"Daryl," gue tersenyum kemudian menghampirinya.
Dia benar-benar serius menunggu gue selama 2 tahun.
"Aku menepati janji aku kan?" gue mengangguk kemudian menariknya ke dalam pelukan.
Jakarta, 2 years ago
"Tasha?" seperti takdir saja satu hari sebelum keberangkatan gue ke Australia, gue memutuskan untuk ke kedai kopi yang dulu sering gue kunjungi bersama Tasha untuk mengerjakan kerjaan kantor bersama tapi gue malah menemukan Tasha yang tengah duduk sendiri.
"Daryl?" Tasha sepertinya cukup terkejut melihat gue.
Bukan lo aja yang terkejut Tas, tapi gue juga. Hati gue apa lagi.
"Sama Jeff?" tanya gue yang dijawab dengan gelengan oleh Tasha.
"Gue boleh duduk di sini?" Tasha mengangguk dengan senyuman yang sedikit dipaksakan.
"Ga pesan minum?" tanya Tasha yang membuat gue langsung beranjak ke kasir untuk memesan minuman. Gue kembali dan Tasha sedang melihat pemandangan di taman luar.
"Mau pindah meja?" tawar gue yang diterima oleh Tasha.
"Gue lanjut kerja ke Australia Tas, kemungkinan besar di Sydney." jelas gue tanpa Tasha menanyakan bahkan Tasha juga tidak menanggapi.
"Besok gue berangkat." tambah gue sedangkan Tasha hanya mengangguk. Pandangannya kosong dan ia selalu seperti itu jika ada masalah.
Kok gue bisa tau? ya kan gue sang mantan.
"Ada masalah dengan kerjaan?" tanya gue yang dijawab dengan gelengan.
"Jeffry?" ketika Tasha menghembuskan napas kasar gue langsung tau jawabannya.
"Kita berantem atau lebih tepatnya gue yang egois dan tidak mau mendengarkan Jeffry."
"Lo mungkin bisa cerita sama gue, kalau lo mau." Tasha menghela napasnya kemudian air mata menetes begitu saja. Gue benar-benar benci ketika Tasha menangis.
Tasha itu salah satu perempuan kuat yang gue kenal tapi melihat Tasha menangis gue juga merasa sakit.
"I tried but i can't." untung saja gue memilih untuk di taman depan yang sepi jadi tidak ada yang menuduh gue sebagai laki-laki kurang ajar karena membuat seorang perempuan menangis.
"I tried to make everything work with Jeff but i can't. Aku membohongi perasaan aku sendiri ke Jeff. Aku selalu mengatakan pada diriku kalau aku pantas dicintai oleh Jeff tapi kenyataannya aku tidak pernah pantas dicintai oleh dia. Aku selalu berbohong tentang perasaanku pada Jeff, aku melakukan itu semua dengan harapan aku bisa melupakan kamu dan melanjutkan semuanya dengan Jeff tapi ga semudah itu. Aku lagi-lagi harus berbohong, harus mengenakan topeng jika aku bahagia dengan Jeff padahal tidak."
"Kamu harusnya bilang dari awal Tas, kamu ga perlu memainkan perasaan aku." gue dan Tasha sama-sama terkejut ketika mendengar suara Jeffry.
"Rasa sayang aku ke kamu itu tulus dan aku tidak pernah mempermasalahkan perasaan kamu ke Daryl. Aku selalu ada di sisi kamu memang tulus untuk menemani kamu, aku cuma mau kamu tidak sedih sendirian. Aku mau kamu tau kalau ada aku yang selalu di sini untuk kamu. Bohong kalau aku bilang aku ga mengharapkan cinta kamu balik tapi aku tidak pernah memaksa Tas. Aku lebih baik menjadi teman baik kamu dari pada kamu menjadi kekasih aku atas dasar kebohongan Tas," gue bahkan tidak punya niatan untuk menyelak Jeffry.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Break Up -Doyoung
Fanfiction"Gimana caranya putus tapi dengan cara yang tidak menyakitkan?" nct how to series