-Part 37-
Selang waktu berlalu, Tara yang biasanya menghabiskan waktu dengan terbaring di ranjang membaca novel atau komik secara online. dan sering memesan makanan melalui online atau sesekali ke toko makanan terdekat hanya membeli air mineral, roti dan sosis instan. Dia juga tampak semeraut tanpa terlihat pernah mandi.
Kini dia harus bangkit. Ia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit tempat tubuhnya di rawat. Hal ini mengharuskan dia bersih-bersih.
"Vanilla. Apa kau perlu bantuan?" seru Kettie teman seapartemen Vanilla. Tara benar-benar lupa tentang wanita itu, mungkin di awal cerita hanya sekelibat dia muncul.
Kettie mengintip kamar Vanilla yang kacau berantakan membuat dia mendelik merasa asing dengannya. Perabotan di kamar Vanilla sedikit dan selalu rapih. Dia benar-benar pensaran apalagi hingga kinip Vanilla belum menceritakan apapun kondisi dia selama pergi tanpa meninggalkan jejak lalu kembali dalam kondisi babak belur.
Kettie hanya menebak bahwa Vanilla mendapatkan kekerasan dari pacarnya.
"Aku tidak seperti apa yang kau duga-duga." Celetuk Tara seketika membuat Kettie menjadi canggung.
"Ada orang gila menculik dan ingin menghabisiku." Tara menjawab enteng sambil melepaskan kemejanya dengan satu tangan. Tanpa pikir panjang Kettie segera membatu sehati-hati mungkin.
"Alasanya apa? Apa kau berbuat salah padanya?" Kettie melirik raut wajah Vanilla untuk menerka.
"Maaf, aku tidak bisa menceritakan itu sekarang. Tetapi kau tak perlu kahwatir untuk sementara waktu semua terkendali." Lebih baik Tara berterus terang agar Kettie berhenti mengganggunya.
"Aku akan percaya padamu." Kepala Kettie mengangguk cepat. Kemudian dia membawa sebaskom air bersih lalu menyeka tubuh Vanilla perlahan. Terdapat luka aneh dengan sepuluh jahitan yang ngeri di tulang selaka kanan. Wajahnya juga membengkak di bagian pipi dan pelipis.
Kettie cekatan mengoleskan cairan povidone ke luka jahitan serta mengoles gel dingin daerah bengkak.
"Kau harus sering mengganti perbanmu supaya tidak infeksi. Tidak perlu sungkan untuk meminta tolong padaku. Karena selama ini kau yang selalu membantuku." Kettie mengusap puncak kepala Vanilla.
"Aku belum pernah membantumu apapun." Menjadi berbeda jika dia seutuhnya Vanilla.
"Kau pura-pura lupa? Kau yang menggantikanku tidur dengan pria asing. Kau menyelamatkanku di saat aku sangat ketakutan dan membuat masalah besar," ujar Kettie melengos berat.
"Apakah itu penting?" Tara mencoba tak terkejut.
"Kita sudah berteman sejak masa sekolah. Walaupun awalnya kita kurang dekat. Aku terlilit hutang dan harus menggadaikan tubuhku demi uang. Aku menangis ketakutan di hadapanmu, lalu kau mencoba menggantikanku."
"Siapa laki-laki itu?" Sebenarnya Tara sudah memiliki dugaan.
"Aku tidak tau. Kaulah yang selalu tutup mulut setiap kali aku menyinggung perihal itu. Aku bersalah. Aku minta maaf." Pandangan Kettie menunduk sambil meremas kedua tangan Vanilla.
Tara menyadari sebuah keganjilan. Ia kira Kettie adalah sebatas teman satu apartemen Vanilla dan bertemu ketika Vanilla lepas kontrak dari Morrow. Lalu apa alasan Vanilla untuk menolong sampai seberani ini?
Membantu teman menggantikan sebagai wanita simpanan? Bukankah konflik cerita tersebut tidak berkualitas, jelek dan mainstrem? Lalu keuntungan apa yang bisa di dapatkan Vanilla setelah semuanya dia korbankan selain dia memperoleh penderitaan jiwa dan raga.
Sekali lagi Tara menarik napas sedalam-dalamnya. Dia harus dalam kondisi stabil untuk menerima segala informasi terbaru. Terutama ia tidak mendapatkan ingatan Vanilla di poin penting lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smooth & Tasty Vanilla [End]
Romance"Pukul satu dini hari, sehari setelah perayaan tahun baru, terjadi sebuah kecelakaan beruntun di sebuah persimpangan Hotel Dupont City, hingga nyaris menewaskan seorang wanita bernama Tara Lipinski berusia dua puluh lima tahun. Berita acara meliput...