19. Sweetener

30.7K 1.3K 244
                                    

PERINGATAN : KONTEN DEWASA YANG SANGAT AMAT EKSPLISIT; MENGANDUNG ADEGAN VULGAR YANG MELIBATKAN SEX TOY DAN KATA-KATA KOTOR.

JANGAN DIBACA KALAU ADEGAN SMUT BIKIN KALIAN GAK NYAMAN, ANAK DIBAWAH UMUR JUGA JAUH-JAUH. TY.














Suara langkah kakiku menggema diseluruh koridor hotel yang sepi...

Dengan masker hitam yang menutupi wajah juga topi berwarna senada yang menyembunyikan helaian rambut gelapku; aku terus berjalan menyusuri lorong diatara pintu-pintu kamar.

Mataku terus mencari-cari nomor kamar yang sesuai dengan keycard dalam genggamanku disaku mantel; terkadang melirik kebelakang dengan was-was sembari mengeratkan sesuatu yang kugenggam ditangan yang lain.

307

308

309

310.

Dapat.

Aku segera mengeluarkan keycard dari dalam saku mantelku lalu menggesekanya pada scanner pintu, memberikan satu lirikan terakhir diujung koridor sebelum perlahan membuka pintu dan melangkah masuk.

Ruangan ini akan gelap gulita jika sinar bulan yang terang tidak menyelinap masuk diantara gorden memberikan sedikit penerangan.

Setelah kembali menutup pintu aku melangkah lebih dalam; menendang convers-ku tanpa suara seraya mengedarkan pandanganku keseluruh ruangan ini.

Oh, aku dengan cepat dapat menemukan sosok Seulgi diatas ranjang yang terletak ditengah ruangan; tertidur pulas dengan posisi menyamping tanpa balutan selimut.

Aku tersenyum kecil melihatnya, perlahan membuka mantelku dan membiarkanya jatuh kelantai. Suara gesekan logam bergemerincing pelan selagi aku membuka kancing jeans-ku sebelum menariknya turun.

Satu persatu, potongan kain itu terlepas dari tubuhku dan ikut bergabung dengan mantelku yang sudah tergeletak dibawah, hembusan udara segera menyapu kulit telanjangku yang memucat karena dingin.

Aku menghela nafas pelan yang sedikit gemetar, menggigit bibir bawah selagi aku membungkuk untuk mengambil kembali mantelku lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam kantungnya.

Jariku menggenggam erat benda elastis itu kemudian melangkah mendekat kearah ranjang, menjilat ujung bibirku saat rasa gugup sekaligus excitement mulai mendebarkan dadaku.

Aw, Seulgi terlelap begitu damai.

Ia masih berpakaian lengkap; dua kancing kemeja merah bermotif kotaknya terbuka hingga memperlihatkan lehernya, kakinya masih terbalut celana panjang dengan sabuk yang masih terikat erat.

Apa dia terlalu lelah hingga langsung tertidur begitu sampai kesini?

Pandangan mataku naik hingga berhenti di wajahnya; memperhatikan kulitnya yang sudah bersih dari make up dengan helaian rambut yang berantakan.

Seulgi pasti sangat kelelahan namun maaf; aku akan mengganggu waktu istirahatnya lagi.

Kakiku pelan-pelan memanjat naik keatas ranjang; merangkak tepat diatas tubuhnya sebelum mendaratkan tubuh telanjangku diatasnya.

Seulgi tidak bereaksi apapun saat bibirku lembut mengecup pelipisnya, perlahan terus menyapu kulit rahangnya hingga berhenti diujung bibirnya.

Suara kecupanku di sisi bibirnya berbunyi dalam keheningan malam, Seulgi masih belum bereaksi saat bibirku turun kelehernya; membuka sisa kancing kemejanya yang masih terkait.

[M] Into You - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang