9. Greedy

23K 1.4K 146
                                    

"Red Velvet~!"

"Irene you're so pretty~  I love you!"

"Seulgi~! Will you marry me, please?"

"Joy, you're sexier in person!"

"OMG, Wendy please look at me!"

"Yeri you're so cute!"

Segerombolan penggemar langsung mengerubungi begitu kami berjalan masuk kedalam pusat perbelanjaan di Santiago sekarang ini.

Aku sangat lelah; kami semua sangat lelah. Setelah sampai disini kami langsung pergi berbelanja dan memutuskan untuk sarapan karena kami semua tidur sepanjang penerbangan dan belum memakan apapun.

Namun, ya...  para penggemar ini sepertinya tidak mau kehilangan kesempatan dan kami semua tidak mau menyakiti perasaan mereka.

"Irene, can you give me an autograph, please?" salah satu penggemar yang mengerumuniku bertanya sembari menyodorkan sebuah buku dan spidol.

Aku dengan senang hati tersenyum lalu menerima buku dan spidol dari tangan gadis itu; meminta untuk mengeja namanya untuk aku tulis sebelum memberi tanda tangan.

"Thank you, Irene~!"

"Give me an autograph, too, please!"

"Irene~!"

"Seulgi! Seulgi, please sign my phone!"

"Seulgi, can you give me a bear hug?"

"Kyaaaaaaa~!"

Aku menoleh kearah suara teriakkan histeris seorang perempuan yang tidak jauh dariku dan kau tahu, dalam hati aku mendelik kesal saat melihat Seulgi; memeluk gadis yang menjadi 'penggemar'nya itu.

Kenapa aku harus melihatnya?!

Pikiranku segera teralihkan oleh para penggemar yang masih mengerubungiku dan meminta tanda tangan; tersenyum ramah dan menjawab pertanyaan mereka dengan bahasa Inggrisku yang tidak tahu benar atau salah.

Setelah beberapa saat akhirnya mereka mau meninggalkan kami sendirian untuk sarapan disalah satu restoran; walaupun aku tahu dari kejauhan mereka masih memperhatikan kami dengan kamera mereka yang tidak berhenti berkilat.

"Eh? Apa ini?" tanya Seulgi setelah seorang pelayan menghidangkan sepiring makanan diatas meja.

"Tidak tahu, mungkin semacam daging?" Yerim menjawab.

"Unnie, aku tidak suka ini~" Seulgi mengadu dengan bibirnya yang sedikit cemberut. "Kau mau?"

"Tidak," jawabku singkat dan datar tanpa menoleh kearahnya. "Tidak usah dimakan kalau tidak suka."

Entah Seulgi menyadari nada bicaraku yang sedikit dingin dan jutek, aku hanya lanjut diam dan memakan sarapanku dengan tenang; mendengarkan mereka berdua mengobrol tentang keberadaan Wendy dan Joy yang masih berbelanja.

Aku merasa kesal.

Sedari tadi aku perhatikan; banyak sekali penggemar wanita yang menyatakan cintanya pada Seulgi dan ia dengan bodohnya terlihat senang akan hal itu.

Sepanjang perjalanan keluar dari pusat perbelanjaan, aku terus menempel pada Seulgi dan memegangi lenganya agar ia tidak jauh dariku sampai kami semua masuk van dan pergi ke venue.

Entah ia tidak peka atau apa; sepertinya Seulgi belum mengerti apa yang kurasakan saat ini.

Hhh... beruang bodoh.

[M] Into You - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang