Warn : Explicit Smut!
ー
Wendy masih mematung disana dengan mulut menganga lebar, matanya memindai kami dihadapanya yang saat ini dalam keadaan yang sulit; bahkan pakaianku sudah berantakan dan aku yakin dia melihat tali bra-ku.
Ah sial, aku sangat malu!
Seulgi sudah berbalik badan, memunggungiku yang bersembunyi malu dibalik tubuhnya sambil merapikan kembali bajuku sedangkan ia sendiri terdiam dengan wajah memerah padam.
"Oh. My. Fucking God!" Wendy berteriak dalam bisik, menutupi mulutnya dengan kedua tangan sambil terus memelototiku dan Seulgi yang dalam keadaan tidak senonoh.
"Aku tidak percaya kalian akan melakukanya disini!" Gadis memekik masih dengan suara pelan, takut kalau-kalau membangunkan yang lainnya.
"Um.. K- kami," Seulgi mencoba menjelaskan namun berakhir payah. Aku mengulum bibir bawahku kikuk dan masih bersembunyi dipunggungnya.
"Ugh! untung ini aku!" Wendy menutup wajahnya stress. "Bagaimana kalau yang melihat itu Joy atau yang lebih parah lagi Yerim?!"
"... M- maaf." cicitku dibalik pundak Seulgi yang dari tadi aku pegang.
Wendy berdecak kemudian berjalan kearah counter dengan sebal.
"Just go get a room!" katanya jengkel, menarik lengan kami berdua sehingga aku turun dari counter dan kembali menapak lantai.
"And don't be too loud!" pintanya sebelum mendorong bokong Seulgi dengan kakinya cukup keras. Wendy memang punya kebiasaan mengekspresikan emosinya dalam bahasa Inggris, dan tidak ada yang tahu alasannya.
Pokoknya, kalau Wendy sudah menggerutu dengan bahasa asing yang dia kuasai itu artinya dia sangat marah atau jengkel.
Kami berdua terkekeh pelan sebelum Seulgi menggenggam tanganku lembut, menuntun kami berdua ke kamarku dengan langkah kaki pelan yang menyusuri lorong.
Ya, Son Wendy adalah satu-satunya orang yang tahu akan hal ini; hal yang terjadi diantara aku dan Seulgi. Dia tahu kalau hubungan aku dan Seulgi lebih dari sekedar rekan, sahabat, atau adik-kakak.
Entahlah, mungkin karena 'Canadian Background'-nya membuat Wendy berpikiran terbuka. Dia sama sekali tidak mempermasalahkannya, dan justru merasa senang akan kebersamaan kami.
Aku sama sekali tidak memberitahu siapapun namun suatu hari saat aku hanya berdua dengan Wendy ia tiba-tiba berkata; "Jadi, sudah berapa lama kalian bersama?"
Saat itu aku mengira sesuatu akan benar-benar berubah diantara aku dan Wendy. Namun ternyata ia sama sekali tidak keberatan. Ia hanya menyarankan bahwa aku dan Seulgi tidak terlalu 'jelas' dihadapan public. Dia bilang; "Just keep it down."
Aku tidak mengerti arti kalimatnya, tapi aku mengerti dia ingin kami berdua untuk berhati-hati.
Setelah mencapai kamarku diujung lorong, aku membuka pintu kamarku dengan tangan yang lain masih menggenggam Seulgi, menatap matanya sebentar lalu menariknya masuk kedalam.
Seulgi hanya menurut, ia tidak mengatakan sepatah katapun dan bahkan masih enggan melepaskan tautan tanganya meskipun kami sudah didalam kamar dengan pintu yang sudah kembali tertutup rapat.
Hening, kami benar-benar tidak saling berucap dan hanya bertatapan dalam diam, saling mencoba mencari tahu apa yang ada dalam pikiran masing-masing lewat tatapan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Into You - Completed
Fanfiction🔞MATURE CONTENT [NC, GxG] "Got everyone watching us, so baby, let's keep it secret."