Volume 15 - B.A.E

217 32 14
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

HIDE AND SEEK
Part 15

⏰⏰⏰

"Mencari Seunggi itu, dimana? Di lubang semut mana dia sembunyi?"

Lee Joon berkacak pinggang sebelah sembari menatapi jalan Hongdae yang tidak lagi ramai seperti biasanya. Dengan mata jelinya ia mengamati wajah-wajah manusia yang berlalu lalang. Namun dikarenakan ia memiliki mata yang tidak biasa dari orang umum, bukan hanya wajah manusia saja yang dilihatnya.

Makhluk astral yang telah bercampur baur dengan manusia bisa merasakan aura mistisnya hingga beberapa berusaha menghindar darinya. Lee Joon kini menarik si makhluk astral yang memiliki niat mendorong orang didepannya ke jalan besar. Dipegangnya kepala makhluk itu, dibacakan mantra lalu berubah jadi asap. Orang yang hampir tertabrak tadi ditariknya ke tepi jalan.

Pria yang ditarik terkejut dan terjatuh ke aspal dengan tatapan takut ke arah pria berpakaian setelan hitam dengan jins dan jaket motor hitam melampisi kaos kuning. "Tolong jangan melamun ahjussi, kau tipe manusia mudah dirasuki," ujar Lee Joon dengan membuka sarung tangan kulitnya dengan giginya. Tangan kirinya masih tidak bisa digerakkan akibat terkena gigit salah satu makhluk astral. Yang tidak diprediksi bisa melukainya.

Pria yang ditolongnya makin ketakutan lalu lari menghindar. Sementara GO yang masih duduk diatas motor Rally Dakar memegangi kompas feng shui tembaga bakelite ditangannya dan beberapa kali menghela napas. "Karena banyaknya makhluk sejenis, susah mendeteksi keberadaannya, atau alat ini rusak," GO mengetokkan alat ditangannya ke stang motornya kencang. Lee Joon menatap hambar.

"Bukan alatnya yang rusak, kau saja yang bodoh tidak bisa memakainya," omel Lee Joon sembari merampas alat pendeteksi yang masih diketok GO. Ia mengamati jarum kompas yang bergerak kesana kemari lalu dengan kekuatan mistik yang dimilikinya, jarum kompas itu berputar cepat berlawanan arah hingga jarumnya mental.

"Alat sialan. Benda bodoh!!" Lee Joon emosi dengan membanting alat itu ke aspal lalu bertubi-tubi menginjak dengan sepatu. GO memegangi pundak kiri Lee Joon dan berkata ; "Hanya orang bodoh yang menganggap benda bodoh,"

Lee Joon jengkel lalu menyingkirkan tangan GO dari pundaknya. Kedua namja itu kemudian menoleh ke arah handphone seorang yang mengeluarkan suara anchor bahwa anggota parlemen siang ini memperdebatkan perlunya mengungsikan penduduk atau tidak ke kota lain lalu membiarkan kota Seoul hanya ditempati para cenayang, biksu dan pendeta yang bekerja sama hingga bisa menyelesaikan pekerjaan lebih mudah. Disisi lain, pejabat lain berpendapat bahwa akan sulit mendeteksi penduduk yang telah dirasuki dan pure manusia. Mengungsikan penduduk hanya akan menambah masalah jadi besar.

"Gimana menurutmu Joon?" tanya GO usai mendengar berita itu. Lee Joon yang ditanya berpikir keras lalu menghela napas berat. "Aku setuju penduduk diungsikan jadi untuk membasmi para makhluk yang jumlahnya lebih banyak jadi lebih mudah tapi kalau ada yang sudah kerasukan dan berpura-pura menjadi pure manusia, maka ini jadi masalah besar,"

GO menatap jengkel. "Aku menyuruhmu memilih, bukan kasih jawaban tidak konsisten begitu. Pantas saja kau mudah diputuskan pacar-pacarmu, plin-plan,"

"Eh, kita tidak sedang bicarakan masalah pribadi ya," tunjuk Lee Joon kesal. "Lagian para gadis itu mengaku takut aku bicara sendiri, tanpa tahu aku bicara sama makhluk halus,"

"Kasih tahu saja harusnya, sebelum diputuskan,"

"Sudah kok, tamparan mereka masih melekat diingatanku ini, puas kau dengar ini. Kau dan Seungho kan senang di atas penderitaanku."

HIDE N' SEEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang