Keesokan paginya, Kevin menyempatkan diri untuk mampir ke rumah ayahnya. Kevin membawa kue-kue lezat untuk sarapan, namun bukan berarti sikapnya ini tanpa maksud tertentu. Ia ingin bertemu Calvin, memastikan kembarannya itu tidak sedang mabuk atau bangkrut hingga memutuskan pulang kurang dari dua bulan sejak terakhir kali ia berada di rumah.
Bukannya Kevin peduli. Ia hanya ingin memastikan bahwa kehidupannya tidak berubah lebih drastis lagi. Lagipula, Calvin sudah bersikap brengsek saat kepulangannya yang terakhir. Kevin berusaha keras untuk tidak memedulikan saudaranya itu. Tetapi Calvin bahkan tidak menyapa Ed atau apapun kemarin. Meski Ed tidak banyak berkomentar, tapi tetap saja. Ed seharusnya berkomentar. Jelas itulah respon bagus yang Ed tunjukkan saat Kevin mengenalkannya pada keluarganya. Jika Calvin ingin mencari masalah, setidaknya bukan di hadapan putranya.
Ketika Kevin tiba di rumah, seperti biasanya, ayahnya sibuk di dapur menyiapkan sarapan setelah ditinggal pergi istrinya, seolah putra-putranya masih berada di rumah yang sama dan harus segera mengisi perut sebelum berangkat ke sekolah. Tidak seorangpun bisa menghentikannya meski putra-putrinya sudah beranjak dewasa sekalipun, bahkan Gerald Beverly masih melakukannya pada Max yang sudah menjadi ayah dari dua orang bayi.
"Dad!" sapa Kevin.
Gerald membalikkan tubuhnya seraya mengangkat penggorengannya untuk menyajikan telur. "Hei, kau pasti sudah dengar Calvin pulang."
"Kami bertemu kemarin. Aku bawa kue untuk kalian dari toko Amanda."
"Kau seharusnya tak perlu repot. Lihat, aku sudah memasak."
"Sama sekali tidak repot. Aku mengantar Quinn pagi ini dan memutuskan untuk membeli beberapa untuk Ed dan Calvin."
"Bagaimana kabar Ed? Kenapa kau belum mengatur makan malam kami?"
"Aku juga mau membicarakan itu. Malam ini Quinn tidak bekerja. Randy menutup bar karena Sophie akan segera melahirkan. Aku berpikir untuk mengajaknya ke rumah malam ini, setelah kami mengunjungi Sophie untuk melihat keadaannya. Bagaimana?"
"Aku merasa kota ini penuh dengan bayi. Tapi, ya, malam ini adalah waktu yang tepat. Siapa yang tahu kapan Calvin akan pergi? Haruskah aku memasak sesuatu?"
"Tidak!" erang Kevin. "Jangan memasak. Sungguh. Quinn akan merasa tidak enak hati. Kita akan memesan semuanya. Aku akan menghubungi Rick atau Max nanti untuk mengurus semuanya. Omong-omong di mana si kembar?"
Gerald mengendik. "Ini hari Kamis. Semalam mereka ada di sebelah. Sebentar lagi mereka akan pulang ke sini. Jadi malam ini mereka tidur di sini."
"Sejak kapan kalian mengatur pembagian ini?"
Kevin merasa kecewa karena ia mulai menyukai bayi-bayi saudaranya. Ia tak tahu apakah ini karena rasa bahagianya setiap kali melihat Ed yang begitu senang melihat bayi, hingga perasaan itu menular padanya, atau ia memang menginginkan bayi. Kadang-kadang Kevin menyesali waktu yang ia lewatkan untuk melihat Ed berkembang.
"Aku tidak pernah mengaturnya," tukas Gerald. "Aku tidak memaksa mereka harus tinggal di sini. Aku tidak apa-apa kalau mereka tinggal bersama James dan Janice. Aku bisa mampir kalau ingin melihat cucu-cucuku. Itu Jesse dan Max sendiri yang punya ide begitu. Mereka berpikir untuk membuat segalanya adil. Memangnya aku bisa mengusir mereka ketika mereka datang? Aku hanya berpikir pembagian ini sungguh merepotkan. Mereka membagi barang-barang Keith dan Lean jadi dua. Kita tinggal menunggu waktu mereka kehilangan sesuatu hingga harus mencarinya di dua rumah."
"Kenapa aku hanya berpikir ini ide Max? Jesse pasti punya pikiran yang lebih rasional."
Gerald tertawa. "Percayalah, Nak. Kadang aku berpikir kau lebih tua daripada Max. Aku hanya percaya Max bisa mengatasi segalanya. Dia punya keluarganya sendiri sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER OURS
RomanceBEVERLY HOUSE SERIES #3 √ Completed √ Kevin Beverly baik-baik saja ketika berada di sekitar kembarannya. Tetapi kembarannya selalu saja berusaha menjauhinya hingga Kevin terpuruk meski sudah bertahun-tahun lamanya. Namun malamnya bisa saja lebih bur...