Volume 14 - He Run Away

222 34 17
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

Note : Makasih komennya di part sebelumnya. Kirain bakal milih ini di cut aja karena buat bingung hehe, gak taunya tetap jalan plus yang Twins di uploud 😊. Oke deh ditungguin aja ff Twinsnya, semoga bs diuploud sejalan sm ff ini 😆

HIDE AND SEEK
Part 14

⏰⏰⏰

Seoul, ibu kota dari negara Korea Selatan menjadi kota khusus negara. Kota yang memiliki wisata hiburan bagi kpopers luar negeri. Kota yang diberbagai sudut yang sering di explore untuk memancing turis berdatangan, terlihat bersih dan terawat. Namun, semua itu gambaran yang ada sebelum kondisi kota dilanda rasa ketakutan dengan munculnya makhluk-makhluk astral secara tiba-tiba.

Keterkejutan, kepanikan dan ketakutan menjadi sumber utama banyaknya terjadi tabrakan lalu lintas. Para pengemudi kendaraan yang hilang konsentrasi menubruk pengendara lain. Bukan hanya manusia saja yang memenuhi rumah sakit. Kendaraan pun banyak yang masuk bengkel. Aksi demo masyarakat terjadi di depan gedung pemerintahan.

Semua itu terangkum dalam berita pagi yang kini ditatapi Seokjin, dimana namja itu baru terduduk di atas sebuah kasur. Televisi flat itu bukan ia menghidupkan. Sejak bangun, televisi itu sudah menyambut paginya dengan berita. Seokjin melihat dirinya yang tidak mengenakan pakaian. Lalu ia yang hanya memakai celana pendek itu turun dari ranjang untuk beranjak ke bathroom. Agak linglung ia mencari sebab tidak mengenali ruangan.

Kenop pintu yang ditekan tidak membuat pintu terbuka. Dengan kata lain, ada orang berada di dalam bathroom. "Nuguseyo?" tanyanya sambil menggedor pintu. Tidak ada sahutan, ia menggedor pintu lebih kuat. Seokjin beralih ke nakas samping kasur untuk mencari tahu keberadaannya kini. "Hotel?" tanyanya dengan heran melihat kartu nama hotel tergeletak begitu saja.

"Yak!!! Nuguya!!" teriaknya lagi didepan pintu bathroom. Gedoran dipintu semakin kencang hingga kenop pintu ditekan dan pintu itu terbuka. Seorang gadis bertubuh mungil dengan pakaian kasualnya keluar dari sana dengan kepala tertunduk. Dilihatnya gadis yang sekiranya setinggi 155 cm, yang tampak kecil seperti murid SMP itu menunduk. Seokjin menatap gadis itu dengan mata melototnya.

"Nuguyeso?" tanya si pria tinggi 180 cm yang terlihat jadi lebih besar sebab gadis yang dihadapinya bertubuh mungil.

"Ahjusshi,"

"Siapa yang kau panggil ahjussi, usiaku belum cocok dipanggil ahjussi," Seokjin mengomel lalu tangan kanannya ditekan ke tembok untuk menghalangi gadis itu menghindar darinya. "Kau kenapa ada di kamar hotel ini juga?"

"Tidak ingat? Semalam ahjussi yang mengajakku ke sini,"

"Aku tidak......." Seokjin yang membantah terdiam sejenak lalu ingatannya berjalan mundur. Dimana si pelanggan yang sering terakhir pulang dari restoran mengajaknya minum soju. Tapi kemudian mereka pindah tempat dan beralih minum wiski untuk menghangatkan tubuh di malam yang dingin. Mereka mengobrol tentang kota yang menjadi aneh, membicarakan dunia sudah tua dan obrolan melantur lainnya. Mereka telah sama-sama mabuk.

Lalu........ingatan hanya berhenti sampai disana saja.

"Andwae!!! Tidak mungkin, aku melakukan itu sama pelajar?"

"Hah? Pelajar?" Jeon Boram terkejut dengan penyebutan status pelajar itu. "Berapa umurmu? 14? 15?" tanya Seokjin sambil memegangi kedua bahu gadis itu.

"Usiaku 25 tahun,"

"Tidak mungkin!!! Kau lebih tua dariku?!! Temanku bilang kau pelajar,"

"Itu pujian atau hinaan ya?" Boram tampak berpikir keras. Pasalnya, ia sudah terlalu sering dituduh siswi sekolah berumur 16 tahunan. Seokjin memalak kartu identitas gadis itu untuk membuktikan dan Boram segera mengambil kartu dalam tas kecilnya.

HIDE N' SEEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang