Epilogue (Private vers.)

88.4K 3.8K 190
                                    

Vote and comment please.
BGM : EXO - PLAYBOY

WARNING : 21+!
⚠️🔞🔞🔞⚠️
Don't be careless.
Read the chapters that only fits to your age!
***

"Apa anda mau saya membatalkan janji saya, dokter?" Suara bisikan dari orang yang sangat Hera kenal itu mengembun di lehernya.

Membuat wanita itu menghela karena sekarang orang itu telah memeluk pinggangnya dan menyandarkan tubuhnya pada tubuh atas Hera yang tidak tertutup apapun selain pakaian dalam.

"Anda kan sudah berjanji untuk makan siang setiap hari senin hingga rabu hanya dengan saya. Apa anda sudah lupa?" Kata Hera kesal.

Sean tersenyum dengan setengah bibirnya, "Tidak sayang, tapi tiga wanita itu yang memaksa. Mereka sedikit keras kepala belakangan ini, karena itu aku tidak punya pilihan."

"Kau membuat alasan."

"Aku serius, mereka akan menghubungiku setengah jam lagi."

"Kalau begitu pergi saja sana, aku tidak mau makan siang denganmu lagi."

"Kau yakin?" Sean mengecupi leher Hera tidak sabaran, tangannya mulai turun menuju celana kain milik Hera.

"Lepaskan aku."

"Tapi aku kelaparan."

Sean menarik wajah Hera untuk menghadapnya setelah itu, dia meraup bibir istrinya dengan rakus lalu tidak sadar telah membalikan tubuh Hera, mendorongnya pada dinding dan memperdalam ciuman mereka.

Hera tidak mengelak, dia justru melengguh, membalas ciuman Sean dengan sama tidak sabarnya. Mengalungkan tangannya pada leher Sean, memeluk bahu pria itu dengan erat dan mengambil lebih banyak dari ciuman panas mereka.

"Apakah boleh?" Bisik Sean, di sela-sela ciuman mereka.

Suaranya memberat, tergerus oleh hawa panas diantara mereka yang mulai menggila.

Hera mendengus, " Nanti kita jadi harus mandi."

Sean menarik pinggang wanita itu, menipiskan jarak yang ada diantara mereka, lalu menjatuhkan ciumannya pada rahang dan leher Hera. Menyesap dengan kuat, untuk menciptakan tanda kemerahan yang membuat Hera sama sekali tidak bisa berpikir.

"Tidak masalah, aku bisa memandikanmu."

Sean kembali mengangkat kepalanya, mencium bibir Hera lalu memiringkan wajahnya, menelusupkan lidahnya diantara ciuman mereka. Mencicipi dan merasakan mulut istrinya itu dalam kekuasaanya.

Sebelah tangan pria itu meluncur menuju perut Hera, naik menuju punggung belakangnya dan dengan gerakan yang cepat melepaskan kaitan bra—satu-satunya penutup tubuh bagian atas Hera dan menjatuhkan ke lantai.

Hera meremas rambut belakang Sean, sentuhan kulit dadanya yang telah polos pada baju operasi pria itu membuatnya meremang. Ciuman mereka menguat, pangutan lidah mereka menjadi lebih obsesif dan saling menginginkan satu sama lain. Tidak ada yang mau mengalah.

"Engh." Hera mendesah.

Sean memelankan ciuman mereka, mengerahkan wajahnya untuk menunduk, turun menuju leher, tulang selangka, kemudian berada di atas dada Hera. Lalu tanpa meminta izin, memasukan salah satu puncak dada Hera dalam mulutnya, membuat wanita itu tersentak dan kehilangan akal sehatnya dengan begitu tiba-tiba.

"Ah, Sean."

Hera menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, berusaha menahan suaranya merasakan kuluman keras pria itu pada payudaranya. Lidah Sean menyentuh dan mempermainkannya, mengirimkan sensasi kesemutan pada tulang punggungnya, hingga tidak sadar Hera telah membusungkan dadanya, meminta Sean melakukan hal yang lebih.

at: 12amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang