Chapter 17 - Providing opportunity

1.1K 55 6
                                    

"Rachel ayo."

Aku menatap ke arah pintu yang sekarang sudah terbuka lebar. Apa aku bermimpi telah di selamatkan seperti ini? Apakah aku memang harus pergi?

"Rachel cepatlah." Suara itu menyadarkan ku kalau aku memang tidak sedang bermimpi.

Aku mengangguk kemudian melepas sepatu dan berjalan keluar, kami berjalan dengan cepat--setengah berlari--agar tidak ada yang mengetahui kalau aku pergi dari sini.

Kami terus berjalan dan sesekali menoleh ke belakang, kami takut ada yang mengetahui kalau kami pergi, lebih tepatnya pria di sampingku takut kalau ia ketahuan membawa aku kabur.

"Kenapa kau bisa tau aku berada di sini?" Tanya ku yang masih terus berjalan.

"Karna aku memata matai apartemen mu." Ucap nya dengan santai. Jadi aku di mata matai oleh pria yang sedang menggenggam ku ini? Oh god aku tidak tahu harus menendangnya atau berterima kasih pada nya.

"Apa selama ini kau memata mataiku?!" Ucap ku dengan suara yang meninggi.

"Mereka ada di sana!"

Tiba tiba aku mendengar orang orang yang berlari ke arah kami dan aku rasa Max sudah menyadari aku tidak ada di kamar dan sekarang sedang berusaha kabur dari sini.

"Itu lah akibatnya jika kau berteriak Rachel!" Pria itu menatap ku tajam meski kami berlari.

"Salah sendiri kenapa kau memata matai ku Charlie!" Aku balas menatap tajam Charlie yang terlihat tidak berdosa seperti ini.

Kami masih terus kejar kejaran dengan orang suruhan Max, aku bersyukur gaun yang aku pakai ini berbelahan tinggi sehingga memudahkan ku untuk berlari menghindari orang suruhan Max.

Kami terus berlari tanpa menentukan arah yang terpenting kami bisa menghindari orang suruhan Max, dan kesialan menimpa kami karna kami sekarang terjebak di sudut ruangan dan tidak ada jalan untuk kami berlari lagi.

"Charlie bagaimana ini? Kita terjebak!" Aku tidak bisa menjernihkan otak ku untuk berpikir karna pikiran ku sedang di kuasai oleh rasa panik.

"Diamlan Rachel! Kau membuatku sulit berpikir." Ucap Charlie yang memang terlihat berfikir keras.

Aku masih panik dan semakin panik apa lagi saat orang orang suruhan Max terus mendekat ke arah kami, oh tuhan aku tidak mau terjebak di ruangan itu lagi dan di kurung seperti tahanan di sana.

"Mohon maaf tuan Charlie, bekerja sama lah dengan kami, saya akan membebaskan tuan asal tuan menyerahkan nona Rachel dengan suka rela." Ucap salah satu orang suruhan Max, dan jika dilihat dari penampilannya sepertinya ia adalah kepala penjaga di sini.

"Tidak akan aku biarkan gadis ini berada di sini lagi." Charlie menggenggam erat tangan ku.

Aku menatap wajah serius milik Charlie sampai aku mendengar suara Max dan mengalihkan wajahku menatap pria yang terlihat sangat marah dan frustrasi di hadapan ku.

"Kak! Kenapa kau merebut gadis ku?!" Ucap Max dengan tatapan tajam.

"Aku tidak pernah berencana sedikit pun untuk merebut gadis mu, tapi cara mu salah Max, kau tidak akan pernah mendapatkan cinta dari gadismu lagi jika cara mu seperti ini." Ucap Charlie yang masih setia menggenggam tangan ku.

Max mendekat dan aku semakin menguatkan genggaman tangan ku, aku takut saat melihat Max seperti ini apa lagi pria itu selalu bertindak semaunya dan tidak suka dengan penolakan.

"Aku tau apa yang aku lakukan dan kau tidak berhak mengatur hidup ku, kau hanya kakak ku bukan orang tua ku!" Max menatap tajam Charlie.

"Baik aku tidak akan mengatur mu, atau apalah menurut mu, mari kita tanyakan sendiri kepada Rachel." Charlie melepaskan genggaman tangan nya lalu menatap ku dan Max juga menatapku.

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang