20. Caution

20K 1K 98
                                    

Suara percakapan pelan yang sayup-sayup terdengar perlahan membangunkanku...

Mataku menyipit begitu ruangan yang sudah tersinari matahari menyerang irisku yang masih sayu karena mengantuk; tanganku perlahan meraih sisi ranjang dan hanya meraba gulungan sprei dan selimut.

Kemana perginya Seulgi?

"Ya, akan segera kulakukan

"A- ah, no... no. Aku baru saja akan mengganti pakaian. Sorry."

Mengernyit heran, aku beranjak bangun dari posisi berbaring untuk duduk. Meringis begitu rasa perih dibawah sana berdenyut cukup keras.

"Ya, sekali lagi maafkan aku. Itu tidak akan terjadi lagi. Terima kasih."

Kepalaku menoleh kearah kiri begitu pintu terdengar berdentum lalu disusul oleh suara langkah kaki yang mendekat; Seulgi muncul dengan rambut kusut dalam balutan kemejanya yang terkancing asal.

Monolidnya yang sayu sedikit melebar begitu melihatku yang sudah terduduk diatas ranjang dengan hamparan sprei dan selimut yang berantakkan.

"Hei, cantik." suaranya yang halus menyapa dengan senyuman lebar kemudian melangkahkan kaki telanjangnya kearahku. "Selamat pagi."

"Mm~" aku hanya bergumam malas sambil mengusap mataku dengan kedua tangan, merasakan lengan kuat Seulgi disekeliling tubuhku dengan erat.

Aku masih terkantuk selagi Seulgi mendekapku erat, bibir manisnya menghujani wajah dan leherku dengan kecupan-kecupan lembut.

"Siapa itu tadi?" tanyaku serak.

"Hm?" Seulgi hanya bergumam pelan dan tidak berhenti menciumiku, kedua lenganya mendekapku semakin erat.

"Aku bilang; siapa itu tadi?" aku mengulang dan agak mengeraskan suaraku yang masih parau.

"Dia hanya seorang staff." Jawab Seulgi tenang lalu memberikan satu kecupan terakhir dileherku.

"Wae?"

Seulgi menjauhkan wajahnya dariku setelah itu, senyuman kikuk tersungging di bibirnya yang sedikit membengkak.

"Aku terlambat untuk interview majalah."

"Hah?!"

"Gwenchana~"  Seulgi dengan cepat berkata dengan senyum menenangkan. "Itu tidak terlalu penting."

"Aish~ terserah padamu." kataku malas.

Jika tidak merasa lelah mungkin aku akan memarahi Seulgi karena terlambat kerja namun ugh... badanku seakan mau hancur kapan saja.

"Kau baik-baik saja?" Seulgi bertanya lembut; jemari tanganya perlahan menyisir helaian rambutku yang berantakkan.

"Mm, hanya lelah." jawabku seraya menenggelamkan wajah kedalam ceruk leher Seulgi.

"Itu salahmu sendiri." balasnya dengan suara pelan, satu lenganya yang bebas mengusap punggungku dalam pelukan. "Suruh siapa kau datang lalu tiba-tiba sudah ada berada diatasku; telanjang dan-"

"Yah, hentikan~!" rengekku pelan dan menyembunyikan wajahku semakin dalam; malu. Aku sedikit mencubit lenganya saat ia tertawa cukup keras.

"Tapi, bagaimana kau bisa tahu nomor kamarku?" tanyanya lagi setelah berhenti tertawa.

"Tentu saja bertanya pada manager-oppa." aku menjawab enteng lalu terkekeh kemudian. "Namun kau tahu, hal yang cukup lucu terjadi; resepsionis hotelnya mengenalku dan ia langsung memberikan keycard menuju kamarmu."

[M] Into You - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang