Chapter 1

70.4K 6.1K 208
                                    

Vote and comment please.
BGM : Chungha - Gotta Go

***

"Maaf aku terlambat."

Hera Travoltra tau kalau dia akan terlambat pada pertemuan pembahasan tentang pasien yang akan ditanganinya, pagi ini.

Semalam dia terjaga sampai larut, salah satu temannya mengadakan pesta lajang menjelang pernikahan minggu depan, jadi dia sedikit berpesta sampai lupa waktu.

Dia baru sampai dirumah pukul empat pagi, nyaris mabuk, setelah behasil kabur dari seorang pria tidak dikenal yang mencoba membawanya ke salah satu kamar hotel terdekat di bar.

Untung supir ayahnya menelponnya saat itu. Kalau tidak, Hera sendiri tidak yakin akan berakhir dimana pagi ini.

Selera Hera sedikit sulit, pria biasa tidak akan pernah dia biarkan untuk menyentuhnya. Dia sangat pemilih, dan bahkan menetapkan dengan ketat tipe pria yang bersedia dia kencani.

Tampan, pintar, berkarakter, dan berkarisma.... wanita itu sangat tidak suka jika harga dirinya bisa melampaui pasangannya dalam segala sisi. Dia menginginkan pria yang bisa mengontrolnya, menuntunnya, dan membawanya ketempat seharusnya... bukan pria yang bersedia melakukan apa saja untuknya dan membuat harga dirinya terlihat semakin tinggi.

Dia wanita berpenampilan liberal dengan pikiran yang sedikit konservatif.

Hera memasuki ruang pertemuan itu dengan santai tanpa rasa bersalah, membuat beberapa orang yang memang tidak menyukai sikap apatis wanita itu menatapnya dengan desisan kesal.

Dia duduk ditempat duduknya dengan malas, mengeluarkan sebuah permen karet dari jas dokternya dan segera memakan permen itu tanpa mengindahkan tatapan orang-orang diruangan pertemuan yang masih diam menatapnya.

"Maafkan saya dokter Hera, tapi disini sedang ada pertemuan untuk pasien citò kardiovaskuler."

Satu-satunya dokter yang sedang berdiri saat Hera memasuki ruangan itu berkata padanya. Pria itu mungkin yang bertanggung jawab untuk presentase dalam pertemuan kali ini.

Hera mengangguk, "Aku tau."

Wajahnya tidak berubah, dia hanya mengangguk terlihat tidak tertarik.

"Lalu kalau boleh saya tau, apa yang sedang anda lakukan disini?" Tanya pria itu lagi.

Hera menoleh padanya dengan dahi berkerut, "Apa kau tidak lihat? Tentu saja untuk ikut rapat. Aku ikut dalam operasi ini."

Dia tidak habis pikir.

Suara desisan dalam ruangan itu berubah riuh. Sebagian tidak meyakini, sebagian mengeluh tidak rela satu tim dengannya, sebagian lagi mengumpat dengan marah.

Mereka berpikir, keberadaan wanita itu hanya akan menyulitkan mereka saja.

Hera menatap orang-orang dalam pertemuan itu dengan diam, dia tidak pernah menyukai berada dalam lingkungan orang-orang rumah sakit ini.

Reputasi buruknya menyebar terlalu cepat, setiap orang tiba-tiba berubah menjadi sosok manusia paling benar yang seolah berhak mengkoresi apa saja yang telah dia lakukan.

at: 12amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang