Vote and comment please.
BGM : Chungha – Stay Tonight***
"Maaf kami terlambat."
Ada sesuatu yang tertahan di dalam kerongkongan Hera ketika suara nyonya keluarga Aldarict terdengar olehnya.
Dia meremang, berharap seluruh panca indranya sedang tidak mengelabuinya karena saat ini dia benar-benar tidak percaya pada apa yang dia lihat di hadapannya.
Apa ini? Kenapa Sean ada disini? Di perjodohan yang ayahnya selalu ributkan?
Apa dunia sedang ingin bercanda dengannya?
"Kalista, Aldebaran."
Hera menggigit bibirnya kuat, dia mati-matian menahan mulutnya yang hendak tertarik untuk tersenyum lebar seakan punya kendali sendiri ketika kedua orang tuanya berdiri dari bangku dan menyabut keluarga Aldarict.
Dulu saat masih kecil, Hera sering mendengar orang-orang berkata bahwa hidupnya diberkahi oleh keberuntungan yang melimpah karena dia jarang sekali tidak mendapat apa yang dia inginkan.
Hera tidak pernah percaya.
Dia pikir semua itu omong kosong karena keberuntungan yang dia terima adalah hasil dari usaha yang dia lakukan, serta koneksi Ayah dan Bunda-nya.
Tapi saat ini, Hera menatap dengan mata kepalanya sendiri bahwa keberuntungan itu memang ada dan benar-benar terjadi, seolah sejak awal dia memang sudah diberkahi keberuntungan.
Hera masih ingat bagaimana wajah ayahnya saat menyuruh Hera menikah, mengatakan omong kosong tentang perjodohan, dan berdalih semua itu untuk kebaikan Hera sendiri, seakan Hera tidak tahu bahwa maksud ayahnya adalah agar Hera tidak mengusik dan merusak citra emas milik Sean—pria baik-baik yang dikenal setia dan hanya mencintai kekasihnya seorang.
Tapi Tuhan sedang berada dipihaknya, lalu mendadak skenario yang dia rencanakan jadi semakin menarik.
"Apa kalian sudah lama menunggu? Kami terjebak macet saat antri parkir di basement."
Irene Aldarict memeluk Kalista dan Aldebaran bergantian setelah menyapa. Suasana hatinya terlihat sangat baik, dia bahkan tidak berniat menurunkan atau menahan senyum lebar yang terang-terangan ada diwajahnya.
"Irene, Roan." Kata Kalista Travoltra, ikut tersenyum.
"Tidak lama, Hera juga baru sampai."
"Benarkah?"
Irene menoleh pada Hera yang masih duduk dibangkunya.
"Halo Hera, kita bertemu lagi." Sapanya.
Hera cepat-cepat menegakan diri, dia menatap nyonya keluarga itu dengan senyum simpul. Masih mencoba menahan diri dari euforia yang dia rasakan.
"Selamat malam nyo—"
"Tante." Irene tiba-tiba menyela.
"Kamu bukan bawahanku Hera."
Hera mengangguk, meski sedikit terkejut dia tetap melebarkan senyum dan setuju pada perkataan Irene.
"Tante dan Om Aldarict, selamat malam."
Irene dan Roan Aldarict terotomatis membalas senyumnya.
"Kamu cantik sekali malam ini. Tante khawatir putraku yang keras kepala itu jadi tidak bisa bernafas."
Irene mengerling, dia tidak tahan mengusik Sean yang diam saja sejak tadi di belakang mereka.
"Saya akan dapat masalah, kalau begitu." Hera ikut-ikutan menjawab.

KAMU SEDANG MEMBACA
at: 12am
RomanceDia menolak ku. Satu-satunya pria yang pernah menolakku, satu-satunya pria yang berani mendorongku menjauh.. satu-satunya pria yang sangat ku inginkan. Aku akan memilikinya. Sekeras apapun dia mendorong pinggangku untuk memisahkan ciuman ini, sekera...