[18] PERLAKUAN FARHAN

1.3K 90 40
                                    

Titik peduli mu mana?
Dengan cara diam dan mengabaikan kah?

—Shanum Nafizza Grizella

****

Manik mata Farhan tertuju pada gadis yang tengah mengerjap-erjapkan matanya sambil menghadap ke arah Farhan yang berada di samping gadis itu. Gadis itu terlihat memegangi kepalanya sebelum memulai bersuara.

"Kok lo bisa sama gue?" tanya Fizza sambil menyipitkan matanya.

"Lo pingsan,"

"Terus kenapa gue ada di mobil?" tanya Fizza lagi.

"Orang pingsan lebih baik dibawa pulang daripada di diemin dalem UKS."

"Oohh," Fizza mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Jadi tadi gue pingsan?"

Farhan menatap Fizza yang terus saja bertanya. "Iya."

"Kok gue bisa pingsan ya? Lo nolongin gue?"

"Mungkin karena lo sakit."

"Terus lo yang nolongin gue, Han?"

"Bukan."

"Siapa dong?" tanya Fizza. "Tapi masa bukan lo sih? Kan sekarang lo satu mobil sama gue. Ini mobil lo ya? Baru loh gue liat lo bawa mobil,"

"Yang nolongin lo Bintang," jawab Farhan sambil melirik pada Fizza sekilas. "Dan ini bukan mobil gue." lanjutnya.

Tidak ada lagi suara yang keluar dari mulut Fizza. Gadis itu lebih memilih melihat ke jendela daripada menghadap ke arah Farhan seperti barusan. Farhan jadi tidak tega melihat gadis itu tiba-tiba diam. Pasti ia sedang memikirkan Bintang yang menolongnya malah Farhan yang mengantarnya pulang.

Harusnya tadi Farhan tidak mengatakannya terlebih dahulu pada Fizza. Tapi jika Farhan tidak mengatakannya dan membuat Fizza berasumsi bahwa ia lah yang menolong gadis itu, akan membawa pikiran negatif tersendiri bagi Fizza.

"Za, sudah sampai," Farhan membuka suara.

"Eh—iya," Fizza membuka pintu mobil tersebut lalu keluar dan menunggu Farhan untuk keluar dari mobil juga.

Farhan mengikuti Fizza dari belakang, ia memperhatikan gadis yang sedang berusaha membuka pintu rumahnya.

"Di kunci, Han," ucap Fizza lalu membuka resleting tas nya untuk mengambil kunci cadangan. Setelah pintu terbuka, Fizza mengajak Farhan untuk masuk ke dalam.

"Mau minum apa?" tanya Fizza saat Farhan sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Sini," titah Farhan. Fizza pun berjalan mendekati Farhan, ia duduk di samping lelaki itu.

Farhan menempelkan tangannya pada dahi Fizza. "Anget."

"Terus kenapa?" tanya Fizza sedikit bingung.

"Mending lo istirahat ke kamar. Tapi sebelumnya gue mau minjem handuk kecil,"

"Lo mau mandi?" tanya Fizza jahil.

"Iya." jawab Farhan. Membuat Fizza berlalu dari hadapan lelaki itu untuk pergi ke kamar membawa apa yang Farhan minta.

Selang beberapa menit Fizza kembali dan membawakan handuk kecil yang Farhan minta. Setelah memberikannya kepada Farhan, ia kembali berlalu dan pergi menuju kamarnya.

Farhan yang melihat Fizza pergi pun bergegas menuju dapur dan membawa baskom kecil. Ia juga membuka kulkas dan mengambil air es dan menuangkannya pada baskom tersebut. Saat merasa sudah selesai, Farhan berjalan menuju anak tangga untuk mencapai kamar Fizza.

Sabintang AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang