1. Keep it Secret

49.5K 2.3K 167
                                    

Deru nafas yang tersenggal-senggal itu menggelitik leherku yang benar-benar basah dan kemerahan karena peluh. Mataku terpejam erat; merasakan setiap aliran keringat yang mengucur di pelipis, punggung, pada dasarnya seluruh bagian tubuhku.

"Aku sangat mencintaimu," Seulgi berbisik panas tepat di telingaku, bibir tipisnya mengapit daun telingaku lalu menggigitnya pelan disertai jilatan kecil yang membuatku melenguh lemas; merasa terlalu sensitif setelah orgasme yang baru saja aku alami beberapa detik lalu.

"Aku juga sangat mencintaimu." Aku menjawabnya dengan bisikan yang sama, mengusap punggung telanjangnya yang berkeringat. Selama beberapa detik, kami hanya terdiam dan aku kira Seulgi akan menyudahi kegiatan ini.

Tapi tak lama, aku dibuat tersentak kaget saat ia dengan tiba-tiba menggigit kecil sisi leherku, tangannya yang sedari tadi lemas kembali aktif meremas pinggulku dibawahnya.

"Berbaliklah," ia lalu memerintah seraya sedikit mengangkat tubuhnya; memberikan sedikit ruang untukku agar bisa mematuhi keinginannya dan menampakan punggungku padanya.

Helaan nafas keluar dari mulutnya begitu aku menurut; menampakkan punggungku padanya yang sekarang sudah terduduk diatas bokongku.

"Kau sangat cantik," ia berkomentar dalam lirihan kecil, telapak tanganya menelusuri punggungku lembut; menggelitik kulitku dengan ujung jemarinya.

Aku hanya memejamkan mata, bernafas melalui mulutku karena rasa gemetar yang ia sebabkan disana. Tanganya kemudian perlahan membelai rambutku sebelum mengenyampingkanya, memperlihatkan tengkukku untuk ia kecup.

Kelopak mataku yang sebenarnya sudah terasa berat terkejap saat mendengar suara kecupan itu, melirihkan namanya saat ia menyelipkan satu lengan diantara perutku lalu mengangakat tubuhku pelan.

Aku hanya diammenurut, berusahan untuk tetap terbangun dan melawan kantuk. Aku membungkukkan badan dengan lutut dan tangan sebagai tumpuan, mendesah saat lidah Seulgi menjilat kewanitaanku dari belakang;


***


Aku perlahan tersadar dari tidur lelapku berkat getaran ponselku, dahiku mengkerut tak nyaman sambil berusaha mencari benda yang tidak mau berhenti bergetar itu dengan mata yang masih terpejam. Tapi dengan kesadaran yang belum sepenuhnya kembali, ini menjadi hal yang sulit dilakukan.

"Ah, sial..."

Terpaksa aku membuka mataku begitu aku tidak bisa menemukanya, perlahan bangkit duduk diatas ranjang dan mencari-cari ponsel yang bergetar semakin keras dan nyaring itu.

Mataku menyipit begitu berhasil menemukan benda persegi panjang dengan logo apel yang setengah digigit itu dilantai berkarpet.

"Aish.." sedikit berdecak kesal, aku dengan malas turun dari ranjang untuk mengambil ponsel Seulgi yang anehnya bisa berakhir disana.

Kuambil benda itu dan langsung mematikan alarmnya, mengernyitkan dahi saat membaca beberapa notifikasi terpampang di layar yang bergambarkan kelinci putih.

"Seulgi..." panggilku pelan seraya kembali keatas ranjang. Aku memperhatikan beruang ini tertidur pulas, tubuh telanjangnya diselimuti kain beludru hanya tepat di dadanya.

"Seulgi-ya," panggilku lagi. "Bangun kau beruang."

Aku mulai menggoncang bahunya agar dia terbangun, "Kau ada jadwal hari ini?"

[M] Into You - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang