Vote and comment please.
***"M-maaf dokter.."
Seorang perawat dari pintu masuk ruangan, terdengar begitu gemetar.
Dia segera berjongkok, cepat-cepat menurunkan tatapan terkejutnya dan mengambil baki serta alat-alat medis steril yang sudah dia jatuhkan dengan tergesah.
Jantungnya berdegup kencang.
Dia baru saja menangkap basah kedua orang yang selama ini selalu terlihat bermusuhan, saling membenci, dan saling mengabaikan, berada dalam situasi yang begitu dekat.
Begitu intim dan panas, yang bahkan membuat perawat itu tidak tahu bagaimana harus tidak berburuk sangka melihat kedekatan mereka berdua.
Sampai detik ini, perawat itu selalu menganggap pria kaku seperti Sean, sampai akhir hanya akan mencintai kekasihnya karena kabar yang memberitakan kisah romansa pria itu terdengar sangat menakjubkan.
Dia sama sekali tidak menduga bahwa akan ada saatnya Sean terjatuh pada wanita seperti Hera— wanita yang pernah mencemarkan nama baiknya, sekaligus wanita yang paling sering dia tentang—dan terlibat dalam hubungan yang harus disembunyikan seperti ini.
Perawat itu menggigit dalam mulutnya.
Meski dia sedang ketakutan setengah mati, namun entah kenapa dia merasa senang telah menjadi yang pertama mengetahui hal yang Sean dan Hera sembunyikan selama ini.
Dia akan mengatakan berita ini pada semua orang, dia akan menggemparkan rumah sakit, dan semua orang akan sama terkejutnya dengan apa yang dia alami sekarang.
"M-maaf dokter, saya benar-benar tidak tahu kalau—"
"Keluar."
Perawat itu mendongak, benar-benar terkejut mendengar suara Sean yang baru pertama kali dia dengar menggeram begitu kesal.
"M-maaf dok?"
"Keluar sialan!"
Perawat itu semakin syok, Sean yang sudah turun dari ranjang periksa dan sedang menatapnya tidak senang terlihat sangat menakutkan.
Jauh sekali dari kesan tenang dan cuek yang bisa pria itu tunjukan, hingga perawat itu cepat-cepat bangkit, menunduk takut dan keluar dari ruangan kerja dokter Anne dengan tergesah.
Hera di samping Sean langsung menghela nafas.
Dia mengusap wajahnya untuk menyadarkan diri.
Barusan, untuk sesaat, dia membiarkan keinginannya menguasai akal sehatnya. Membuat dia terjatuh, lagi, dan lagi... seakan untuk Sean dia tidak akan pernah cukup untuk sekali terjatuh.
Egonya semakin tidak sehat. Hera semakin menginginkan Sean, seutuhnya, tanpa mau memikirkan batas ataupun larangan yang tidak boleh dia lewati sama sekali.
Hera benar-benar tidak bisa membiarkan apa yang telah menjadi miliknya berlari menjauh, menghindarinya, dan keluar dari jangkauan matanya.
Karena sejak awal... Hera sudah memutuskan, tidak akan berpikir dua kali untuk membuat pria itu dalam masalah besar, jika dia berniat meninggalkan Hera setelah memberikan perasaan menyusakan ini padanya.
Hera beranjak dari ranjang, mengambil ponsel dan tas kecilnya dari atas nakas dan menoleh pada Sean yang masih terlihat berdiam diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
at: 12am
RomanceDia menolak ku. Satu-satunya pria yang pernah menolakku, satu-satunya pria yang berani mendorongku menjauh.. satu-satunya pria yang sangat ku inginkan. Aku akan memilikinya. Sekeras apapun dia mendorong pinggangku untuk memisahkan ciuman ini, sekera...