Chapter 49

45.9K 5K 697
                                    

Vote and comment please.
***

Hera baru saja berniat pulang ketika langkahnya mendadak terhenti di lorong kelas salah satu universitas pendidikan kedokteran yang sebelum ini pernah beberapa kali dia kunjungi.

Dia tersenyum girang saat menemukan sesosok yang begitu dia kenali tengah berdiri di luar pintu kelas magister semester dua, sepertinya baru menyelesaikan tugas mengajarnya, dan sedang menghubungi seseorang dengan wajah yang kelihatan kesal.

Hera kembali memajukan langkahnya, menepuk pundak sosok yang dia kenali itu dengan pelan kemudian menyuingkan senyum untuk menyapa.

"Apa saya boleh mengganggu waktu anda, profesor Kyle?" Kata Hera.

Sosok itu menoleh, mematikan sambungan telponnya dan langsung terkejut menemukan Hera sudah berdiri di belakangnya.

"Hera!"

Hardin Kyle reflek merentangkan tangan, menarik bahu wanita yang selalu menganggapnya hanya sebagai teman dekat itu, lalu membawanya masuk ke dalam pelukan eratnya.

Hera tertawa, "Long time no see."

Herdin melepaskan pelukannya dan menatap Hera dengan senyuman lebar.

"Aku merindukanmu."

"Kau selalu merindukanku." Kata Hera.

"Sudah lama tidak datang, kau kemana saja?"

"Ada sedikit masalah."

Hardin menghela, lalu menggenggam tangan wanita itu dan menariknya menuju salah satu bangku di taman dekat lorong kelas, kemudian duduk di sana.

"As usual, Hera." Kata Hardin.

Hera tersenyum simpul.

"You know me better, Hardin."

"Ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan di sini? Suasana hatimu tidak terlihat buruk hari ini. Kau tentu tidak datang ke tempatku, karena kesal dengan seseorang kan?" Tanya Hardin karena kedatangan Hera yang tiba-tiba setelah sekian lama tidak datang ke universitas ini.

"Aku mau mengambil program doktor." Jawab Hera.

Hardin mengerutkan dahi, meski tidak ada perubahan mencolok dari wanita ini setelah tidak lama bertemu selain kantung matanya yang semakin menghitam, tapi Hardin pikir dia baru saja mendengar suara muram dari wanita itu.

"It's good to hear that.. I guess? Apa kau sudah menentukan universitasnya?"

Hera mengangguk, "Hm. Aku akan kuliah disini."

Hardin terperanjat, "Apa?"

"Galaksi Kaenar, teman SMA-ku, ingat? Keluarganya yang punya yayasan universitas ini. Aku dengar program magister dan doktor-nya disini berakreditas A, jadi aku pikir lebih baik mendaftar disini saja."

"Aah.

Hardin bergumam dan menganggukan kepalanya tanpa bertanya lagi.

Dia kemudian tersenyum, tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuhkan tangannya pada rambut Hera, mengusap puncak kepala wanita itu kemudian menyelipkan beberapa anak rambut ke belakang telinga Hera.

"Pilihan bagus." Ujar Hardin.

Hera mengernyit, "Kenapa kau senyum selebar itu?"

"Karena kita akan sering bertemu saat kau kuliah. Selama ini kan kau tidak memperbolehkanku mendatangimu lebih dulu."

Hardin tertawa.

Hera mendengus, "Kau sudah punya istri Hardin."

Hardin nyaris terdiam.

at: 12amTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang