36. Who is she?

1.1K 34 8
                                    


All the things you do is my priority
My love in your eyes
My soul in your breath
I love you with all of my heart
Please don't make it being as a regret.
-Vanya olivia-

Siang yang cerah, cuaca tidak begitu mendung dan juga tidak panas. Suasana yang cocok untuk bepergian dan bersenang-senang bukan?.

Suara pintu kamar dibuka kasar terdengar nyaring, apalagi keadaan kamar yang sunyi dan hanya memperdengarkan suara ketikan keyboard yang samar.

Sang gadis hanya menghela nafas berat ketika menyadari siapa yang biasanya datang dengan cara memecah ketenangan dan kesucian kamarnya itu.

"Anyaa!!" teriaknya namun tak ada sahutan.

"My angell??!!" teriaknya lagi dengan sedikit lebih pelan.

"Anya bawel yang cantik kamu dimana? Pangeran kodok mu sudah menunggu dengan terang bulan keju lhoo" teriaknya lagi, Sesaat kemudian derit kaca geser membuka dan menampilkan anya yang hanya mengenakan tank top hitam dan celana jeans panjang yang kini tengah menatapnya dengan tatapan berbinar.

"Anya bawel yang cantik kamu dimana? Pangeran kodok mu sudah menunggu dengan terang bulan keju lhoo" teriaknya lagi, Sesaat kemudian derit kaca geser membuka dan menampilkan anya yang hanya mengenakan tank top hitam dan celana jeans panjang yang k...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mana terang bulannya?" tanyanya to the point di depan agas yang langsung mendapat jitakan keras dari pemuda itu. "Rese banget tuh tangan".

"Giliran makan aja semangat banget, emang lo fikir dagang terang bulan apaan yang bukak siang bolong begini" Papar agas membuat anya merenggut karena telah di bohongi. "Gini nih jadinya kalo jatah gobloknya orang di kelas di ambil semua" ujar agas cerewet.

"Iyaa hina terus gue, hinaa!!" sunggut anya.

"Eh ngapain lo diluar? Nyari angin apa kesambet?" tanya agas seolah melupakan obrolan un-faedah tadi sambil berjalan ke arah balkon.

"Ngisi aplikasi buat persyaratan pendaftaran"

"Terus lo bikinnya di balkon pakek baju gini? Lo mau bikin mata penjaga di bawah katarak?!!!" teriak agas yang benar-benar menjengkelkan untuknya.

"Eh Roti kukus lo diem atau gue buat lo terjun bebas disini" ucap anya jengkel lalu menyenggol bahu agas yang mengahalangi jalannya menuju balkon dan duduk manis di sebuah sofa kulit berwarna ungu muda lalu sibuk berkutat dengan laptopnya lagi tanpa menghiraukan agas.

"Pakek jaket sana" Ujarnya, anya mendongkak dan menatap agas yang tengah menatapnya juga dengan kedua tangan dilipat di depan dada dan bersender santai di kaca pembatas.

Anya tak menghiraukannya dan tetap berkutat dengan pengisian aplikasi pendaftaran itu. Agas yang diabaikan hanya mengehela nafas kasar karenanya, agas segera duduk di ruang kosong yang sama dengan sofa yang di duduki anya. "Jalan yuk" ajaknya.

"Jogging aja entar sore" usul nya yang pastinya selalu di terima agas.

Mereka lalu terdiam cukup lama sampai anya bersandar dengan keras di sofa dan merenggangkan otot-ototnya. Anya lalu beralih melihat ke arah pemuda yang kini juga tengah menatapnya dengan tatapan sendu. "Lo kenapa?" tanyanya pelan.

AYGAS (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang