[10] SELAGI RUMAH KOSONG

2.1K 151 95
                                    

Aku suka kalau kamu ada dikehidupan ku.

-Shanum Nafizza Grizella

****

Sesampainya di kediaman rumah Fizza, mereka semua turun dari kendaraan masing-masing dan berjalan menuju pintu utama rumah Fizza.

Setelah berhasil menaiki tangga, Fizza membuka kenop pintu lalu membukanya dengan lebar. Fizza pun melangkahkan kakinya menuju sofa yang berada di ruang tamu.

"Ayo masuk," ajak Fizza kepada teman-temannya.

"Wooo, baru pertama kali gue ke rumah Fizza. Luas ya," ucap Althaf antusias.

"Dih, alay banget." Leta melirik Althaf sekilas.

Kemudian mereka semua membanting tubuhnya masing-masing ke dalam sofa yang sekiranya cukup untuk mereka duduki. Ralat, tidak semua. Ada yang sedang membuka bajunya dan menyisakan kaos dalamnya, ada yang berbincang di luar teras, ada juga yang melihat-lihat foto keluarga Fizza yang terpajang di dinding ruang tamu tersebut.

Fizza beranjak dari posisi duduknya menjadi berdiri. "Biar kita cepet makan, ayo kita mulai. Semuanya kerja ya," ucap Fizza yang tiba-tiba melirik Alvaro tengah mengambil toples makanan di meja.

"Istirahat sama santainya nanti aja lah kalo udah beres," sahut Bintang. "Lah lo malah makan mulu Ro," lanjut Bintang saat mendapati Alvaro tengah memasukkan satu persatu kacang di tangannya.

"Yaelah, baru juga 3 Tang," protes Alvaro sambil melempar kacang ke arah Bintang.

"Bintang, Farhan, sama Varo, tolong siapin alat panggang ya. Panggangan nya di dapur, nanti bawa aja ke halaman," ucap Fizza lalu berjalan keluar teras.

"Leta, Althaf, tolong siapin sayuran sama daging ya. Di cuci sampai bersih terus dipotong-potong."

"Si Leta mana mau sama gue Za, dia kan mau nya sama Varo," timpal Althaf di ikuti dengan kekehan dari Leta.

"Varo kan badannya gede, jadi dia biar bantuin angkat panggangan aja," ucap Fizza, membuat Leta mengangguk-angguk mengerti.

"Badan gue gak kecil-kecil amat keleess," sahut Althaf, membuat mereka berdua pun tertawa.

Kemudian Fizza kembali masuk ke dalam ruang tamu, di lihatnya Nisa yang sedang memainkan ponselnya sambil sesekali tersenyum sendiri.

"Nis, bantuin gue nyiapin bumbu masak yuk. Kan lo jagonya kalo masalah ini," ajak Fizza lalu terkekeh.

"Ih lo mah, gue kan lagi foto doi," ucap Nisa memberitahu.

"Oh, jadi dari tadi senyum-senyum sendiri gara-gara Far-" Nisa dengan gesit menutup mulut Fizza agar tidak keceplosan.

"Ayo ke dapur," ajak Nisa sambil menarik tangan Fizza.

Di tempat lain Bintang, Farhan, dan Alvaro sedang memposisikan panggangan dan menyiapkan alat panggang yang lain.

"Angkat kesebelah sini," ucap Alvaro sambil menunjuk tempat yang ia maksud dengan tangan.

"Ini arangnya cukup gak sih?" tanya Farhan sambil menggaruk kepalanya.

"Kalo terlalu deket sama teras, nanti asepnya masuk ke dalem rumah terus bikin bau." ucap Bintang lalu masuk ke dalam rumah.

Farhan dan Alvaro pun mulai memasukkan arang ke dalam panggangan dan membakarnya.

"Jangan kalem gitu ngipasinnya, nanti lama panasnya." ucap Varo kesal karena melihat Farhan yang terlihat hati-hati mengipasnya.

Varo pun menarik paksa kipas yang berada di tangan Farhan. "Gini nih,"

Sabintang AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang