(14)

5.9K 842 58
                                    


Saat siang hari, ketika Quinn tengah mengelap meja, pintu restoran terbuka menampakkan tamu yang tak pernah Quinn duga. Sialnya tidak ada pelanggan lainnya saat ini. Selama pindah ke sini, Quinn berusaha menghindari Beverly yang manapun, meski Quinn mendengar dari orang-orang bahwa beberapa di antara Beverly telah menikah. Kevin merupakan cerita lain, sepertinya hal itu tidak lagi terhindarkan mengingat pria itu adalah ayah Ed. Tetapi Quinn tidak siap menghadapi situasi ini, ketika seluruh keluarga Beverly datang ke kedai Amanda dan hanya Quinn yang sedang berada di luar dapur.

Quinn dengan mudah mengenali Maxime sang bintang futbol. Selain tubuhnya yang semakin dipenuhi otot, dan kenyataan bahwa ia sedang mendorong kereta bayi, Max memang tidak berubah. Kadang-kadang saat melintasi iklan raksasa tentang NFL, Quinn akan menunjukkan pada Ed bahwa ia pernah satu sekolah dengan orang yang sedang berada di sana. Ed selalu menjawab ia ingin bermain futbol sehebat itu. Tetapi Quinn menutupi kenyataan bahwa orang itu adalah paman Ed.

Quinn dengar Max sudah menikah dengan Jesse McGraw yang Quinn ingat samar-samar saat SMP. Mereka jelas tidak berada di SMA yang sama. Tetapi wanita pirang berkacamata dengan blus cantik yang sedang mendorong kereta bayi itu, pastilah Jesse McGraw yang telah menjadi bagian keluarga Beverly.

Quinn pikir hanya mereka yang harus dihadapinya. Pasti mudah menangani Jesse yang tidak pernah ia kenal dan Max yang berada di angkatan berbeda dengannya. Namun kemudian, Cara Beverly masuk, diikuti Rick Storm si vokalis band terkenal The Five yang menggendong bayi. Pasangan itu jelas familiar bagi Quinn, bukan hanya karena mereka berada di angkatan yang sama, tetapi karena pasangan itu memang terkenal tidak terpisahkan sejak SMA. Saat Quinn bekerja di New Haven dulu, lagu Rick Storm hampir setiap hari diputar. Hingga Quinn bertanya-tanya bagaimana mungkin pria itu dulu adalah teman sekolahnya, pria yang rumahnya hanya beberapa blok dari rumah kakeknya, pria yang rumahnya begitu reyot dan sempit, pria yang pendiam dan tak pernah berteman, kini punya jutaan penggemar di seluruh dunia.

Quinn tak yakin apakah ini hari sialnya karena pagi harinya berjalan cukup baik. Kevin menyambutnya dengan ciuman hingga memberi Quinn cukup semangat untuk menjalani hari meski ia merasa kurang tidur sejak ciumannya dengan Kevin semalam. Sekarang ia harus menghadapi keluarga Beverly, yang sudah mengetahui keberadaan Ed. Quinn pasti dengan mudah dikenali oleh Cara dan Rick. Terutama Cara, karena Quinn pernah berkencan dengan mantan Cara, Liam Wester beberapa kali.

Tetapi Quinn tak punya pilihan lain. Ini pekerjaannya. Ia harus melayani pelanggannya meski itu keluarga Beverly sekalipun.

"Aku harap tempat ini punya donat," kata Rick.

"Da-Da!" balas bayi dalam gendongan Rick yang tangannya berusaha menggapai dagu ayahnya.

"Starr juga mau donat," kata Rick.

"Giginya bahkan belum genap," dengus Cara. "Dia tidak bisa makan donat. Berhentilah bertingkah kau bisa menerjemahkan apapun yang dikatakannya."

"Na!" balas bayi itu.

"Apa itu hanya perasaanku atau aku mendengar Starr berkata donat?" tanya Max. "Apa ini efek menjadi ayah? Bahasa-bahasa bayi yang masuk ke kepalaku ini?"

"Bisa jadi artinya no―tidak, atau bahasa tren nah―yang artinya juga tidak," kata Jesse. "Dia pasti suka milkshake."

Cara menggeleng sambil membuka-buka buku menu. "Dia bisa sakit perut kalau minum milkshake. Dia tidak akan memesan apapun. Dia akan minum susu botol."

"Yah, Starr 'kan bisa menjilat gula donat," kata Rick. Kemudian ia mencium bayi perempuan itu hingga tawanya memenuhi seisi kedai.

Quinn menghela napas sebelum mendekati keluarga Beverly yang entah bagaimana hari ini mengunjungi tempat kerjanya. Ia mengeluarkan buku catatan dan pulpen, kemudian mengumpulkan segenap keberaniannya. "Selamat pagi. Aku Quinn, yang akan melayani kalian. Sudah menentukan pesanan?"

REMEMBER OURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang