(7)

5.7K 795 58
                                    


Ini pasti hari tersial bagi Quinn. Seolah ia belum punya banyak hal yang terjadi dalam hidupnya belakangan ini, bagaimana mungkin sekarang ia harus menghadapi hal gila lainnya pagi ini? Di pagi pertamanya memasuki sekolah baru, rantai sepedanya putus di tengah jalan dan saat sepedanya oleng, Quinn tak bisa mengendalikan diri terjerumus ke semak, lalu entah bagaimana ada paku di sekitar semak yang membuat ban sepedanya meletus.

Quinn memeriksa arlojinya yang menunjukkan bahwa lima menit lagi pukul delapan. Bagus, Quinn benar-benar akan terlambat. Sungguh kombinasi kesialan yang mengesankan. Semuanya harus terjadi pada satu waktu ketika ia terburu-buru menuju sekolah.

Quinn mempertimbangkan untuk mencari bantuan. Menelepon kakeknya, misalnya. Tetapi ia teringat satu hal―kenapa ia tidak pernah bertanya apakah kakeknya punya ponsel atau tidak? Quinn mengantongi ponsel yang diberikan ibunya, tetapi itu pasti percuma saja jika Quinn tidak tahu nomor kakeknya.

Quinn menatap ke depan dan belakang. Hanya ada jalanan sepi perumahan, sungai, dan halaman rimbun yang menutupi rumah-rumah besar. Apakah Westerly memang sesepi ini? Atau Quinn hanya sangat kurang beruntung karena pada jam ini tidak akan ada seseorang yang lewat. Tetapi jika dipikir-pikir lagi, memangnya Quinn akan menerima bantuan dari orang asing?

Quinn belum pernah pindah. Pergi ke rumah ayahnya saat liburan dan menetap bersama ibunya saat hari sekolah pasti tidak dihitung. Ia juga tidak memilih mengikuti ayahnya yang pindah ke New Haven setelah bercerai dengan ibunya saat umur Quinn sepuluh tahun. Ia tetap tinggal bersama ibunya di Salem. Menolak adaptasi baru yang membutuhkan waktu, menolak membuat lingkaran pertemanan baru, juga menolak memiliki orang tua lain. Ibunya pernah menjalin hubungan dengan beberapa pria setelah berpisah dengan ayah Quinn, tetapi ketidaksukaan Quinn sengaja ia perlihatkan hingga ibunya tidak pernah meneruskan hubungan itu lebih lanjut. Namun berbeda dengan ayahnya yang memang telah meninggalkan ibunya untuk wanita lain di New Haven. Hubungan Quinn dengan ibu tirinya tidak baik. Untuk apa? Dia sudah punya ibu dan tidak membutuhkan ibu lainnya.

Tetapi pikiran itu hancur berantakan sebulan yang lalu ketika ibunya mengalami kecelakaan mobil saat pulang bekerja, meninggalkan Quinn sendirian hingga seorang pengacara menelepon ayahnya untuk menjemputnya. Quinn bangga lahir dan besar di Salem. Ia tidak melihat tempat yang lebih baik daripada di sana. Rumah ayahnya di New Haven seperti neraka. Quinn menyayangi ayahnya, tetapi melihat keluarga baru ayahnya yang lengkap membuatnya muak. Kenapa ayahnya tidak mewujudkan kehidupan seperti itu bersama Quinn dan ibunya?

Quinn menyukai dua adik tirinya, tetapi tak dapat dipungkiri rasa iri itu tetap ada. Haruskah Quinn tinggal bersama ayahnya? Gagasan itu mengerikan. Quinn masih empat belas, masih ada empat tahun lagi sebelum ia benar-benar bisa hidup mandiri dan meninggalkan rumah. Quinn benci membayangkan empat tahun tinggal bersama orang asing meski bersama ayahnya sendiri. Kenapa ibunya tidak punya siapapun lagi? Kenapa ia harus terjebak bersama ayahnya yang sudah mengkhianati ibunya?

Satu-satunya pilihan tersisa adalah tawaran sang kakek yang tinggal sendiri di Westerly sejak sang nenek meninggal setahun lalu. Meski ayah Quinn berselingkuh dari ibunya, ia tetap menyayangi Quinn. Tapi tetap saja, itu tidak cukup untuk membuat Quinn merasa nyaman pindah ke New Haven. Tinggal bersama sang kakek sepertinya terdengar lebih baik daripada memaksa diri menetap di New Haven. Toh kakeknya juga menyayangi Quinn. Meski Jacob Weiner bukan tipe kakek yang akan mengangkat Quinn tinggi-tinggi ke udara, atau mengajak Quinn bermain bersama, atau pergi jalan-jalan dan memancing. Kakek Quinn memang pendiam, tapi setidaknya ia setia pada istrinya sampai akhir hayat, tidak seperti anaknya.

Westerly hampir seperti Salem, tetapi kota itu terlalu kecil dan penduduknya lebih sedikit. Turis di sini tidak sebanyak di Salem. Kapal-kapal di sini tidak semewah di Salem. Tidak banyak pilihan transportasi selain kendaraan pribadi. Quinn terus-menerus membandingkan kota ini dengan Salem. Yang terjadi hari ini saja sudah menunjukkan betapa kehidupannya sekarang telah jauh berbeda dari yang dimilikinya di Salem.

REMEMBER OURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang