14. Found Out?

18.7K 1.2K 116
                                    

"Berhenti mengambil fotoku~"

"Tidak mau."

"Yah, itu mengangguku!"

"Aku tidak melakukan apapun selain menggambil gambarmu, fokus menyetir saja."

Aku terkikik pelan selagi terus memotret Seulgi yang sedang menyetir menggunakan ponselnya, menahan gelakan tawa pada wajah seriusnya yang menurutku terlihat lucu.

Ya, ponselku berada di tangan Wendy karena tertinggal ditempat karaoke waktu itu. Alhasil, ponsel Seulgi jatuh ketanganku untuk sementara.

"Tsk, berhenti!" Seulgi berdecak kesal dengan lirikan sekilas yang jengkel. "Kau mengganggu konsentrasiku, tahu!"

Aku tertawa mendengar argumenya; tidak menurut dan malah lanjut merekam Seulgi yang terlihat tidak nyaman selagi menyetir.

"Kamu itu, ya!"

Seulgi dengan gemas menyingkirkan ponselnya dari genggamanku tanpa mengalihkan pandangan matanya dijalanan yang kami lewati.

Aku tertawa, membiarkan Seulgi menggunakan satu tanganya untuk memegang tanganku erat diatas pangkuanku.

"Arasseo, aku akan diam." kekehku.

"Mm," ia mengangguk dengan wajah yang masih serius. "Baguslah."

Satu kikikan terakhir keluar dari bibirku sebelum benar-benar diam, menggenggam balik tangan Seulgi yang sedikit lebih besar dariku itu lalu menggoyang-goyangkanya seirama dengan lagu yang mengalun pelan di radio dalam mobil.

Mataku teralih untuk memandang keluar jendela; bersenandung pelan selagi memainkan jari tangan Seulgi diatas paha telanjangku.

"Yah... jangan lakukan itu."

"Hm?" aku kembali menoleh padanya dengan satu alis terangkat. "Apa lagi, sih?"

Seulgi masih fokus menyetir, -yang dengan hebatnya hanya menggunakan satu tangan karena yang satunya masih kugenggam.

"Jangan letakkan tanganku diatas pahamu," ujarnya pelan dengan wajah yang masih terlihat serius. "Kamu mau memancingku?"

Alisku terangkat semakin tinggi. "Dasar mesum, kau memikirkan selangkangan terus, ya."

Aku mencebik sedangkan Seulgi hanya melirikku sekilas dengan seringai kecil.

"Aku hanya memikirkan selangkanganmu," ia menjawab dengan suara pelan. "Seharusnya kau senang."

"Mesum!"

"Aku hanya mesum padamu."

"Aw!"

Seulgi mengaduh ketika aku mencubit kecil tanganya dalam genggamanku, ia menoleh dan aku hanya melotot kearahnya.

Dasar beruang berpikiran kotor, aku curiga jika ia sengaja memberikanku t-shirt yang ukuranya sedikit lebih besar untukku dengan paduan jeans pendek ini agar bisa mengambil kesempatan.

Tapi saat kami berhenti untuk berbelanja di supermarket tadi ia melepas jaketnya untuk kemudian mengikatkanya disekitar pinggangku agar pahaku tertutup.

Dasar.

Seulgi melambatkan laju mobilnya saat kami mulai memasuki kawasan dorm, cahaya matahari sore yang mulai melembut menyinari bangunan besar bercat putih itu.

Genggaman tangan kami terlepas saat Seulgi mematikan mesin mobil. Aku membuka seatbelt lalu bergerak untuk membuka pintu namun terhenti oleh yang Seulgi menahan pergalangan tanganku.

"Tunggu," cegahnya.

Aku kembali menghadapnya dengan alis terangkat, memperhatikan Seulgi yang dengan santai menyisir rambutku yang tergerai bebas dengan jari tanganya.

[M] Into You - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang