33. Topeng

1K 35 6
                                    

Sebaik apapun dirimu
Pasti ada saja orang yang tidak menyukai dirimu.

Agas berjalan tergesa-gesa dari bandara berharap dapat segera bertemu dengan anya. Tentunya gadis itu masih berada di sekolah dan agas akan menyusulnya kesana.

Fikiran agas masih berkecamuk kini, sungguh dia sangat memikirkan ucapan pedas dandi kemarin malam.

"Gas gue ngeliat lo di suatu keadaan dimana anya akan segera di permalukan. Tapi gue gak tau pasti kenapa hal itu bisa terjadi, sialnya gue gak punya akses lebih untuk membaca anya. Jadi gue mohon lo jangan pernah terprovokasi oleh berita apapun atau lo akan memperkeruh suasana nantinya. Cukup diam dan lihat, baru lo boleh bertindak."

Mengingat itu agas semakin takut jika hal yang buruk akan menimpa anya, dia tidak akan pernah terprovokasi seperti yang di takutkan dandi, karena sejujurnya hanya dialah yang mengerti anya lebih baik daripada mereka yang hanya mengetahui anya sebatas nama dan menerka-nerka sikap gadis itu.

Tidak ada yang tau jika sisi buas dari seorang anya bangun, maka tidak akan ada yang dapat mengelak dan lolos dari dirinya. Anya selalu bertindak dalam emosi yang meluap-luap membuat banyak orang mengira jika gadis itu memanglah tipe tidak sabaran dan segera mencurahkan emosi yang ada dalam dirinya.

Namun hal yang berbahaya adalah ketika batas kesabaran dan kekecewaannya sudah begitu besar, maka emosi dalam diam dan tidakan pembalasan rapi olehnya yang tak akan pernah terbaca mampu membuat seseorang berfikir ratusan kali untuk membuat kesalahan padanya.

*****

Suara derap langkah kaki menginstrupsi perhatian siswa siswi yang berada di sepanjang lorong, kebanyakan dari mereka menatap dengan tajam, tak suka, dan hanya sebagian kecil yang masih menatap berbinar ke arah sumber suara.

Anya melangkahkan kakinya mantap tanpa menghiraukan suara desisan dan suara bisik-bisik yang merendahkannya. Lain halnya dengan yara dan mirah yang cukup merasa terganggu dengan ulah mereka. Namun melihat reaksi anya yang tenang dan acuh membuat mereka juga berusaha menulikan telinga mereka dan berharap segera sampai di loker.

"Lo beneran bawa baju kan? Kalau nggak pake seragam cadangan gue aja" tawar mirah ketika mereka sudah sampai di dalam loker.

"Enggak, gue rasa sih masih ada" ujar anya membuka kunci lokernya dan menemukan seragamnya disana

"Gue ke kamar mandi dulu" ujar yara menuju bilik kamar mandi yang memang tersedia di dalam loker, perlahan namun pasti akhirnya tubuh yara pun menghilang di balik tingginya loker-loker lain.

"Aaaaa tolonggggg" suara jeritan yara menggema di seluruh penjuru loker yang sepi dan hanya diisi oleh mereka bertiga.

"Gue cek yara" Ujar Mirah panik, membuat anya juga tak kalah paniknya saat ini, mirah segera berlalu pergi menyusul mirah, entah ada apa namun mirah juga ikut menjerit "Tolongghhfffffff" Jerit mirah tertahan membuat anya semakin panik lalu spontan menyusul mereka, baru saja dia berlari tak seberapa namun matanya di tutup oleh sehelai kain dan terasa ada orang yang memegangi tubuhnya.

"Kita dapetin lo sialan!" teriak salah satunya membuat anya berusaha mencerna kejadian yang terasa sangat mendadak baginya kini.

"Jangan sakiti anya!!" Teriak yara emosi yang anya rasa terdengar dari dalam kamar mandi membuat anya bernafas lega karena kedua teman karibnya tak disakiti. Suara tendangan di pintu bilik terdengar nyaring membuat anya berfikir jika mungkin mereka dikunci di dalam bilik.

AYGAS (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang