Shit, shit, shit!
Gila! Bisa bisa ku gila di sini. Aku memandang pria di hadapan ku dengan tajam dan dia hanya memandang ku dengan tatapan yang seolah olah mengejek ku.
"Jadi? Apa keputusanmu?" Dia tersenyum miring.
"Apa yang kau mau sebenarnya!"
"Kamu"
Sialan!
"Selain itu bodoh! Cepat katakan!"
Aku duduk di hadapan nya dengan tajam, dengan keji pria itu mengikat tangan dan kaki ku di kursi. Ya si Max sialan itu menculik ku saat aku baru saja keluar dari perusahaan Cathryn.
"Apa lagi yang aku inginkan selain kamu? Semua sudah aku miliki, kecuali kamu." Dia berlutut di hadapan ku.
Ku kira dia ingin melepaskan ikatan ku tapi dia hanya berlutut untuk memandang ku. Aku bukan terlalu percaya diri tapi memang itu kenyataan nya.
Dia mengusap bibirku tanpa sadar aku membuka bibir ku.
"Kau harus nya bersama ku,"
Dia mengecup bibir ku.
"Bukan bersama sialan itu"
Dia langsung berdiri lalu pergi begitu saja meninggalkan ku di tempat yang tidak aku ketahui ini. Sialan! Aku tidak tahu Max bisa gila seperti ini!
"BERENGSEK! LEPASKAN AKU SIALAN!" Jeritku tapi dia sama sekali tidak menoleh atau mempedulikan teriakan ku.
Apa yang harus aku lakukan sekarang? Menerima keputusan nya sama saja aku menjebloskan diriku ke dalam lingkaran setan. Kalau aku menolak aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan kepadaku.
Tuhan aku harus apa sekarang? Aku takut, sangat takut. Bagaimana dengan Delano? Apa dia mengkhawatirkan ku? Tanpa sadar air mataku jatuh begitu saja dan sekarang aku mulai terisak.
Aku terus menangis karna aku tidak tahu harus melakukan apa. Dadaku sesak sekali mengingat Max memperlakukan hal keji seperti ini kepadaku.
Dia.. Dia sudah berubah. Dia tidak seperti yang aku kenal, dia bukan Max ku yang selalu memperlakukan ku dengan lembut, dia bukan Max yang selalu memelukku saat aku menangis. Dia sekarang seperti monster. Aku takut kepadanya.
"Kenapa aku menangis Sweetheart?" Ucap nya lembut.
Aku baru sadar kalau pintu ruangan ini sudah dibuka. Aku menatap Max dengan takut dan juga marah. Apa yang akan dia lakukan sekarang? Hanya pertanyaan itu yang selalu berputar di otakku.
"Lepaskan aku, please " ucapku lirih sambil menunduk.
Aku merasakan sebuah tangan yang menghapus air mataku.
"Jika kau menurut aku akan melepaskan mu Sweetheart, tapi kau selalu melawan"
Dia melepaskan tali yang mengikat tangan dan kaki ku setelah itu dia memeluk ku dan aku tidak bisa untuk tidak menangis di pelukannya.
"Stthh... Sudahlah, maaf kan aku membuatmu seperti ini." Max mengelus rambut ku.
"i'm scared.." Ucapku di sela tangisku.
"Maafkan aku.. Maafkan aku.."
"Ku mohon berhentilah mengangguku, aku takut Max"
"Maafkan aku.."
"Aku tidak bisa menerima tawaranmu. Karna aku tidak bisa meninggalkan nya"
Aku sudah tidak merasakan tangan kekar itu memeluk ku. Aku tidak munafik kalau aku merasa kehilangan setelah dia melepas pelukan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
RomanceAku Rachel Waston, setelah 10 tahun berlalu ternyata melupakan perkataan nya tidak lah mudah bagi ku. Semua masih terekam jelas di memori ku. Ku kira 10 tahun cukup untuk memulihkan semua nya dan membuat keadaan baik baik saja seperti dulu - Walaup...