Red Mare di Fukuoka sudah berakhir dengan baik dan kau tahu; jujur itu tidak terasa terlalu menyenangkan.
Seulgi bersikap dingin kepadaku sepanjang penampilan walaupun tentu saja ia berusaha untuk tidak terlalu menunjukkanya dihadapan member lain apalagi diatas panggung.
Aku bahkan kesulitan untuk memiliki sedikit waktu hanya berdua denganya karena kami semua sangat sibuk dengan persiapan penampilan, kostum, dan sebagainya.
"Otsukaresama desu!"
"Otsukaresama!"
Kami semua membungkuk hormat seraya membalas salam beberapa staff Jepang yang sudah bekerja sama dengan kami, tersenyum walaupun merasa lelah luar biasa.
"Jaa~ Red Velvet-san sudah menuntaskan penampilanya di Fukuoka. Terima kasih banyak!"
"Terima kasih!"
Aku hanya tersenyum selagi Wendy sedikit bercakap-cakap dengan mereka bahkan bercanda. Pikiranku masih berkabut oleh bayangan Seulgi yang sedang 'cemburu' untuk ikut bergabung.
Sedari tadi aku hanya mencuri-curi pandang kearahnya yang berdiri cukup jauh dariku, mencoba membuatnya melihat kearahku namun ia sama sekali tidak menyadarinya.
-
"Aku kelaparan~!"
"Aku jugaaaa~!"
"Aku ingin ramen!"
"Aku ingin kare~"
Van yang kami tumpangi menjadi riuh dengan komplainan Yerim dan yang lainya. Manager kami yang terduduk disamping supirpun tertawa lalu menoleh kearah belakang.
"Kalian sudah bekerja keras, makanlah yang banyak di hotel nanti!"
Aku hanya sesekali merespon dengan tawa dalam setiap obrolan mereka, bahkan sedikit membalas candaan Seulgi tadi. Hanya sebentar, kami kembali tidak saling bicara sampai akhirnya sampai di hotel.
Aku segera keluar dari van, merapikan rambutku selagi menunggu yang lainya turun lalu mengekor manager yang menuntun kami masuk kedalam hotel berbintang lima ini.
Aku menghela nafas lelah, melihat Seulgi yang jelas-jelas menjaga jarak dariku rasanya mengesalkan dan sialnya aku tidak bisa menunjukkan apa yang aku rasakan sekarang ini.
"Hei," Aku menoleh dan melihat Wendy yang berjalan tepat disampingku.
"Sesuatu terjadi pada kalian?" ia bertanya dengan satu alis terangkat, memastikan tidak ada yang bisa mendengar suaranya.
Aku hanya mengangkat bahu dengan wajah lemas, "Aku tidak tahu."
Wendy mengernyitkan dahi, "Apa maksudmu kau tidak tahu? Jangan bilang kalian bertengkar hebat?"
"Tidak," Aku menyangkal dengan suara sepelan Wendy.
"Lalu apa yang terjadi?"
Aku mengulum bibir bawahku, menatap kearah lantai kayu mengkilap yang aku langkahi perlahan.
"Seulgi melihat pesan yang dikirimkan Suho." jawabku berbisik padanya.
"Lalu?"
"Ya, dia marah!"
"Tunggu, apa yang Suho katakan?"
"Tidak banyak, hanya 'semangat' yang sederhana dengan emot senyum."
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Into You - Completed
Fanfiction🔞MATURE CONTENT [NC, GxG] "Got everyone watching us, so baby, let's keep it secret."