[13] ANCAMAN MUTLAK

1.8K 117 88
                                    

Keterikatan yang salah adalah ketika kamu mengikat rasa, sedangkan yang mengikat berkhianat.
-SA

****

Derum motor di Pagi hari menghiasi keheningan halaman sekolah. Satu persatu murid sontak mengalihkan pandangannya pada dua remaja yang tengah memasuki kawasan Bina Bangsa.

Tak heran jika siswa-siswi tersebut menghentikan langkahnya dan lebih memilih memperhatikan dua remaja itu. Karena setahu mereka gadis yang kini berada di atas motor Bintang masih menjalin hubungan dengan ketua tim basket Bina Bangsa.

Salah satu dari siswi yang melihat kejadian itu lantas mulai berbisik-bisik di belakang kedua remaja tersebut. Ada juga yang menatap Fizza iri karena gadis itu menang banyak.

Biasa, mulut netizen.

Apalagi gadis itu tengah dekat dengan siswa baru yang kini sudah menjadi most wanted Bina Bangsa. Bukan karena kepintarannya, melainkan sifat tukang onar yang melekat pada diri lelaki itu. Dan yang lebih menarik lagi, lelaki itu gencar mendekati gadis yang merupakan idola para kaum adam.

Bagi mereka yang menyukai Fizza secara diam-diam, kini harus turun tangan karena merasa ada yang lebih sempurna dan pantas untuk gadis itu.

Siapa lagi kalau bukan Bintang.

Semua siswa Bina Bangsa memang menyukai lelaki itu. Bukan berarti homo. Melainkan sikap solidaritas Bintang yang sangat tinggi. Lelaki itu mampu membuat seluruh teman-temannya merasa aman dan jauh dari kata terancam.

Jika ada yang berani-beraninya menyakiti atau pun menantang secara mati-matian, Bintang rela turun tangan untuk menghabisi orang tersebut.

Bukan merasa paling jagoan, namun jika tidak ada teman, siapa lagi orang yang akan membantunya kelak ketika ia sendiri susah. Pacar saja tidak terlalu penting perannya bagi Bintang.

Jangan salah paham dulu. Lelaki itu akan teguh pada prinsipnya jika ada yang berani mencelakai atau macam-macam dengan kekasihnya, ia akan menghajar orang itu walaupun nyawanya sekalipun menjadi taruhannya.

"Za, tungguin!" teriak Bintang sambil berlari mengejar Fizza.

"Aduh, Tang. Gue duluan aja deh," ucap Fizza sambil menggigit bawah bibirnya.

"Kenapa? Bareng aja sih. Masa tiba-tiba gue ditinggalin, udah kaya ojol aja," Bintang berdecak.

"Ish, lo gatau sih.." lirih Fizza.

"Gatau apa? Makanya kasih tau. Jangan main rahasia-rahasia ah," tanya Bintang. Membuat Fizza gemas sendiri kepada lelaki di hadapannya.

"Siapa lo siapa gue, wlee," Fizza menjulurkan lidahnya lalu pergi meninggalkan Bintang.

Tak lama Bintang kembali mengejar gadis itu dan mulai menarik tangannya. "Udah bareng aja Fizzaa, biar kaya pasangan selebritis."

"E-eh gak boleh gitu." sahut Fizza sambil menatap Bintang yang kebingungan. "Nanti cowok-cowok gak ada yang berani deketin gue kalo lo nempel sama gue mulu,"

"Muka pas-pasan aja ngarep di taksir banyak laki," Bintang memutar bola matanya malas.

"Siapa bilang?" tanya Fizza menantang.

"Udah lah, lo bawel amat. Kalo mereka berani deketin lo, berarti mereka berani cari masalah sama gue juga." tutur Bintang. "Ayo, gue antar ke kelas."

Bintang menarik ransel Fizza layaknya seorang Ibu yang menyuruh anaknya sekolah. Saat itu juga mereka berdua mulai mendapati tatapan berbeda dari seluruh penghuni Bina Bangsa.

Sabintang AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang