Maaf baru update hehe...
Happy reading guys:*
Aku mengendarai mobil ku menuju perusahaan Max, si sialan itu menyuruh ku datang pagi pagi saat aku dan Delano sedang sarapan bersama. Memang sangat amat mengganggu.
Ponsel ku berdering, aku menepikan mobil ku untuk mengangkat telepon tersebut.
"Hallo, oh kau, iya sebentar lagi aku akan sampai, sudahlah tidak perlu banyak bicara kau membuatku terlambat!, apa? Aku tidak sopan?, dan kau pikir aku akan sopan kepadamu Mr Maxwell? Tidak akan pernah!"
Aku mematikan sambungan telepon dengan kesal. Aku mengutuk diriku yang masih selalu berdegup saat bertemu dengan si Max sialan itu atau hanya mendengar suaranya seperti tadi. Oh tuhan ada apa dengan hati ku. Kenapa hati ini masih saja berharap orang yang bahkan sudah menyakiti ku?
Aku mengendarai mobil ku kembali dengan perasaan kesal. Jujur emosi ku selalu berubah setiap berhubungan dengan Max.
Aku memasuki halaman perusahaan milik Max, aku masuk ke dalam perusahaan Max setelah memarkirkan mobil ku.
Aku mengatur napas, ini adalah pekerjaan sebisa mungkin aku harus melupakan rasa kecewaku kepada Max sialan itu. Karna tujuan ku kesini untuk bekerja bukan untuk membicarakan hal pribadi.
"Mr Waston"
Aku menghentikan jalan ku dan menatap ke arah wanita yang baru saja memanggil ku.
"Ya?"
"Mr Russell meminta saya untuk mengantarkan mu keruangan nya, mari"
Aku mengikuti wanita itu sampai berhenti di sebuah pintu yang sangat besar berwarna coklat, aku menarik napas menghilangkan degupan sialan yang masih saja selalu ada setiap aku akan bertemu atau hanya membayangkan si sialan itu.
Arghh perasaan ini sungguh sangat menyiksa ku.
"Silakan masuk Ms Waston"
Aku tersenyum kemudian mengangguk lalu masuk ke dalam ruangan Max. Ya tuhan untuk kali ini saja hilangkan debaran di jantung ku.
Aku melihat Max yang sedang serius dengan dokumen dokumen di depan nya. Aku meneguk ludah ku dengan susah payah menahan pesona Max yang selalu bisa mengikis benteng pertahanan ku.
"Kau sudah sampai?"
Aku terkejut mendengar suara Max yang tiba tiba, aku menghela napas.
"Kau pikir?" Aku menaikkan sebelah alis nya.
"Silakan duduk, aku harus menyelesaikan pekerjaan yang tinggal sedikit"
Aku menghela napas, aku buru buru duduk di salah satu sofa yang terletak di ruangan Max.
"Kalau kau masih memiliki pekerjaan, kenapa kau menyuruh ku untuk datang kemari dengan secepat nya?! Merepotkan saja!" Ucap ku dengan kesal.
Max selalu bertindak semau nya sendiri tanpa memikirkanku sedang sibuk atau tidak. Eh memang nya aku siapa? Sampai Max bisa memikirkan ku.
"Aku sengaja"Aku melihat dia tersenyum miring tanpa mengalihkan tatapan dari laptop.
What the fuck... Sialan memang benar benar benar sialan dasar Keparat. Aku menatap tajam Max yang masih saja tersenyum sambil mengetik sesuatu entah apa.
"Aku keluar" aku langsung berjalan kearah pintu hendak pergi keluar dari ruangan ini.
"Tunggu" Max menarik tangan ku sampai aku menabrak dada bidang nya.
"Jangan pergi tetap lah di sini" ucap nya sambil mengusap pipi ku.
"Aku harus menunggu mu? Begitu? Tidak.. Aku tidak akan mau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
RomansaAku Rachel Waston, setelah 10 tahun berlalu ternyata melupakan perkataan nya tidak lah mudah bagi ku. Semua masih terekam jelas di memori ku. Ku kira 10 tahun cukup untuk memulihkan semua nya dan membuat keadaan baik baik saja seperti dulu - Walaup...