06/01/2019
AUTHOR
•
•
~About You~
PELUKANMU
'Pelukanmu berhasil membuatku menemukan kenyamanan'
•
•
Vanely membuka matanya perlahan hingga ahkirnya mata terbuka cukup lebar untuk tahu siapa pria yang ada dihadapannya saat ini dan sedang memeluknya dengan cukup erat. Pria yang masih menutup matanya dengan sangat rapat.
Vanely menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia mengingat semua kejadian semalam. Vanely merasa bahagia, sedih, semuanya bercampur aduk menjadi satu yang behasil membuat moodnya dipagi hari langsung hancur berkeping keping.
"Kenapa semuanya begitu sulit untuk aku? Kenapa kehidupanku selalu seperti ini?" tanya Vanely pada dirinya sendiri dengan mata yang menatap wajah Arya dengan tatapan lelah miliknya.
"_"
"Pertama aku dibuang orangtua kandung aku. Lalu aku ketemu kamu dengan kesalahan dimana mana ada diantara kita dan sekarang? Heh,, aku begitu lelah sekarang." lirih Vanely pelan karna takut suaranya akan terdengar sampai ditelinga Arya.
"_"
"_" Vanely terdiam sejenak. Tangannya ingin melayang diudara dan mendarat dipipi kanan Arya.
"_"
"Sepertinya aku akan membutuhkan kamu kak. Sepertinya aku akan sangat membutuhkan kamu kini bahkan mungkin nanti." ucap Vanely dengan tangan yang sudah mendarat dipipi Arya.
Vanely tidak bisa menahan tangannya. Ada seseuatu yang menarik tangannya agar mendarat dipipi Arya dan mengungkapkan apa yang ada dihatinya saat ini.
"Aku takut jika aku benar benar percaya sama kamu, maka aku akan terluka kembali. Aku takut jika aku mulai berani terbuka sama kamu, maka aku akan lebih tertutup nantinya. Aku begitu takut kak, bahkan kini aku takut kalau aku akan benar benar ja_" Vanely menghentikan ucapannya dan menarik cepat tangannya dari pipi kanan Arya.
Pria itu baru saja terganggu dalam dunia mimpinya. Pria itu mulai membuka matanya perlahan dan Vanely hanya diam mengamati tanpa ada niat menutup matanya kembali dan menyembunyikan diri dengan tidur kembali.
"Selamat pagi."
Vanely tersenyum tulus, Arya baru saja menyapa dirinya dengan lembut.
"Selamat pagi juga."
Setelah sapaan tersebut baik Vanely maupun Arya keduanya hanya saling menatap dengan senyum tulus yang mereka tunjukan untuk menyambut pagi mereka masing masing.
"Apa kamu gak akan bangun?" tanya Vanely yang sudah mulai risih dengan posisi mereka saat ini.
"Kenapa memangnya? Aku masih ingin diam seperti ini." ucap Arya santai tanpa menghiraukan ekspresi wajah Vanely yang sudah risih.
"Kalau begitu, tangan kamu kak. Aku mau bangun sekarang, mungkin saja Alaska sudah bangun." ucap Vanely dengan hati hati. Vanely bingung bagaimana ia harus menjelaskan soal tangan Arya yang masih bertengger dipinggang sampai saat ini.
"Memangnya kenapa dengan tangan aku?" tanya Arya lagi dengan senyum manis yang Arya tunjukan pada Vanely.
"Aku serius kak. Ak_"
"Biarkan aku bicara dulu sama kamu, aku pikir ini waktunya untuk aku bicara sama kamu." ucap Arya.
"Apa?" tanya Vanely yang mencoba santai namun perasaannya masih tidak karuan.
"Hem, soal semalam aku minta maaf atas nama Zara. Ak_"
"Aku udah gak mau bicarakan soal itu kak, lagian dia gak salah. Dia hanya mengutarakan apa yang ada dipikirannya jadi dia gak salah." Arya terdiam sejenak, sebelum kembali tersenyum pada Vanely.
"Bagaimana kalau kita memulai semua dari awal?"
"_"
"Aku gak akan bilang kalau kita bisa mulai sebagai seorang teman, karna pada nyatanya kita suami istri. Mari kita jalani semuanya, kita bisa memulai dengan melangkah perlahan. Kita bisa memulai saling mengenal, misalnya menceritakan satu rahasia setiap hari at_"
"Ada apa dengan kamu kak? Apa kamu merasa kasian padaku?" tanya Vanely dan langsung dijawab dengan gelengan pelan kepala Arya.
Arya mengangkat tangannya dari pinggang Vanely dan entah mengapa kini tangannya pindah kepipi Vanely dan mengelus lembut.
"Aku gak pernah kasian sama kamu Van, karna aku tahu kamu gak lemah. Aku mengatakan ini karna aku sadar semuanya sudah melewati jalur. Harusnya aku yang memulai semuanya, harusnya aku berusaha untuk memperbaiki semuanya namun karna egoku berhasil membuat dinding tinggi untuk kita. Aku serius Van, aku ingin memulai semuanya dengan kamu. Aku ingin mengenal kamu. Ak_" ucap Arya dengan suara lembut serta tangan yang masih tetap dipipi Vanely.
"Kehidupanku gak semenarik itu untuk aku ceritakan kak. Kehidupanku terlalu suram untuk kamu tahu." ucap Vanely yang menghentikan ucapan Arya.
"Apa kamu pikir kehidupanku menarik? Enggak Van, kehidupanku sangat tidak menarik."
Vanely menatap Arya. Vanely menghembuskan nafasnya.
"Aku pernah dibuang kepanti asuhan dan cukup lama tinggal disana sebelum aku dijemput Ayahnya papa. Butuh waktu sebulan untuk Papa mengambil aku kembali dari rumah Kakek dan itupun karna paksaan kakek. Heh,, menyedihkan bukan? Bukan hanya tidak diinginkan tapi kini bahkan aku terlihat tidak berguna. Saat itu aku benar benar terluka. Aku terima perbedaan kasih sayang mereka padaku dan Vale, tapi untuk membuangku? Aku tidak pernah menyangka hal itu. Ak_"
"Siapa bilang kamu tidak berguna Van? Kamu sangat berguna bagi Alaska, begitu juga bagi aku karna kamu adalah perempuan yang penting dalam hidup kami." ucap Arya sebelum membawa Vanely kedalam pelukannya.
"_" Vanely hanya terdiam kembali menikmati rasa yang sama seperti kemarin malam.
"Rahasia yang perlu kamu tahu saat ini. Sepertinya aku mulai membutuhkan kamu, aku marah saat kamu terlihat membenci diriku. Aku seperti tidak akan bisa hidup dengan kebencian kamu, karna kedatangan kamu tanpa sadar sudah mulai memengaruhi hidupku."
Vanely membulatkan matanya. Arya yang sedang memeluknya kini membuatnya seperti akan meledak dengan pengakuan yang begitu indah yang walaupun saat di cafe hal ini pernah terjadi, namun pria itu tetap saja membuat perasaannya tak karuan.
"Jadi mulai sekarang mari saling mengenal." ucap Arya dengan senyum yang lagi lagi berhasil membuat Vanely merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Hem,," jawab Vanely singkat karna ia terlalu sulit mengeluarkan suaranya yang tiba tiba hilang karna jantungnya yang tidak bisa kembali normal, walaupun ia menginginkannya.
~ ~ ~ ~

KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT YOU (END)
Genç Kız Edebiyatı~ About You ~ 'Kisah ini bukan hanya tentang diriku sendiri, tapi kisah ini menceritakan tentangmu. Semua tentang kamu yang berhasil membuat aku masuk kedalam kehidupan kamu' Vanely Brataska Arya Xavier