[8] KITA PUTUS!

2.2K 190 89
                                    

Jika hanya sekedar cinta,
pelacur pun bercinta.

****

Pulang sekolah kali ini Fizza berjalan sendirian menelusuri koridor, ia memang di tinggal oleh kedua sahabatnya. Karena tadi Fizza mendapat jadwal piket. Alhasil mau tidak mau ia pulang terlambat.

Ralat, tadi Fizza memang di temani oleh Leta dan juga Nisa. Namun keduanya pulang karena Fizza sangat lelet. Padahal kedua sahabatnya belum menunggu sampai kurang lebih 10 menit. Kenapa selama itu? Karena Fizza piket sendirian. Teman-teman yang mendapat jadwal piket dengannya, selalu saja pulang duluan.

Fizza menyipitkan matanya saat melihat seorang lelaki tak asing yang sedang berjalan menghampirinya.

Ketika jarak Fizza dan lelaki itu semakin dekat, Fizza bingung harus menghindar atau bahkan meladeni lelaki di hadapannya.

"Pulang sama siapa?" tanya David mulai mensejajarkan langkah kakinya dengan Fizza.

"Gatau." jawab Fizza tanpa melirik sedikitpun ke arah David.

"Oohh gatau," ucap David sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. "Mau pulang bareng?"

"Kenapa?" Fizza mengalihkan pandangannya jadi melirik David.

"Kita masih pacaran jadi apa salahnya kan?" jawab David sambil menaikkan satu alis.

"Masih ya?" sahut Fizza. "Jangan-jangan kamu nungguin aku ya?"

David tersenyum tipis lalu mengapit lengan Fizza dan mulai jalan ke arah parkiran untuk mengambil motornya.

Sepanjang jalan menuju parkiran, Fizza terus memberontak ingin melepaskan tangan dari David. Namun David sengaja mengapit tangannya erat. Akhirnya pun Fizza hanya bisa pasrah.

David mengikat jaketnya di pinggang Fizza untuk menutupi roknya. Setelah itu ia memasangkan helm di kepala Fizza dan mulai menyalakan motor.

Fizza mengernyitkan dahinya bingung. Mengapa hatinya tidak berpacu sangat cepat saat David melakukan hal manis kepadanya? Apa mungkin perasaan itu benar-benar tergantikan?

"Gimana sama Bintang?" tanya David secara tiba-tiba.

Fizza merasa tersentak saat David menanyakan hal seperti itu kepada Fizza. "Baik-baik aja,"

"Bagus dong." sahut David. Sementara Fizza bingung harus mengatakan apalagi setelah ini.

Hening terus melanda saat perkataan David tak lagi Fizza jawab. Ada canggung yang luar biasa di antara kedua pasang kekasih tersebut.

Sampai akhirnya tempat yang di tuju sudah ada di depan mata, Fizza mengalihkan pandangannya lalu mendapati satpam rumahnya yang sedang membukakan gerbang agar motor David bisa masuk.

Fizza segera turun dari motor dan melepaskan jaket David yang sedari tadi terikat. "Masuk dulu kan?"

"Iya. udah lama gak ketemu Bunda kamu, hehe," jawab David sambil mematikan mesin motornya.

Kedua kekasih itu jalan berdampingan menuju pintu rumah Fizza. Sampai akhirnya mendapati Zira yang tengah duduk di ruang tamu dan menatap ke arah mereka berdua.

"Hai Tante," sapa David lalu menyalimi tangan Zira. Bunda Fizza.

"Eh David, udah lama nih gak main ke sini," sahut Zira sambil menepuk-nepuk punggung David.

"Iya Tan, lagi sibuk sama basket," ucap David sesantun mungkin.

"Sibuk sama basket apa sama yang lain?" celetuk Fizza lalu melirik ke arah lain.

Sabintang AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang