Chapter 57

44.4K 4.3K 433
                                    

Vote and comment please.
***

          "Hera."

          Hera yang sedang melamun dan memikirkan sesuatu menjadi kacau mendengar seseorang memanggil dan mengintrupsinya pagi ini.

Dia berbalik dan menatap seorang wanita dengan balutan gaun hijau zamrud dan blazer putih memasuki ruangannya sambil membawa buket bunga lili putih di tangan.

"Aileen sudah di amankan."

Wanita yang merupakan istri Romeo Arvino itu kemudian mengambil tempat di sofa, meletakan buket bunganya di meja, duduk menghadap Hera dan sengaja tidak mengambil tempat dekat dengan Hera karena suasana hati wanita itu masih belum membaik sejak kejadian beberapa hari lalu.

"Dia di jatuhi hukuman dengan pasal berlapis karena tuntutan percobaan pembunuhan serta perampokan satu tahun lalu dan kasus kekerasan padamu kemarin. Romeo membuatnya pergi jauh dari kita hingga tiga puluh tahun ke depan." Jelas Qyra.

Hera tidak terlihat tertarik, dia lalu mengembalikan tatapannya pada buku tentang kehamilan yang sejak tadi berada di tangannya. Berusaha untuk membaca buku itu meski dia sama sekali tidak bisa fokus.

"Sean juga—"

"Good then." Hera dengan cepat menyela.

Benar-benar tidak ingin nama pria itu disebutkan saat ini.

Qyra menghembuskan napasnya pelan.

"Kau masih tidak mau bertemu dengannya?"

"Apa aku kelihatan mau?"

"Dia menderita, Hera."

"Kau pikir aku tidak?"

"Hera, berikan dia kesempatan."

Hera mendadak meletakan bukunya di nakas kemudian bersedekap, dia menatap Qyra dengan raut wajah kesal dan lelah yang tidak bisa dia tutup-tutupi.

"Aku sudah memberinya banyak dan aku tidak mau lagi." kata Hera.

Qyra menggeleng, "Kau membohongi dirimu sendiri."

"Itu lebih baik daripada berpura-pura bodoh dan mengharapkannya."

"Hera."

"Aku bukan wanita baik Qyra." Hera menghela.

"Kau tau apa alasanku menginginkan Sean? Aku berencana memberinya pelajaran karena telah meremehkanku dan menatapku rendah, hanya karena aku terlambat pada rapat di pertemuan pertama kami. I was playing around dan sama sekali tidak bepikir akan mengalami hal seperti ini."

"Dan ketika aku sadar, aku sudah terjebak dengan perasaanku sendiri. Menginginkannya, mendambakannya dan ingin memilikinya untuk diriku sendiri... lalu hal-hal obsesif seperi itu malah membuatku justru menyakiti diriku sendiri."

"Aku terjatuh padanya tapi dia tidak memberikan apa-apa."

Qyra tidak menunjukan bahwa dia terkejut dengan perkataan Hera barusan, dia hanya diam dan mendengarkan seolah dia tahu bagaimana rasa sakit yang sedang istri teman suaminya ini rasakan.

"Dia hanya menginginkan tubuhku, ketertarikan kami dan kenikmatan fantastis dari berciuman serta sex yang disuguhkan di depan matanya." Kata Hera, dia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat.

"Dia tidak memiliki perasaan apapun untukku."

Qyra segera menggeleng, "Itu tidak benar Hera, bagaimana bisa kau melihat Sean seperti itu? Dia jelas-jelas mencintaimu."

Hera tertawa masam, "Bagaimana bisa dia mencintai wanita yang dia bilang wanita murahan? Aku pikir, dia mungkin masih ragu tentang kejelasan ayah anak ini."

at: 12amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang