Ada yang berbeda dari Calvin dan Kevin merasakan perbedaan itu. Kevin sudah sebisa mungkin menganggap ketertarikan Calvin pada April sebagai angin lalu. Mungkin saja Calvin hanya mengomentari betapa cantiknya April karena semua remaja lelaki seumurannya pasti berpikir begitu. Ia sudah sebisa mungkin menyembunyikan perasaannya terhadap April hanya supaya Calvin tidak membaca pikirannya. Tetapi semakin hari, kembarannya itu bertingkah semakin aneh.
Kevin tak tahu apakah itu karena dirinya yang berusaha memendam pikirannya dari Calvin, dan itu membuat Kevin sendiri tidak bisa membaca apa yang Calvin pikirkan. Calvin lebih sering keluar rumah tanpa mengajak Kevin. Calvin menyembunyikan ponselnya dari Kevin. Calvin bahkan harus menjauh dari Kevin saat ponselnya berbunyi. Calvin seolah merahasiakan sesuatu darinya.
Meski Kevin juga merahasiakan ketertarikannya pada April, tetap saja rasanya tak menyenangkan Calvin punya begitu banyak rahasia darinya.
Suatu kali Kevin berusaha menggoda Calvin, berharap saudaranya itu membocorkan sesuatu, nyatanya Calvin hanya menanggapi tanpa acuh dan begitu kentara berusaha mengalihkan pembicaraan. Perbedaan itu juga begitu terasa karena Kevin tak lagi berjalan bersama Calvin. Bahkan saudaranya itu selalu malas jika diajak melakukan hal-hal seru seperti nongkrong dan yang lainnya.
"Kau tidak mungkin berdiam di kelas," kata Kevin ketika Calvin menolak pergi ke kafetaria.
"Mungkin saja aku berdiam di sini. Aku bisa mencatat dan melakukan hal lainnya."
"Mencatat?" cibir Kevin. Terkejut dengan pemikiran Calvin. "Kita tidak pernah mencatat sebelumnya."
"Yah, sekarang aku ingin mencatat."
Kevin menghela napas dan meraih tasnya. "Kau tahu, ini jadi aneh. Sangat aneh. Kau tidak seru lagi, Bung."
"Ada banyak definisi seru, Kev. Ya Ampun, kita setiap hari melakukan hal yang sama di kantin dan itu tidak ada gunanya."
"Tidak ada gunanya? Kita makan siang di sana. Mengisi tenaga―kalau kau tidak tahu apa gunanya makan siang."
"Pasti ada hal-hal lainnya," ujar Calvin yang tak mau menatap Kevin dan sibuk dengan bukunya.
"Serius? Lalu sebutkan hal berguna lainnya."
"Seperti kataku, mencatat."
"Astaga! Aku tidak mengerti lagi," keluh Kevin. Ia beranjak dari tempat duduknya. Kelas sudah sepi dan jam istirahat terus berjalan. Entah mengapa Calvin bersikeras kali ini tidak mau keluar kelas. "Aku. Tidak. Mengerti. Lagi. Serius! Apa kita benar-benar kembar? Aku bahkan tak tahu apa yang kau pikirkan."
"Kita kembar bukan berarti pikiran kita kembar, oke? Sungguh, Kev, kau bisa makan siang lebih dulu dan meninggalkanku di sini. Kau bisa bergabung dengan Ray atau Zach."
"Aku tidak mengkhawatirkan dengan siapa aku akan makan siang." Kevin mendengus. "Terserah kau saja." Kemudian Kevin melangkah pergi meninggalkan ruang kelas dan menuju kafetaria. Kevin tidak takut berjalan sendiri. Kevin dan Calvin mempunyai kelompok teman-teman junior yang populer. Semua orang-orang itu pasti sudah di kantin sekarang, tapi semua orang pasti bertanya-tanya ke mana Calvin.
Baiklah, ini tidak bagus. Kevin belum pernah menyerah secepat ini pada kembarannya. Calvin mungkin sedang mengalami masa transisi pubertas yang membuatnya ingin menyendiri dan mendapatkan privasi meski itu dari kembarannya sendiri. Tetapi Kevin berpikir harusnya Calvin membicarakan itu dengannya. Kevin pasti bisa mengerti. Menyingkirkan Kevin hanya akan membuatnya gusar. Itu sama sekali tidak baik untuk hubungan saudara kembar yang bahkan masih punya ranjang di kamar yang sama.
"Oke. Baik. Aku kalah," kata Kevin pada diri sendiri ketika mengambil langkah berbalik. "Setelah ini aku akan membeli burger ukuran XL karena aku mengorbankan waktu makan siangku untuk Mr. Sensitif."
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER OURS
RomanceBEVERLY HOUSE SERIES #3 √ Completed √ Kevin Beverly baik-baik saja ketika berada di sekitar kembarannya. Tetapi kembarannya selalu saja berusaha menjauhinya hingga Kevin terpuruk meski sudah bertahun-tahun lamanya. Namun malamnya bisa saja lebih bur...