Aku menatap jendela kamar ini dan berharap apa yang sekarang aku lihat adalah big ben dan london eye seperti di jendela kamar yang aku tempati di apartemen Lukas tapi apa yang aku lihat sekarang hanyalah deretan hutan hutan yang seolah olah sengaja di biarkan agar tempat ini tidak di ketahui siapa pun.
"Kau sudah bangun Sweetheart?"
Aku menoleh saat mendengar suara Max.
"Kenapa kau bertanya pertanyaan bodoh seperti itu?" Aku menatap Max dengan tatapan tajam.
Max tersenyum lalu berjalan menghampiri ku.
"Diam! Jangan mendekat!" Sergah ku.
Max berhenti melangkah, napas ku memburu karna marah, aku marah kepada Max, marah kepada diriku sendiri dan marah kepada siapa pun yang berada di sini.
"Kau kenapa Sweetheart?" Tanya nya yang masih diam di tempat dan menuruti ucapan ku.
Aku menatap tajam Max. "Jawab sendiri pertanyaan itu pada dirimu Max! Kau membuatku semakin membenci mu!"
Max tersenyum lembut kepada ku."Mungkin kau lelah, lebih baik kau istirahat lagi Sweetheart, aku tidak ingin kesehatan mu terganggu untuk acara besok."
Aku melihat Max berjalan keluar, aku bernapas lega tapi memang nya besok ada apa? Sebenarnya apa yang pria itu rahasiakan dari diriku? Kenapa dia misterius sekali?
Setelah Max pergi, aku mencari ponsel ku di setiap penjuru kamar ini. Ah aku baru ingat semua barang ku berada di apartemen Lukas lalu bagaimana cara ku meminta bantuan untuk bisa lolos dari sini?
Ya tuhan apa sebenarnya yang sedang Max rencana kan?
Aku terduduk lemas di lantai harapan kabur dari sini pupus seketika, tanpa bantuan mana bisa aku keluar dari rumah ini yang selalu mendapatkan penjagaan ketat seharian penuh.
Aku hanya berdiam diri tidak ada yang bisa aku lakukan, seharusnya aku sekarang sedang di apartemen sambil membaca buku atau berjalan jalan--aah yaa aku jadi mengingat Rexford, ingatkan aku untuk menendangkan selangkangan nya nanti.
Pria itu.. Ku pikir dia baik lagi lagi aku di bohongi oleh pria yang menurut ku baik,aku akan memasukkan Rexford ke dalam daftar hitamku dan aku akan selalu mengingat untuk menampar nya kalau perlu aku buat aset miliknya tidak dapat lagi berdiri tegak.
Aku ingin sekali kabur dari sini tapi bagaimana caranya, mengendap endap kemudian keluar pun rasanya sangat sangat mustahil. Arghhh semua ini karna Maxwell!
________"Sweetheart, bangun."
Aku merasa seseorang menepuk pipi ku lembut dan itu mengusik tidur ku yang sedang bermimpi indah sekarang.
"Sweetheart."
Sekarang aku merasakan tubuhku bergoyang dan mau tidak mau aku membuka mataku perlahan lahan. Astaga pria ini selalu saja mengganggu ku. Tidak bisakah dia membuatku tenang?!
"Akhirnya kau bangun juga." Terdengar helaan napas lalu dia tersenyum kepada ku.
Aku bangun, langsung berjalan menuju kamar mandi dan menghiraukan Max yang terus memanggilku, aku tidak peduli dan sengaja tidak mau mendengar suara nya.
Aku keluar dari kamar mandi dua puluh menit kemudian hanya menggunakan kimono, dan aku lupa kalau aku tidak memiliki baju sama sekali di sini. Tapi aku juga tidak ingin menggunakan pakaian ku yang sudah aku pakai tidur.
Saat aku keluar dari kamar mandi aku melihat gaun dan sebuah kotak yang lumyan besar yang berada di atas tempat tidur, aku berjalan melihat untuk melihat isi kotak itu. Aku duduk dengan kotak itu di dalam pangkuan ku, aku membuka dan melihat ada sepatu, make up lengkap, parfum, perhiasan, dan sesuatu yang membuatku malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
RomanceAku Rachel Waston, setelah 10 tahun berlalu ternyata melupakan perkataan nya tidak lah mudah bagi ku. Semua masih terekam jelas di memori ku. Ku kira 10 tahun cukup untuk memulihkan semua nya dan membuat keadaan baik baik saja seperti dulu - Walaup...