Saat aku sampai di rumah Delano langsung menghampiri ku, terlihat kekhawatiran di wajahnya mungkin karna aku baru kembali ke rumah pada malam hari.
"Apa yang terjadi? Kenapa penampilanmu berantakan sekali?"
Aku ingin menceritakan semuanya kepada Delano tentang sialan itu yang menculik ku dan kebodohannya juga tapi yang aku lakukan hanya menangis.
Delano hanya memeluk ku dan tidak bertanya apa apa lagi mungkin dia paham kalau aku belum siap untuk menceritakan masalah ku kepadanya.
"Aku...."
Haruskah aku menceritakan kepadanya? Haruskah aku menceritakan semuanya kepada lano? Tapi aku takut membuatnya marah.
Dia hanya diam dan memeluk ku kembali mungkin dia menunggu aku melanjutkan kalimat ku yang terputus tadi.
"Aku... Aku bertemu dengan Max" ucap ku saat masih di pelukan nya.
"Who is Max? "
Apa? Apa dia sudah tidak mengenal Max lagi? Apa dia melupakan nya karna sudah hampir 11 tahun aku tidak menyinggung soal Max kepada nya?
"Dia CEO yang aku ceritakan kemarin"
"Lalu ada apa dengan penampilan mu kenapa berantakan sekali? Dan kenapa kau menangis?"
"Sudah ku bilang kemarin, sepertinya aku akan menstruasi jadi emosi ku cepat berubah. Aku sedang pusing maka dari itu sekarang penampilan ku buruk sekali" Aku berbohong lagi.
Aku sudah tidak sanggup mengatakan yang sebenarnya pada Delano meski aku tahu cepat atau lambat Delano akan mengetahui semuanya. Entah dari diriku atau dari orang lain.
Delano terkekeh lalu mencium puncak kepalaku "Kenapa kau selalu membuatku khawatir honey?"
Aku hanya tersenyum lalu menggeleng lemah.
"Maaf"
"Tidak perlu meminta maaf, kau tidak membuat kesalahan apapun honey "
Tuhan rasanya aku ingin menangis sekarang. Kenapa kau kirim pria sebaik Delano untuk bersama gadis bodoh yang masih mencintai pria yang sudah menyakiti hati seperti diriku?
"Honey?"
"Ya?" Aku mendongak menatap mata Delano.
"Kau bau, sana mandi" Delano melepas pelukan nya ia terkikik geli.
"Begitu ya?" Aku menaikan satu alisku dan tersenyum miring.
Aku melihat nya mengangukkan kepalanya. Mengemaskan sekali.
Aku menggelitik perut Delano sampai pria itu tidak bisa berhenti tertawa dan menitikkan air mata karna tidak sanggup untuk tertawa lagi.
"Sudah... Sudahh. Ahahahhaha gelii ahahah"
"Aku tidak peduli, lano"
______Aku duduk di ruang tengah bersama lano. Kami akan melakukan movie maraton sampai pukul 12 malam nanti. Sebenarnya aku tidak mau tapi Delano terus memaksa ku jadi aku hanya menemani nya saja mungkin aku akan tertidur sebelum jam 12 malam.
Aku bersandar di dada bidang Delano sambil memperhatikan film action yang entah apa nama judulnya yang jelas Delano sudah mengulang film ini sekitar 10 kali atau lebih saat pertama kali aku dan dia membelinya.
"Lano, ayo makan. Aku lapar sekali" sambil ku guncang lengan nya.
"Tunggu sampai film ini selesai oke? hanya 15 menit lagi." Dia mengelus puncak kepalaku
"Tidak mau, kau sudah menonton ini lebih dari 10 kali Delano!"
"Kumohon hanya sampai--"
"Oke! Aku pergi sendiri!" Aku langsung bangun dan berjalan mengambil kunci mobil lalu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
RomantizmAku Rachel Waston, setelah 10 tahun berlalu ternyata melupakan perkataan nya tidak lah mudah bagi ku. Semua masih terekam jelas di memori ku. Ku kira 10 tahun cukup untuk memulihkan semua nya dan membuat keadaan baik baik saja seperti dulu - Walaup...