(19)

5.4K 797 45
                                    

Diam-diam yang kangen banyak :D

Semoga suka, ya.


"Aku ingin kentang goreng," ujar Ed. "Bisakah kita mengganti pop corn dengan kentang goreng?"

"Aku yakin kau bisa mendapatkannya di sini. B&B akan jadi tempat yang sempurna untuk makan siang," kata Kevin.

Kevin mengerling pada Quinn dalam pelukannya. Ed memimpin dan membuka pintu kaca restoran tepi dermaga itu lebih dulu. Restoran itu cukup ramai. Di musim panas yang cerah, di mana libur sekolah hampir dimulai, banyak muda-mudi yang menghabiskan waktu menikmati dermaga dan memesan makanan di B&B. Bagian dalam restoran dipenuhi kelompok elit pemilik kapal di Westerly. Turis juga mengisi beberapa meja. Kevin menyapa singkat orang-orang yang ia kenal. Semua orang sepertinya sudah bersiap untuk musim panas tahun ini, begitu juga Kevin yang akan sibuk di hotel mengurus tamu-tamunya. Itu sebabnya ia ingin meluangkan waktu untuk Ed sesering mungkin selagi bisa.

Mereka beruntung masih bisa mendapatkan meja tersisa untuk empat orang. Ed dengan bersemangat membimbing kedua orang tuanya ke meja tersebut. Senyum cerah terukir di wajah bocah itu. Sementara diam-diam Kevin mengamati ada sedikit kekhawatiran di wajah Quinn. Raut itu tak bertahan lama karena Kevin melihat senyuman Ed yang menular pada Quinn. Kevin tahu Quinn tidak nyaman menunjukkan hubungan mereka seperti ini. Meski sepertinya orang-orang sudah mengetahui tentang Ed, Quinn, dan Kevin tapi tetap saja, hubungan mereka masih terbilang baru dan Kevin masih belum yakin ke mana hubungan ini mengarah.

Kevin berusaha mengusir pikiran itu. Sekarang ia seharusnya menikmati waktu bersama putranya dan kekasihnya. Kevin sedang menarik kursi untuk Quinn ketika mendengar namanya dipanggil keras.

"Kev!" seru Jesse baru saja beranjak dari meja yang lain bersama seorang wanita cantik berparas India yang Kevin kenali sebagai Sara Manners, yang sekarang bekerja sebagai guru matematika di SMA mereka dulu. "Halo, Quinn!" sapa Jesse. "Aku tidak menyangka akan bertemu kalian di sini. Halo, Ed."

Ed melambaikan tangan. "Hai, Aunt Jesse. Kau juga akan makan siang?"

"Aku baru saja selesai," kata Jesse. "Sara, kau ingat Quinn Weiner yang pernah satu angkatan dengan kita?"

"Tentu saja aku ingat," sahut Sara. Meski Kevin sendiri ragu Sara dan Quinn pernah berteman. "Dan kalian terlihat sangat cocok."

Kevin merasakan desiran di dadanya mendengar itu. "Eh, trims. Bagaimana kabarmu, Sara?"

Sara mengusap perutnya dan Kevin baru menyadari gundukan samar di sana. "Mual yang mengerikan. Bayangkan, aku tidak bisa makan bawang, sementara bawang adalah bumbu utama setiap masakan. Itu mengerikan."

"Ada banyak makanan yang tidak menggunakan bawang, kau tahu," ujar Quinn tiba-tiba hingga Kevin terkejut Quinn bergabung terlibat obrolan bersama orang selain Sophie, mengingat Quinn begitu pendiam ketika bertemu keluarganya.

"Aku sudah menyarankan macam-macam. Buah-buahan, sayuran segar, macam-macam kue. Kita 'kan bukan berada di antah berantah," kata Jesse.

"Benar. Kau membuatku menghabiskan milkshake dan smoothies," kata Sara. "Aku akan menimbun banyak gula selama kehamilan."

"Makanlah sesuatu yang asam. Itu akan mengurangi kadar gulanya," ujar Quinn.

"Jadi, di mana si kembar?" tanya Kevin menyela pembicaraan antar ibu itu.

Jesse memutar mata. "Aku menjawab pertanyaan itu jutaan kali. Memangnya kenapa kalau aku pergi makan siang bersama teman lamaku? Max ingin waktu bersama bayi-bayinya. Kubilang, dia tidak akan bisa mengatasi keduanya sekaligus, tapi dia bersikeras bisa mengatasinya. Jadi kubiarkan saja dia melakukannya dan kita lihat hasilnya."

REMEMBER OURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang