Perhatian : Ini aku tulis sesuai sudut pandang Max, semoga tulisanku ini sesuai dengan gaya cowok.
__________Aku pernah kehilangan gadis ku karna kesalahan ku sendiri, aku tidak mau mendengarkan nya atau bahkan tidak ingin mengetahui tentang nya lagi. Kami berpisah dengan begitu saja meski aku tahu sejak awal pun kami hanya berpura pura berpacaran tapi semakin lama aku merasa kalau aku mencintainya dan aku tidak suka melihat dia bersama pria lain selain diri ku, sekalipun itu teman dekatku.
Aku cemburu melihat dia dekat dengan pria lain, aku merasa tidak di hargai, aku merasa sudah tidak berarti, aku marah ketika ada tangan pria lain menyentuh tangan dan pipinya, aku marah ketika melihat pria lain menghapus air matanya, dan aku sangat benci ketika air matanya jatuh karna ulahku dan aku merasa bersalah, aku selalu merasa tidak pantas bersama dengan nya, aku hanya ingin membuatnya bahagia tetapi aku telah sering membuat gadisku menangis.
Saat aku tahu segalanya, tentang malam itu aku merasa bersalah telah meninggalkan nya tanpa mengizinkan dia menjelaskan dan meluruskan kesalahan pahaman kami. Aku sangat menyesal dan berharap bisa mendapatkan maaf dari gadis ku. Tapi setelah aku mencari nya ternyata dia sudah tidak di negara ini.
Aku sedikit frustasi mencari nya, sulit sekali mencari gadisku, dia seperti di telan bumi, sama sekali tidak ada jejak bahkan aku bersama dengan orang kepercayaan ku sama sekali tidak bisa mencari keberadaan gadisku, dia seperti bermain petak umpet dan menghindari ku, atau semesta sengaja mempermainkan ku agar aku menebus semua dosa ku?
Aku berfikir apa aku masih pantas menampakan wajahku di hadapannya?
Aku semakin merasa bersalah dan aku semakin merasa diriku tidak pantas lagi bersama nya. Aku sangat benci dengan diriku sendiri. Mencari gadisku seperti aku mencari nyawaku sendiri, duniaku gelap cahaya yang selalu menerangi hari hari ku lenyap, semuanya hanya tinggal kenangan yang hanya bisa ku ingat.
Rasanya saat itu aku ingin kembali ke masa lalu, kembali ke masa saat gadis ku membangunkan ku tidur di hari sabtu pagi. Semua masih aku ingat, wangi tubuh dan rambutnya, bahkan aku masih mengingat dengan jelas rasa bibir yang aku rindukan bertahun tahun. Bibir ranum yang selalu terasa manis dan hangat dengan wangi stroberi yang menjadi khas bibirnya.
Aku memejamkan mata merasakan aliran nyeri yang di timbulkan dadaku, membiarkan rasa sakitnya terus menerus menjalar ke tubuhku, aku menikmati nya sebagai penebus dosa untuk gadis ku.
Rasa sakit ini masih belum seberapa seperti yang di rasakan gadis ku.
Semenjak itu aku mulai bermain dengan rasa sakit, aku semakin kecanduan, aku menikmati rasa sakitnya. Aku sangat terobsesi dengan rasa sakit tapi aku tidak ingin menyakiti orang lain maka aku bermain dengan tubuhku sendiri.
Rex pria yang dulu ku kira ingin merebut gadisku dariku pernah menggagalkan ku saat aku ingin menusukan pisau di dadaku, sial aku sangat marah dia berhasil menggagalkan kan rencana ku untuk ritual menebus dosa ku kepada gadis ku.
"KENAPA KAU MELAKUKAN ITU SIALAN!"
Aku masih mengingat wajah marah dan pukulan nya di pipi kanan ku.
Aku hanya tersenyum dan mengusap ujung bibir kiriku yang sobek dan mengeluarkan darah. "Aku ingin merasakan sakit yang gadisku rasakan."
"KAU AKAN MEMBUATNYA SEMAKIN BERSEDIH JIKA KAU TERUS MELAKUKAN HAL GILA SEPERTI INI."
"DIA TIDAK AKAN PEDULI LAGI! DIA SUDAH PERGI KARNA KESALAHKAN KU, MAKA AKU HARUS MENEBUS RASA SAKITNYA DENGAN RASA SAKIT KU, BERHENTI SOK TAU DAN MENGATUR URUSAN ORANG! URUS SAJA HIDUP MU SENDIRI BAJINGAN!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
RomanceAku Rachel Waston, setelah 10 tahun berlalu ternyata melupakan perkataan nya tidak lah mudah bagi ku. Semua masih terekam jelas di memori ku. Ku kira 10 tahun cukup untuk memulihkan semua nya dan membuat keadaan baik baik saja seperti dulu - Walaup...