Tasha PoV
"Aku mau ke toilet dulu- kamu?"
"Aku juga mau ke toilet- lipstick aku udah pudar." Jeffry mengangguk. Aku mengekori Jeffry yang berjalan menuju toilet namun ia menarik pergelangan tanganku agar kami jalan beriringan.
Aku masuk ke dalam toilet dan langsung masuk ke dalam bilik. Bukan untuk buang air tapi untuk mengatur detak jantung yang mulai tidak jelas. Sejak Daryl bilang ia ingin berjuang lagi dan Jeffry juga, jantungku berdetak tidak jelas.
"Sadar Tasha! Sadar!" aku menepuk kedua pipiku lalu keluar dari bilik. Aku bertemu dengan seorang wanita yang sangat amat cantik. Maksudku, aku yang seorang perempuan saja ternganga dibuatnya pasti kekasihnya tampan bukan main juga.
Selesai membenarkan make up aku langsung keluar dan melihat Jeffry yang tengah bersandar. Jeffry itu sangat tampan dan baik tapi kenapa hatiku susah terbuka untuknya?
"Jeff," panggilku.
"Kamu udah?" aku mengangguk.
Semenjak kejadian di mobil tadi aku dan Jeffry menutuskan untuk berbicara dengan aku-kamu ketimbang gue-lo karena ia merasa lebih nyaman berbicara dengan aku-kamu ketimbang lo-gue.
"Kamu kalau kedinginan bilang ya," bisik Jeffry yang aku balas dengan anggukkan. Ketika sampai ternyata hampir semuanya sudah sampai. Aku memberikan hadiah untuk Sarah atau lebih tepatnya hadiah dariku dan juga Jeffry. Aku mengambil duduk di sebelah Charles dan Jeffry di sebelahku.
"Potong rambut nih?" tanya Charles lalu memegang rambutku.
"Iya nih," aku terkekeh.
"Buang sial ya?" ledek Charles yang hanya bisa aku balas dengan kekehan.
"Kamu mau tukar duduk?" bisik Jeffry padaku. Aku menggeleng dengan senyuman mungkin Jeffry takut jika aku merasa tidak nyaman karena duduk di himpit oleh dua laki-laki tapi aku tidak masalah apa lagi aku mengenal baik keduanya.
"Jeff, mau ikut ga malem?" tanya Charles.
"Ke mana nih?"
"Dugem," Charles menatapku sebentar.
"Gue mau ikut dong!" seruku yang membuat Charles dan Jeffry saling pandang.
"Gue ga macem-macem. Suer!"
"Yaudah, nanti gue ajak temen gue yang doyan clubbing juga deh." ujar Charles lalu sibuk mengetik pesan di ponselnya.
"Kamu serius? Banyak asap rokok loh." aku mengangguk dengan arti tidak masalah toh beberapa teman kantor juga ada yang merokok walau terkadang aku merasa risih tapi aku sedang ingin bersenang-senang. Mungkin sudah hampir 2 tahun aku tidak menyambangi kelab malam. Dulu ketika pergi ke club aku pasti bersama Daryl itu pun karena undangan ulang tahun atau ada perayaan kecil.
"Yaudah, tapi jangan jauh-jauh dari aku." aku mengangguk.
Aku permisi untuk ke toilet karena ingin buang air kecil tapi siapa sangka aku berpapasan dengan si calon penyewa apartment mama yang baru?
"Hei cantik! Kita ketemu lagi. Jangan-jangan jodoh." candanya yang membuat aku terkekeh.
"Kamu sama siapa?" tanya ka Aktarisa.
"Sama anak kantor- ada yang ulang tahun. Kakak sama siapa?" tanyaku berbasa-basi.
"Itu sama temen," aku melihat ke arah yang ditunjuk oleh ka Aktarisa dan ternyata ia datang bersama perempuan cantik yang aku temui di toilet tadi.
"Wah, kalau gitu aku duluan ya ka. Sampai ketemu lagi," ia tersenyum lalu mengedipkan sebelah matanya.
Aku kembali dan mereka sudah bersiap untuk pergi. Sebagian akan pulang dan sisanya pergi ke club sesuai ajakan Charles.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Break Up -Doyoung
Fiksi Penggemar"Gimana caranya putus tapi dengan cara yang tidak menyakitkan?" nct how to series