Gue sedang tiduran di kamar sedangkan Charles sedang bermain PS. Tasha juga sedang mengerjakan kerjaannya di meja belajar gue yang sebenarnya udah beralih fungsi jadi meja kerja tapi gue masih menganggap itu meja belajar karena meja itu yang menjadi saksi atas perjuangan gue waktu sekolah dulu.
"Kamu ga jadi ngerjain kerjaan kamu?" tanya Tasha.
"Males," jawab gue dengan acuh.
"Main PS gih sama Charles." saran Tasha yang gue tolak juga. Ketika banyak cewek yang ga suka cowoknya main PS apa lagi sama temennya karena pasti akan merasa dikacangin tapi engga dengan Tasha. Ia malah dengan senang hati gue bermain PS bahkan kadang dia yang mengajak gue main PS karena adik sepupunya yang tinggal di rumah suka main PS jadi dia sering ikutan.
Jadi ga mungkin gue putus karena main game. Tasha tau betul kalau gue bukan penggila game gue main hanya sesekali ketika benar-benar ingin melepas penat.
"Tai padahal semalem main NBA sama gue juga gue yang menang!" cibir Charles yang hiraukan karena tidak penting.
"Lo ga balik ke rumah apa?" tanya gue yang sekarang malah jengah dengan keberadaan Charles.
"Kan gue udah bilang nyokap sama bokap lagi jalan ke Thailand-Vietnam-Kamboja selama dua minggu. Calista juga pulangnya nanti Desember jadi dua minggu ini gue akan tidur di rumah lo." jelasnya.
"Lo tidur di kamar Danis aja gih." usirku pada Charles.
"Lah? Kenapa gitu? Biasanya juga gue tidur di kasur lipet."
Charles ini tuh sedikit aneh. Gue punya kakak bernama Danis dan dia udah menikah yang pastinya dia ga tinggal di rumah ini lagi. Kamar Danis sekarang kosong cuma diisi oleh Danis dan istrinya ketika nginep. Mama bahkan selalu menyuruh Charles untuk tidur di kamar Danis tapi Charles selalu menolak dengan alasan dia sudah nyaman tidur di kasur lipet yang ada di kamar gue.
"Gue mau nginep Char," sahut Tasha.
"Walah, pantes aja gue diusir. Mau berduaan ternyata." ledek Charles yang membuat gue melayangkan jari tengah padanya.
"Mama tau Dar?" tanya Charles yang sekarang sudah mematikan PS.
"Tau, orang kata dia lo tidur di kamar Danis aja." jawab gue tanpa melebihkan perkataan mama.
Mama tau anaknya yang ganteng dan pintar ini ga mungkin macem-macem. Mama juga tau Tasha itu anak baik-baik jadi mama ga pernah khawatir dan selalu izinin Tasha untuk nginep malah kadang mama yang minta Tasha untuk nginep. Kalau ada Tasha di rumah gue sama papa itu bakal dianggap sebagai kentut aja sama mama.
Kalau ada Tasha di rumah gue ini anak tiri dan papa hanya tukang suruh beli martabak kecuali Charles yang suka nimbrung ga jelas di antara dua perempuan itu.
Gue bisa aja menggunakan alasan untuk memutuskan Tasha karena gue merasa di-anak-tirikan oleh mama tapi gila aja harga diri gue bisa jatuh berkeping-keping. Tasha mungkin bisa saja langsung jijik setengah mati sama gue atau mungkin kalau Tasha ngadu ke teman-temannya pasti mereka juga langsung jijik sama gue.
Tasha sudah mengubah pakaiannya menjadi lebih santai. Tasha paling sering mencolong baju gue kalau nginep.
Engga, kalau gue mutusin dia karena dia sering nyolong baju gue itu sangat amat tidak mungkin. Jelas-jelas gue sering merasa gemas kalau melihat Tasha pakai baju gue.
Tasha berpindah menjadi duduk sambil bersandar di sebelah gue dengan laptop yang masih setia di pangkuannya.
"Capek," Tasha menyandarkan kepalanya di sandaran ranjang lalu memejamkan matanya.
"Tas?" Tasha membalas panggilan gue dengan gumaman lelah.
Ini bukan waktu yang tepat untuk memutuskan Tasha. Nanti kalau dia banting laptop terus membakar gue hidup-hidup gimana?
"Kenapa Daryl?" matanya yang teduh menatap gue membuat gue semakin tidak tega. Gue dengan kurang ajarnya malah memegang kedua rahang Tasha dan menciumnya.
Emang manusia bejat kamu Daryl.
How to Break Up
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Daryl, foto ya?"
"Untuk apa- foto aja gapapa tapi aku gamau lihat kamera."
"Buat kenang-kenangan kita sebagai pasangan dong!"
"Tuh, bagus kan Dar?"
To be continue
Ini kalau pake Daryl POV kalian tidak masalah kan? sama kayaknya gue bakal selipin sedikit momen mereka yang dulu gitu.