Part 32

1.5K 169 20
                                    


Lagu balad Scarborough Fair memiliki latar Britania Raya, dimana potongan lagunya terdapat simbolis kata Parsley, Sage, Rosemary, Thyme yang menjelaskan tentang kesehatan, kekuatan, cinta sejati dan keberanian.

......

Diri Morrow akhirnya terbangun, dia sudah tidak sadarkan diri selama tiga jam penuh di ruang IGD dan yang menemukan Morrow pingsan adalah seorang perawat yang ingin mengontrol kondisi Tara Lipinski.

Tangan Morrow mendapatkan sebuah  infusan bahkan perawat juga memasangkan alat bantu pernapasan. 

"Kata dokter, kau tiba-tiba mengalami serangan jantung. Aku melihat dokter mencoba melakukan penanganan darurat." Tukas Henry yang sedang duduk di samping ranjang Morrow. Henry kaget mendapatkan panggilan telepon dari rumah sakit bahwa kakaknya sempat melewati masa kritis.

Morrow mengerutkan kening, kepalanya masih pusing dan akan semakin parah bila dia berusaha bergerak.

"Aku tidak mengatakannya pada mommy. Sebenarnya ada apa denganmu? Apa kau mengidap penyakit berbahaya?"

"Tidak." Seru Morrow sambil melepaskan alat bantu pernapasan yang menurutnya cukup mengganggu.

"Aku akan panggil dokter untuk mengecek kondisimu." Henry bergegas keluar, ia pun memanggil dokter yang menangani kondisi Morrow sejak pertama. Jujur Henry selalu prihatin dengan kehidupan kakaknya. Banyak beban berat yang harus ditanggung oleh Morrow meskipun waktu itu usianya terbilang muda untuk masuk ke penjara hina. Hingga kini Henry tidak percaya kakaknya pernah melakukan pembunuhan karena Morrow adalah orang baik meski sedikit pengecut.

"Kau perlu melakukan beberapa pemeriksaan lab untuk meninjau lebih kondisi anda." Dengan maksud lain Morrow harus tertahan di rumah sakit lebih lama lagi.

Tubuh Morrow masih kepayahan, ia berkeringat dingin serta demam. Namun dia merasakan firasat tidak enak. "Bisa kau ambilkan ponselku?"

Henry mengaktifkan ponsel Morrow yang sempat mati kemudian memberikannya pada Morrow. "Aku akan membeli makan. Bisa aku tinggal sebentar?"

"Ya." Jawab Morrow tanpa melihat kepergian adiknya.

Terdapat sejumlah panggilan telepon tak terjawab dari Thomas, Vanilla dan Darcy Giovinco. Ditambah lagi terdapat pesan singkat Darcy yang mengatakan, 'wanitamu menghilang dan seisi rumahmu telah dibantai'.

Morrow tak bisa berkutik membaca informasi yang dikirim tiga jam yang lalu. Dia telah melewatkan kejadian penting. Morrow menghela napas berat, dia sangat marah luar biasa. Segera dia menghubungi Darcy Giovinco.

"Bisa kau menyuruh seseorang untuk menjemputku?" Suara Morrow terdengar berat, dia bangun dari ranjang rumah sakit lalu melepaskan infusan. Sebisa mungkin Morrow melangkah keluar ruang IGD.

"Aku akan kirimkan beberapa bawahanku."

"Terima kasih." Morrow mematikan ponsel sepihak. Kemudian dia menaiki lift menuju lantai dimana ruangan inap Tara Lipinski berada. Morrow butuh melihat wanita itu sekali sebelum dia pergi dari tempat ini.

Ponsel Morrow berdering tetapi ia abaikan. Pandangan Morrow jatuh pada wajah Tara Lipinski, "aku akan mengakhiri cerita ini Tara. Kau tidak perlu khawatirkan apapun." Lalu Morrow mencium kening Tara cukup lama. Dia sudah mengetahui segalanya. Kenangan mengerikan yang seharusnya tidak ia lupakan.

"Aku mencintaimu Tara. Bukankah Vanilla hanyalah bagian dari tokoh fiksi yang kau buat. Dan kau tidak pernah melakukan kesalahan dalam pembuatan cerita." Bisik Morrow di telinga Tara. Morrow perlu percaya jika Tara belum pantas mati sekarang. Misalkan itu benar terjadi, Morrow akan menjadi saksi bahwa Tara bisa memuncul di kisah lainnya.

Smooth & Tasty Vanilla [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang