18. Persiapan

1.1K 46 8
                                    

Pagi yang cerah setelah hujan mengguyur bumi sejak semalaman. Matahari bersinar terang membuat mahluk bumi bersemangat menjalankan aktivitas di pagi hari.

Tapi tidak bagi anya, hari ini adalah hari paling suram dalam hidupnya. Hari ini adalah hari pemilihan dancer terbaik di pusat latihan dance nya dan dia terpaksa tidak menghadiri acara tersebut karena fania dan yuda melarang anya keluar rumah hari ini. Dia juga izin dari sekolah karena hari ini adalah hari 'penting' kata yuda semalam padanya.

Meski dia izin tidak masuk sekolah tidak serta merta dia bisa bangun siang karena mereka harus berangkat pagi, jujur dia mengantuk apalagi semalam dia tidak bisa tidur karena memikirkan pertemuannya kemarin dengan desy.

Ahhh memikirkan hal itu membuat kepalanya terasa sakit dan dadanya terasa sesak, seolah tidak akan ada pemecahan lain dari permasalahan mereka selain perpisahan. Meski agas belum mengetahui kebenarannya tapi anya akan berusaha memberitahunya dengan benar dan tanpa menyakiti sahabat terbaiknya itu. Meski hal itu akan tetap menyakiti dan melukai agas tentunya.

"Kebooo bangunnn!!" suara gedoran pintu dan teriakan tak mengenakan membuyarkan pikiran anya, suara yang sudah tak asing baginya membuatnya semakin malas beranjak dan bergegas padahal dia sudah di wanti-wanti oleh fania untuk tidak terlambat bergegas semalam.

"Anjing lo agas! Buka aja pintunya napa, sakit telinga gue!" teriak anya ketus diikuti pintu kamar anya yang terbuka dan terlihatlah mahluk menyebalkan dihadapannya dengan senyum bodoh tak berdosa miliknya.

"Ngapain cengengesan disana?!" kesal anya, agas lalu berjalan manja dan malu-malu yang dibuat-buat untuk membuat anya tambah kesal.

"Anjirr jijik gue, jauh-jauh lo lonte!" teriak anya, sontak raut wajah agas berubah masam mendengarnya

"Enak aja lo ngatain gue lonte" sunggut agas

"Udah deh ngapain sih lo pagi-pagi udah teriak-teriak di depan kamar gue terus..." anya megendus aroma parfum maskulin di tubuh agas "Wihh wangi ya sobat gue" puji anya berbinar

"Iya gue gitu lo" ujar agas sok cool dengan menaikan kerah bajunya

"Iya tumben lo wangi biasanya jam segini masih bau iler" ujar anya tanpa dosa membuat agas mendelik kepadanya

"Udah sana mandi, semua udah nungguin di bawah" kesal agas

"Semua?" sontak anya baru tersadar jika seharusnya agas sudah harus bersekolah saat ini. Mengerti akan raut wajah bingung gadis dungu di depannya ini agas berdehem bijak seolah akan menjelaskan pepatah hidup ala orang tua dulu.

"Dibawah ada bunda sama papa. Terus ada mama sama papa juga, gue disuruh izin hari ini di sekolah, gue udah kabarin lo semalem tapi hp lo ga aktif jadinya ga kekirim deh pesan gue" tutur agas, anya hanya ber-oh ria mendengarnya

"Emang kita mau kemana?" tanya anya polos, agas menoel pelan kepala gadis menyebalkan di depannya tersebut "Gue juga gak tau" ujar anya tersenyum tanpa dosa

"Yeee gue kira tau" sunggut anya

"Udah mandi sana. Dasar bawel" titah agas

"Iya-iya ini adinda otw mandi kakanda"  ujar anya cepat sebelum agas mengomel

"Baiklah kakanda menunggu adinda disini" ujar agas yang suaranya dibuat-buat berwibawa membuat anya memutar bola matanya malas dan daripada melandeni kegilaan agas, lebih baik dia segera bergegas ke kamar mandi.

****

Setelah bersiap dengan setelan celana panjang tipis berwarna merah maroon dan baju biru dengan leher bermodelkan sabrina membuat anya terlihat cantik meski hanya dengan setelan sederhana seperti itu.

AYGAS (END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang