Mesra

3.2K 209 11
                                        

Setelah berargumen dengan Jonas, aku kembali duduk bersama Sindi.

"Kenapa lo?"

"Gentleman itu nggak dibayarin, Miranda," ucapku menirukan Jonas.

"Jonas bilang kayak gitu?" aku mengangguk. Sindi terpbahak.

"Ya ampun Ra, kayak orang dewasa aja dia bilang kayak gitu," kata Sindi lalu terkikik. Aku mengendikan bahu.

Jonas kembali duduk di depanku dan Sindi, ia tersenyum. Sindi masih berusaha menahan tawa. 

"Kenapa Sindi?" tanya Jonas.

"Gentleman itu yang gimana sih Jo?" tanya Sindi mulai menggoda. Jonas tersenyum lagi.

"Yang kayak aku dong," katanya lagi.

"Iya, yang gimana?" Sindi kembali bertanya, membuatku menjadi penonton sesi tanya jawab dua manusia gemblung ini.

"Ya aku kan cuma nyimpen nama Miranda aja di hatiku," katanya sambil tersenyum padaku.

Gombal, mulut buaya spesies baru.

"Terus apa lagi? Nyium Rara juga termasuk Gentleman?" tanya Sindi. Jonas salah tingkah, wajahnya jadi lucu.

"Itu kan nolongin," kilahnya. Sindi mencebik. 

"Yaudah apa lagi?"

"Gentleman itu laki-laki siaga, siap antar jaga."

"Emang kapan lo jadi laki-laki siaga?"

"Sekarang kan? Nanti pulangnya biar aku aja yang antar Miranda," katanya sambil menaik turunkan alis, menggoda.

Sindi menahan tawa, sedangkan aku bingung harus menolak dengan cara apa.

"Nanti aku habis ini mau pergi lagi sama Sindi, jadi nanti pulangnya diantar Sindi aja," kataku.

"Ke mana lagi emangnya?" tanya Jonas.

"Yaa, pokoknya pergi lagi," jawabku, kakiku menyenggol kaki Sindi, mengkode agar ia membantuku. Tapi sungguh sial, ia tak bisa diajak bekerja sama.

"Mau ke mana lagi sih lo, gue capek. Gue balik ke kosan aja ya? Lo gak pa pa biar dianterin si Bule ini," kata Sindi.

Aku memasang wajah memelas pada Sindi, dan dia ini sebenarnya tahu tapi sungguh ingin mengerjaiku.

"Capek gue Ra, rumah lo jauh noh, diujung pucuk perbatasan kota dan kabupaten," ucapnya, mematahkan kemelasanku.

Pramusaji datang mengantar makanan, perdebatan antara aku dan Sindi terpaksa terjeda sejenak. Aku memutar otak, bagaimana caranya agar tidak perlu diantar oleh Jonas. Sebenarnya aku bisa naik ojek online atau taksi online, tapi rasanya tidak mungkin. Terlalu kelihatan aku menghindari Jonas jika aku memakai jasa ojek atau taksi online.

Ponselku berbunyi, satu pesan masuk.

Ares: Di mana Ra?

Ah, sungguh semseta berpihak padaku. Satu-satunya orang yang bisa membantuku keluar dari permasalahan penghindaran yang pelik ini adalah Ares.

Miranda ASwa: di warunk. Kenapa?

Ares: Gpp sih. Kangen.

Aku membaca pesan sambil mengerutkan dahi.

"Siapa sih?" tanya Sindi sambil mengintip ponselku. Aku menarik ponsel, menyembunyikannya ke sisi lain.

"Kepo lo," jawabku sambil mencebik.

"Halah gue tahu kok, siapa lagi orang yang chat lo kalo bukan Arisandi Sudirga sama si Bule ini," balas Sindi.

"Sok tau lo."

Mampu (s) Tanpamu	 (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang