa"
"karna hal nggak penting kok bay"
"yaudah kalo nggak penting jangan di tangisi"
"iya"
Tiara berkata dalam hati
"kenapa kamu perhatian sama aku bay"

"eh tiara kamu kok bengong"
"eh iya"
"ayo ke kelas"

Mereka pun ke kelas



PENULIS

BAPER APA NGGAK?
MAAF JUGA BELUM BISA BUAT BAPER



Desiran Hati (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang