Chapter 19 - I Said...

1.1K 50 4
                                    

Aku baru saja selesai berpakaian saat keluar aku melihat Max yang sedang duduk di tepi kasur seperti sedang mengumpulkan nyawanya.

"Apa tidur mu nyenyak?" Tanya ku sambil mengeringkan rambutku dengan hair dryer. Tiba tiba Max berjalan ke arah ku.

Dia mengambil sisir lalu menyisir rambutku perlahan, dengan sangat lembut. Aku menatap Max yang sangat serius menyisir rambutku, aku tersenyum.

"Aku selalu suka wangi mu Sweetheart." Pria itu mencium puncak rambut ku.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku Russell."

"Ya, tidur ku nyenyak sekali, apa aku harus setiap hari tidur bersama mu?" Aku melihat Max dari cermin pria itu terlihat sedang tersenyum menggoda.

"Kau gila!" Aku memukul bahu nya.

Max tertawa terbahak bahak. Aku hanya memutarkan bola mataku jengah dengan kelakuan Max yang sangat sangat menyebalkan.

"Rachel, aku ingin mengajak mu ke suatu tempat." Ucap Max yang sekarang sedang mengepang rambutku, astaga pria ini belajar dari mana?

"Kemana?" Tanya ku penasaran.

"Kau akan tahu nanti." Ucap Max dan tersenyum miring, senyum yang mampu membuat kupu kupu di perut ku beterbangan seolah olah berusaha keluar dari perut ku.

"Kau menyebalkan Max!"

Pria itu terkekeh. "Ya benar itu kebiasaan ku Sweetheart."

Pria itu telah selesai menyisir dan mengepang rambutku aku tidak menyangka hasilnya sangat rapi, sekarang Max sedang berada di dalam kamar mandi. Aku bersiap dan mengganti baju ku Max bilang kami akan pergi ke suatu tempat kan?

Keluar dari kamar, perut ku lapar minta di isi, ah aku baru ingat tadi pagi aku hanya meminum coklat panas dan belum makan apa apa. Ku lihat hanya ada beberapa roti dan buah.

Aku duduk lalu mengambil roti lalu mengoleskan selai coklat setelah itu aku memakan roti yang sudah aku oleskan selai. Ah roti ini sangat enak apa karna aku memang sedang dalam keadaan sangat lapar?

Max mencium pipiku membuat aku menoleh dan menatap tajam Max.

"Apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?" Max tersenyum dan mengangkat alis nya sebelah.

Aku memutarkan bola mataku dan kembali memakan roti ku sampai habis. Kemudian meminum segelas air putih. Aku melirik Max yang sedang duduk sambil menatap ku.

"Sudah selesai?" Tanya nya yang masih tersenyum.

"Ya, ayo katanya kita akan pergi."

Aku berdiri dan Max juga ikut berdiri, aku berjalan mendahului nya tapi tangan ku langsung di tarik dan aku langsung menabrak dada Max. Membuat kepala ku sedikit sakit.

"Astaga apa yang mhhppp."

Aku melotot saat Max tiba tiba mencium bibir ku, Max mencium dan melumat bibirku dengan lembut aku terbuai dan membalas lumatannya, lidah kami saling membelit sampai kami kehabisan napas dan melepaskan tautan kami.

"Ada noda coklat di sudut bibirmu Sweetheart." Ucap Max lalu mengecup bibirku.
_______

Aku tidak tahu kami akan pergi kemana karna pria itu menutup kedua mataku dengan kain dan tidak memperbolehkan aku membuka nya sampai pria itu yang membolehkan nya.

Aku menggenggam erat tangannya yang sedang berada di pangkuan ku, kalau saja aku tidak menggenggam tangannya aku sangat yakin kalau aku akan mengira Max meninggalkan ku karna pria itu tidak mengeluarkan suara sedikit pun sekali pun itu bersin atau batuk.

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang