HTBU [8]

15.4K 3.3K 181
                                        

Hari ini- engga lebih tepatnya lima belas menit lagi gue ulang tahun yang ke 27 tahun. Iya, gue setua itu dan belum ada rencana mau nikah. Gimana mau nikah kalau gue sedang menyusun cara untuk memutuskan kekasih gue ini.

Omong-omong soal kekasih, Tasha biasanya akan memberi surprise untuk gue tengah malam tapi kayaknya malam ini tidak akan ada surprise karena Tasha lagi sibuk dengan kerjaannya di kantor begitu juga dengan Charles yang sedang sibuk mengerjakan kerjaannya sambil sesekali menelepon rekan kerjanya.

"Tas? kirim ke email langsung kalau udah kelar ya- apa? okay jangan subuh kirimnya gue mau tidur soalnya." gue ga bermaksud untuk menguping pembicaraan Charles tapi ketika mendengar nama Tasha disebut kuping gue langsung fokus sendiri untuk mendengar pembicaraan mereka.

"Tasha? Jeffry masih bareng lo ga? kalau masih suruh dia cek email." mendengar nama Tasha dan Jeffry yang sedang bersama membuat gue langsung mengecek ponsel dan melihat pesan terakhir yang gue kirim ke Tasha. Tasha hanya me-read chat terakhir yang gue kirim sekitar jam delapan tadi. Tasha memang bilang kalau ia sedang bersama Jeffry tapi gue gatau kalau mereka berdua akan selama ini.

"Tasha masih sama Jeffry?" tanya gue pada Charles yang sekarang malah bersenandung lagu Sekuntum Mawar Merah tanpa sebab. Gue juga lama-lama ga ngerti sama Charles yang kelakuannya makin hari makin random.

"Masih, mereka ada di cafe deket rumah Tasha yang 24 jam itu- kerjaan numpuk parah ini." gue melirik jam yang ada di ponsel dan menghembuskan napas kecewa. Jam 23.58 yang artinya dalam 2 menit usia gue akan bertambah dan itu berarti setiap ke rumah tante gue akan semakin digencar dengan pertanyaan kapan nikah.

"Gue boker dulu ya kalau ada telepon dari Jeffry atau Tasha tolong angkat." Charles beranjak dari kamar gue dan menuju kamar mandi yang berada di dekat dapur padahal di kamar gue juga ada toilet tapi Charles lebih suka toilet jongkok ketimbang duduk jadi ia lebih memilih kamar mandi yang dekat dapur.

Ponsel Charles bergetar ditambah ringtone yang nyaring membuat gue mau tidak mau harus bergerak dari posisi nyaman untuk mengangkat telepon yang masuk.

"Tasha?" gue sempat melirik jam yang sudah menyentuh angka 00.00 dan artinya gue sudah berusia 27 tahun sekarang.

"Halo? Tasha?"

"Halo? Daryl? Charles mana?" tanya Tasha tanpa peduli mengapa gue mengangkat teleponnya.

"Dia lagi boker- kamu dimana?" tanya gue.

"Aku di Terrace Cafe lagi ngerjain kerjaan sama Jeffry- kayaknya aku udah bilang tadi?" gue menghembuskan napas dengan kasar berharap jika Tasha peka. Peka, jika gue berharap ia menjadi yang pertama.

"Kapan balik? Ini udah tengah malem."

"Sebentar lagi tinggal nunggu kiriman email dari Charles yang habis ia perbaiki abis itu udah kok- kenapa Jeff?"

"Mau susu hangat ga? gue mau tambah soalnya."

"Oh boleh Jeff ga pakai gula ya."

Ini kenapa Jeffry pakai segala tawarin susu hangat?

"Sayang, aku tutup ya?"

"Iya, kalau udah mau balik kasih kabar." setelah itu Tasha memutuskan panggilan lebih dulu. Jangan harap kalau ada kejadian menjijikkan siapa yang lebih dulu mematikan telepon.

"Kenapa lo megangin handphone gue?" tanya Charles yang sudah kembali dari kesibukannya di toilet.

"Kerjaan lo udah kelar belom sih?" tanya gue.

"Udah dikit lagi-"

"Cepat kelarin biar cewek gue balik."

"Idih- galak amat!"

Sekitar jam satu pagi Tasha baru bilang kalau ia akan balik dianter Jeffry pastinya. Setelah itu Tasha ga membalas chat gue. Mungkin dia udah tidur karena terlalu lelah. Lelah menghadapi kerjaan dan gue mungkin.

"Udah tidur lo?"

"Belom, kenapa?" Charles mengulurkan tangannya.

"Selamat memasuki usia ke 27 tahun dan selamat menghadapi pertanyaan kapan nikah." gue menjabat tangan Charles lalu mengucapkan terima kasih. Ulang tahun Charles juga akhir bulan Februari.

"Lo kenapa kayak ga tenang banget?" tanya Charles yang sudah merebahkan badannya di kasur lipat.

"Tasha kayaknya ketiduran." ujar gue.

"Di mobil Jeffry dia ketiduran tadi si Jeffry bilang pas udah sampai depan rumah," gue langsung merubah posisi dari tidur menjadi duduk.

"Terus?"

"Dia nunggu Mark buat gendong Tasha." gue menghela napas lega.

Setidaknya gue tau keadaan Tasha sekarang. She's sleeping sound and safe now.

How to Break Up

How to Break Up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tasha,"

"Hemmm?"

"Lihat kesini dong,"

"Gamau akunya lagi jelek."

"Kamu emang kapan cantiknya?"

"DARYL MAH- tuh kan tadi katanya jelek tapi masih aja foto-foto!"

How to Break Up

Setelah gue pikir ini cerita ringan ya coy pembahasannya.. gue kayak enjoy banget nulis ini cerita..

How to Break Up -DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang