Tasha tidak pernah mengungkit kejadian malam itu lagi. Setelah menangis ia hanya terus diam. Rasa bersalah terus muncul dan membuat gue ingin meminta maaf kepada Tasha karena semua yang gue lakukan itu memang sengaja.
"Jangan galau terus- rokok mau?" Charles menyodorkan kotak rokok yang gue tolak.
"Gue sayang sama Tasha," Charles mebgerutkan keningnya sambil menyesap rokoknya.
"Tapi gue merasa hubungan gue dan Tasha sudah harus diakhiri. Gue mulai merasa ga nyaman," Charles menghembuskan asap rokok itu lalu menatap gue.
"Jadi?"
"Gue sayang sama Tasha tapi gue ga nyaman."
"Lo bosen sama Tasha." Charles dengan seenaknya menyimpulkan kalau gue bosen sama Tasha. Gue ga bosen sama Tasha gue hanya mulai kurang nyaman.
"Lo nyaman berada di dekat Tasha tapi lo bosen sama dia karena hubungan lo sama Tasha itu flat, ga ada yang menantang. Tasha itu terlalu baik- gini deh, lo selama pacaran sama Tasha pernah berantem ga? Berantem besar?" kali ini gue yang mengerutkan dahi untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan Charles.
"Berantem pernah tapi ga sampai berhari-hari. Buat apa berantem lama-lama?"
"Biasanya yang ngaku salah duluan atau yang menjelaskan duluan siapa?"
"Tasha dan gue selalu mengakui kesalahan dan mau denger satu sama lain."
"Lo tau ga sih? Kalau berantem itu katanya buat pasangan jadi lebih dekat satu sama lain? Berantem lalu perang dingin berhari-hari kemudian keduanya kangen berat lalu yang satu memutuskan untuk menghubungi lebih dulu dan minta maaf kemudian bertemu lalu menyalurkan semua rasa kangen sambil belajar memahami satu sama lain lagi?" jelas Charles.
"Mungkin lo juga udah kelewat nyaman jadi ketika she did something unusual you feel its weird and make you feel uncomfortable."
Gue sendiri ga tau sama perasaan gue yang makin lama ga jelas. Gue sayang Tasha tapi gue ga nyaman sama dia. Entah apa yang terjadi but suddenly i feel uncomfortable with her. Bahkan akhir-akhir ini gue ga bisa menceritakan segala sesuatu yang gue alami ke Tasha. Gue ga bisa menceritakan segala keluh-kesah gue di kantor atau sekedar kesalnya gue sama Charles atau random thoughts. Gue sudah tidak bisa melakukan itu.
"She's change Char," ujar gue dan Charles menatap gue dengan tatapan seriusnya.
"Lo tau kalau si Jeffry menunggu Tasha sampai kosong?" gue mengangguk karena gue memang tahu jika Jeffry menunggu Tasha sejak kuliah.
"Lo ga cemburu kalau Tasha dekat Jeffry?" gue mengangguk namun gue menggeleng yang membuat Charles menggebrak meja pelan sambil menatap gue dengan bingung.
"Labil banget jadi cowok?!"
"Gue cemburu tapi gue santai aja karena gue tau Jeffry ga mungkin melakukan hal aneh. He is a good man."
"Jeffry emang a good man while you are a jerk. Totally jerk." gue ga akan menampik itu karena yang Charles bilang memang benar adanya.
I'm a jerk.
"Ada satu pertanyaan buat lo Dar, gue harap ini buat lo sadar dan lo tau apa yang harus lo lakukan ke depannya."
"Apa?"
"Tasha yang berubah atau lo yang berubah?"
Tasha yang berubah atau gue yang berubah?
"Tasha, maka itu gue memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini tanpa memikirkan lama waktu kita menjalin hubungan. Untuk apa mempertahankan hubungan hanya karena sayang lama waktu pacaran tidak sebentar. Actually beberapa hari yang lalu Tasha menangis. Menangis karena gue dan gue ga mau Tasha terus menangis jika ia masih bersama gue. I want her to be happy."
"Menurut lo apa yang berubah dari Tasha?" gue kembali terdiam sejenak.
"I'm not sure about that but i feel very uncomfortable this day. Gue sendiri ga paham Char. Hati gue ini ga jelas. Gue kadang merasa i need her tapi gue juga merasa ga nyaman."
Gue berusaha menjelaskan maksud hati gue kepada Charles tapi gue sendiri bingung bagaimana cara menjelaskannya. Gue ga mengerti sama perasaan gue sendiri.
"Dar, gue rasa lo harus cari tau apa yang membuat lo ga nyaman lagi bersama Tasha? Apa yang membuat lo berpikir Tasha berubah? Siapa yang berubah sebenarnya, lo atau Tasha? Gue ga mau keputusan yang lo ambil membuat lo menyesal,"
"Jika lo udah menemukan jawabannya baru lo bertindak sesuai jawaban itu. Continue or break up." gue ga tau Charles kenapa malam ini tapi yang pasti malam ini pikiran gue mulai terbuka karena Charles.
Mungkin saat ini gue harus mencari tau apa yang membuat gue ga nyaman terlebih dulu. Gue harus mempelajari perasaan gue jauh lebih dulu baru bisa memutuskan sesuatu.
Tasha, sepertinya putus hubungannya aku tunda dulu. Belum saatnya kita berakhir karena aku masih harus mencari jawaban dulu baru bisa menentukan nasib hubungan kita selanjutnya bagaimana.
Tasha, tunggu aku sebentar ya.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Break Up -Doyoung
Fanfiction"Gimana caranya putus tapi dengan cara yang tidak menyakitkan?" nct how to series