Part 22

1.8K 211 8
                                    

Minta update, aku kasih update

Baca pelan-pelan,  kalo masih kurang paham baca part sebelumnya. 

Happy reading...





"Mau sampai kapan kau disini?" Tara tersenyum penus rasa kesabaran, nyatanya hatinya bergemuruh panas mendengar pertanyaan ketus dari ayah tiri Vanilla.

Vanilla menghentikan langkah kakinya saat menuju dapur. "Tenang saja. Aku tidak akan tinggal selamanya di rumah ini."

"Kau telah membuat banyak penderitaan bagi Yelena. Dia tidak berhenti mencarimu selama bertahun-tahun. Lebih baik menghilang saja, tanpa usah kembali kesini. Merepotkan." Sahut Ronald dengan pandangan kelam.

Sejenak Tara menatap ayah tiri Vanilla. Kemudian kembali berjalan ke ruang dapur untuk membuat seteko air panas untuk membuat kopi. "Kau tampak sangat mencintai ibuku."

"Aku sangat mencintainya."

"Tapi kau tidak mengerti hatinya. Apakah itu disebut dengan cinta? Aku tidak melarangmu untuk membenciku dan tidak marah padamu karena sudah mengusirku empat tahun yang lalu dari rumah ini. Hanya saja aku paham jika kau tipe pria yang senang bertindak egois dan arogan untuk kepentingan sendiri." Ujar Tara. Ingatan masa lalu Vanilla menerpanya. Dulu Yelena adalah kekasih Ronald, namun timbul masalah terjadi di hubungan mereka dan menyebabkan mereka berpihsah. Ronald masih sangat mencintai Yelena, lalu berniat untuk memperbaiki hubungan mereka. Sayang sekali ternyata Yelena dihamili oleh pria bejat hingga terjebak dalam pernikahan yang buruk. Maka dari itu Ronald benci atas kehadiran Vanilla. Kisah yang tragis.

"Kau mau aku potongkan buah apel sampai menunggu sarapan selesai dibuat?" Tara tersenyum.

"Yelena yang malang, seharusnya aku tidak membiarkan dia melalui itu semua."

Tanpa sadar Tara tersenyum kecut. Orang temperamen seperti Ronald dapat lemah karena jatuh cinta pada wanita. 

"Aku sudah dewasa, kurang lebih aku paham bagaimana perasaanmu. Aku juga mencintai ibuku, aku memutuskan pergi dari sini bukan karena kau mengusirku tapi aku ingin ibuku bahagia. Sebisa mungkin aku menyembunyikan penderitaanku, mencari keputusan terbaik tanpa meninggalkan kepedihan. Tapi begitulah manusia, dia ditakdirkan untuk disakiti supaya tau indahnya bentuk kasih sayang. Aku menjauh supaya ibu semakin menyayangiku, merindukanku, mencintaiku bahkan sampai tak bisa hidup tanpaku. Aku sengaja membuatnya menderita supaya dia tau bahwa aku adalah anak perempuannya yang berharga. Begitu juga denganmu. Tuhan membuatmu dipenuhi penyesalan supaya rasa cintamu pada ibuku semakin bertambah."

Usai mengatakan itu kemudian Tara membuat secangkir kopi untuk Ronald. Dan untuk pertama kalinya pria itu mau duduk di kursi makan yang seruangan dengan dirinya tanpa rasa terpaksa. 

"Aku membawakan oleh-oleh untukmu. Karena itu hadiah sederhana. Aku takut kau memasang wajah cemberut, maka dari itu semalam aku memberikannya pada ibu supaya disampaikan padamu."

"Di New York kau mendapatkan pekerjaan apa? Studimu terputus sebulan sebelum waktu kelulusanmu."

"Apa saja aku kerjakan, supaya dapat membayar biaya apartemen kumuhku. Tapi bulan ini aku memutuskan untuk beristirahat dan memilih pekerjaan yang ringan. Aku mendapatkan tawaran menulis novel atau bisa disebut ghost writter. Menjadi penulis sementara karena pengarangnya mengalami kecelakaan." Kata-kata terakhir Tara terasa canggung, akhirnya Tara dan Ronald hanya berbincang hal ringan.  Seperti membahas perihal suasana kota New York dibandingkan dengan desa terpencil di tempat ini.  Isu terbaru tentang dunia sampai sarapan usai dibuat dan Yelena keluar dari kamar sebab mendengar ada pembicaraan hangat yang sayang untuk dilewatkan.

Smooth & Tasty Vanilla [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang