Chapter 10 - Calm Down

1.7K 108 21
                                    

Aku terus diam dan tidak berminat melakukan apa pun selain diam, kejadian di caffe kemarin membuat ku sadar aku terlalu mudah di tipu oleh orang terdekatku.

Kenapa harus Delano yang mengkhianatiku?

Pertanyaan itu terus berputar di kepala ku membuat otak ku pusing seakan mau meledak.

3 tahun membohongi ku wow hebat sangat hebat, aku tidak tahu kenapa Delano bisa mencintaiku di saat dia sudah memiliki kekasih. Sungguh pria yang ku sangka baik itu ternyata Keparat sialan!

"Bagaimana keadaan mu Sweetheart?" Tiba tiba Max masuk dalam kamar.

Aku menginap di apartemen Max, aku tidak ingin pulang. Di sana terlalu banyak kenangan indah saat aku bersama Delano terlalu menyakitkan harus mengingat itu semua.

"Fine." Kupaksakan bibir ku untuk membuat senyuman tapi aku tidak tahu ini akan terlihat seperti senyuman atau tidak.

Max duduk di samping ku.

"Senyuman mu tidak sampai ke mata mu Sweetheart, aku tau kau tidak baik baik saja."  Ucap Max sambil tersenyum lembut.

Benar, tidak ada yang baik baik saja saat mengetahui fakta bahwa aku adalah selingkuhan sialan Delano itu, pria itu benar benar menjijikkan, aku merasa jijik sekarang.

Aku tidak menjawab aku hanya memainkan jari telunjukku membentuk pola abstrak di celana tidur ku. Kenapa Max mengetahui tentangku semuanya?

Max tersenyum lalu mengelus rambutku. "Jika kau butuh teman aku bisa menemani mu Sweetheart."

"Terima kasih, tapi seperti nya aku butuh waktu sendiri sekarang." Aku tersenyum tidak enak.

"Tidak apa, bila kau butuh aku panggil saja aku selalu ada untuk mu Sweetheart."

"Thanks."

Aku hanya bisa memejamkan mata saat Max mencium kening ku. Kenapa pria itu masih saja ingin bersama aku apa yang Max harapkan dari gadis seperti ku?

Aku ingin tidur kembali rasanya tubuh ku lelah, sangat lelah karna fakta yang baru aku ketahui. Aku tidak ingin menangis tapi air mata ku selalu saja keluar, aku tau menangis tidak akan mengubah apa pun yang terjadi sekarang dan aku jadi terlihat sangat lemah.

Suara ponsel terdengar membuat aku tidak bisa memejamkan mataku.

Delano? Untuk apa pria itu menghubungi ku lagi? Bukankah aku dan dia sudah tidak ada hubungan apa apa lagi?

"Halo? Kenapa kau ingin tahu? Aku tidak butuh penjelasan mu! Lebih baik kau pergi dari mansionku, dan hidup lah bahagia dengan kekasih mu!"

Aku mematikan sambungan telepon ku dengan kesal. Dan aku benci aku benci kenapa aku selalu menangis saat mendengar suara Delano yang terdengar sangat frustrasi.

Terima kasih kau sudah menjadi pria hebat, kau berhasil membuat ku sakit kembali, Delano.
_________

Aku kembali ke mansionku, sepi tidak ada yang menyambutku seperti biasanya. Seperti ada yang hilang padahal di sini banyak sekali pelayan yang berlalu lalang.

Aku berjalan menuju kamarku, aku benci berada di sini aku ingin pergi sejauh mungkin tapi aku tidak tau kemana, yang penting sekarang adalah memikirkan tempat yang jauh dari sini.

Rumah ini terlalu banyak menyimpan kenangan ku bersama Delano, rasanya sangat menyakitkan jika mengingat kenangan kenangan itu.

"Lebih baik aku pergi dari sini, aku ingin menenangkan diriku sementara ini." Ucapku saat memikirkan satu tempat yang bisa membuatku tenang sementara ini.

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang