25. Dandi and his sixth sense

1.2K 39 6
                                    

Ajari aku cara mengabaikan dan akan ku ajari kamu cara merelakan.
-VanyaOlivia-

Tetes demi tetes air langit turun membasahi bumi dalam bentuk hujan gerimis disertai mendung di pagi hari. Hujan di hari senin sangat menyenangkan bukan?

Anya turun dari mobil sport merahnya dengan setengah hati mengingat dirinya akan basah terkena hujan meski sedikit. Penampilan gadis ini terlihat agak misterius dibanding hari kemarin. Anya memasukan kedua tangannya kedalam saku jaket hoodie berwarna puxia yang kini dikenakannya untuk menekan dingin di pagi hari.

Anya merasa kini harinya kurang lengkap, semenjak malam dia mengakui perasaannya, agas sama sekali tidak menghubunginya ataupun mengabarinya. Apakah kini agas benar-benar membenci dirinya? Jika benar, apa salahnya jika anya mencintai agas?. Mengingat hal itu membuat genangan air berkumpul di pelupuk mata gadis itu, segera anya mengenyahkan semua memori itu, dia tidak ingin menangis lagi. Jika agas benci, biarlah dia benci apa salahnya anya yang mencintainya? Apakah rasa ini terlalu egois untuk agas?

Masa bodo dengan semua pertanyaan itu, anya segera berlari meninggalkan tempat parkir dan menuju ke sebuah lorong yang akan membawanya ke tangga untuk menuju kelasnya di lantai atas. Suasana pagi yang agak mendung membuat sedikit siswa berseliweran di luar dan memilih tinggal di dalam kelas.

Anya melangkahkan kakinya segera, dia tak kuasa menahan dingin karena hujan gerimis dengan cepat berganti menjadi hujan deras. Ketika itu juga matanya bertemu dengan manik mata milik agas sehingga keduanya bertatapan, namun tatapan itu tak berlangsung lama karena agas segera membuang muka ke arah lain dan berjalan berlawanan arah dengan anya.

Tak ada tegur sapa, tak ada tatapan kasih sayang, tak ada senyum manis dan kekanakan diantara mereka. Dan "blushhh" agas melewatinya begitu saja membuat dadanya terasa terasa di cengkram begitu hebat oleh rasa sakit. Apa sungguh agas sahabat yang dicintainya, kini membenci dirinya? Anya menggeleng kuat menguatkan perasaannya sendiri

"Gue kuat tanpa lo" lirih anya menengok sekilas ke samping lalu berjalan menuju kelasnya.
Pintu kelas MIPA 1 sudah ada di depan matanya, hanya beberapa langkah saja dia akan sampai di depan kelasnya, tanpa anya sadari sedari tadi seorang pemuda mengikutinya dari belakang

"Anya" panggil seseorang saat anya sudah hampir masuk ke dalam kelasnya, anya menengok ke arah datangnya suara dan melihat dandi tersenyum lalu berjalan kearahnya.
"Gue mau ngomong sama lo" ujar dandi cepat saat berada di depan anya

Anya mengernyit heran namun saat melihat keseriusan di wajah dandi akhirnya anya mengangguk setuju membuat sebuah senyuman cerah tercetak di wajah tampan milik dandi. Mereka berdua pun akhirnya duduk di balkon kelas anya yang kebetulan cukup sepi karena hari masih lumayan pagi dan dingin karena hujan tak ada tanda-tanda ingin mengakhiri tetesan air nya yang turun sangat lebat itu.
"Gue tau apa yang terjadi sama lo dan agas" ujar dandi membuka pembicaraan setelah cukup lama terdiam

"Agas udah cerita ya?" tanya anya, dandi menggeleng cepat membuat anya mengerutkan keningnya tak paham

"Lo percaya gue punya sixth sense?" tanya dandi membuat anya membelalakan matanya tak percaya
"Jangan ngada-ngada lo" ujar anya tak percaya, membuat dandi  menghela nafas pelan

"Lo tau gak gue tau apa yang lagi di fikirkan oleh semua orang yang ada disini" ujar dandi membuat anya semakin tak mempercayainya "Tolong percaya" pinta dadi membuat anya berfikir sejenak

"Hai mel, sini" ujar anya kepada seorang siswi yang dia ketahui bernama amel

"Kenapa an?" tanya amel saat sudah berada di depan mereka

AYGAS (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang